BAB 1
PENDAHULUAN
Perusahaan
pelayaran di tuntut untuk memberikan pelayanan kepada awak kapal sesuai dengan
seiringnya perkembangan teknologi untuk memenuhi kebutuhan di atas kapal. Upaya
tersebut telah terwujudkan dengan penggunaan teknologi di atas kapal.
Sehubungan
dengan hal tersebut tidak menutup kemungkinan bahwasannya sistem pengoperasian
dan perawatan Fresh Water Generator mempunyai peranan penting untuk memproduksi
air laut menjadi air tawar supaya di atas kapal tidak kekurangan air tawar.
Sering
kita jumpai di atas kapal pada saat kapal dalam perjalanan jauh dan anchorage
dalam waktu yang lama sering terjadi kekurangan air tawar yang menyebabkan di
batasinya pemakaian air tawar ke akomodasi untuk keperluan sehari- hari awak
kapal.
Peranan
dari Fresh Water Generator atau sering kita sebut evaporator yaitu untuk
mengubah air laut menjadi air tawar dengan proses penguapan yang di ambil dari
panas pendingin air tawar motor induk dan di alirkan ke dalam pipa evaporator
untuk memanasi air laut yang ada di dalamnya sehingga terjadi penguapan.
Oleh
karena itu penullis menyusun laporan praktek berlayar ini dengan judul ”PENGOPERASIAN
DAN PERAWATAN FRESH WATER GENERATOR”, yang di peroleh selama menjalani
praktek berlayar di MT. REOLA RIBKA pada perusahaan
PT. MARGO INDONESIA SERVICESTAMA
Adapun
jenis dari Fresh Water Generator itu ada 2 macam yaitu:
1.
Tekanan
rendah
Dimana media pemanas
menggunakan air panas dari main engine jacket cooling water
Keuntungan:
Ø
Tidak
perlu ketel (penyediaan uap tekanan tinggi).
Ø
Karena
temperatur rendah maka pembentukan kerak kurang.
Ø
Mudah
perawatannya.
Ø
Biaya
perawatan dan pengoperasian murah karena mengambil panas air pendingin motor
induk.
Kekurangan:
Ø
Karena
titik didih rendah berarti bakteri tidak semuanya mati.
Ø
Perlu
zat pembunuh bakteri (sterilizer).
Ø
Hanya
bisa memproduksi saat main engine beroperasi.
2.
Tekanan
tinggi.
Dimana media pemanas
adalah uap langsung dari ketel.
Keuntungan:
Ø
Panas
yang di hasilkan maksimal.
Ø
Pada
saat main engine tidak beroperasi dapat memproduksi air tawar.
Ø
Tidak
mengganggu sistem pendingin main engine.
Kekurangan:
Ø
Dalam
instalasi seperti pembentukan kerak- kerak pada pipa evaporator (sulit untuk
mempertahankan jumlah kapasitas penguapan) maka shell dan pipa evaporator perlu
di bersihkan dengan perhatian yang khusus.
Ø
Biaya
perawatan dan pengoperasian cukup mahal karena untuk menghasilkan uap yang
sempurna, membutuhkan pembakaran yang sempurna dengan menggunakan bahan bakar.
Di sini taruna akan membahas tentang Fresh Water
Generator jenis tekanan rendah karena di kapal taruna praktek menggunakan jenis
ini.
BAB
II
SHIP’S
PARTICULARS
OWNER: BUKUM ISLAND
SHIPPING CO PTE LTD,
152 BEACH ROAD GATEWAY
EAST # 07 – 05, SINGAPORE 189721
SHIP’S
NAME: LEOPOLD SCHULTE
LIMA, ECHO, OSCAR, PAPA, OSCAR,
LIMA, DELTA,
SIERRA,
CHARLIE, HOTEL, UNIFORM, LIMA, TANGO, ECHO
CALL
SIGN: S6EB5
NATIONALITY: Singapore
REGISTRY: Singapore
OFFICIAL
NO: 393198
IMO
NO: 9403413
SHIP
BUILDER: Guangzhou Wenchong Shipyard
SHIP’S
HULL NO:
GWS 334
KEEL
WAS LAID: 23-Mar-07
DELIVERY
DATE:
24-Jul- 07
|
||||||||||||||||
CLASS: DNV 1A1 Container Carrier
ICE-C
DG-P E0 NAC-0 BIS
GROSS
TONNAGE: 18 321
LENGTH
OVERALL: 175.00 m
CONTAINER
CAPACITY: 1740
TEU
NET
TONNAGE: 10 392
LENGTH
BPP:
165.00 m
BREADTH
(MOULDED): 27.40
m
SUMMER
DRAFT: 10.90 m
SUMMER
DISPLACEMENT:
32 070.6 mt
SHIP’S
LIGHT WEIGHT: 8
846.5 mt
MAIN
ENGINE POWER: MAN B&W 7S60MC-C;
16660KW (22341HP)
MCR: 22341 x 105 RPM
NCR: 21447 x 101 RPM
DEPTH
(MOULDED):
14.30 m
FREEBOARD
SUMMER: 3.433 m
DEAD
WEIGHT: 23
224.1 mt
MAX.HT.FROM
KEEL: 50.70 KW
BOW
THRUSTER: 900
KW
MMSI
NO: 565503000
INMARSAT
F:
Voice (Bridge):
761145042
Voice (Cap. Office): 761145043
Fax:
761145044
INMARSAT
C: IMN C(1) 456500031
IMN
C(2) 456500032
|
||||||||||||||||
PARTICULAR OF
FRESH WATER GENERATOR
![]()
Gb 1. Lay out Fresh Water Generator di dalam engine
room.
![]() ![]()
Gb 2. Bagian depan dan belakang
dari Fresh water Generator
|
BAB III
PENGOPERASIAN
DAN PERAWATAN FRESH WATER GENERATOR
A.
Prisip
kerja Distiller.
1.
Pemindahan
Panas.
Panas akan mengalir
dari bagian cair yang bersuhu tinggi ke cairan bersuhu rendah, besarnya
pemindahan panas tergantung dari:
a)
Perbedan
suhu antara bahan yang memberi dan bahan yang menerima panas.
b)
Luas
permukaan dimana panas mengalir.
c)
Koefisien
penghantar panas dan bahan-bahan yang di lalui oleh panas.
2.
Penguapan
dan Pengembunan.
Bila panas di berikan
pada cairan dan terus ditambahkan maka suhu cairan akan naik hingga suatu titik
yang disebut titik didih dan bila sudah mencapai titik tersebut masih diberikan
panas maka cairan akan mendidih dan menguap. Apabila kemudian uap tersebut
dikumpulkan dan di beri pendingin akan terjadi penyerapan panas dari uap ke bahan
pendingin dalam suatu proses pengembunan, uap akan kembali menjadi wujud cair.
3.
Pengaruh
Tekanan terhadap suatu suhu titik didih.
Pada tekanan udara 1
atmosfer air akan mendidih pada suhu 100º C, bila tekanan naik maka suhu titik
didihnya juga naik, demikian juga sebaliknya. Air pendingin motor induk yang
masih tinggi suhunya dimanfaatkan sebagai pemanas pada evaporator, karena pada
ruangan ini tekanan dikurangi ( 0.65 – 0.75 cmHg ) dengan suhu antara 65º - 75º
C air akan mendidih maka terjadilah pembentukan uap dan mengalir ke kondensor
untuk didinginkan dengan menggunakan sea water. Pada saat terjadinya penguapan
akan mengakibatkan kenaikan kadar garam pada sisa air laut yang tidak sempat
menguap dalam Evaporator yang di sebut gas brein dan untuk menjaga terjaminnya
batas-batas keadaan kadar garam evaporator di lengkapi dengan ejector brein
untuk membuang kenaikan brein tersebut sedangkan kondensat yang terjadi dalam
kondensor oleh pompa kondensat di alirkan ke tangki air tawar.


Gb
1. Proses sirkulasi pada Fresh Water Generator
B.
Istilah-istilah.
Di dalam suatu
pesawat Fresh Water Generator terdapat beberapa macam alat bantu yaitu:
1.
Evaporator
Alat ini terletak didalam pesawat Fresh Water
Generator bagian bawah dan mempunyai bentuk pipa kecil dimana media pemanas
yaitu dari air tawar pendingin mesin induk berada didalam pipa dan air laut
sebagai media yang akan di panaskan berada di luar pipa.
2.
Deflector
Alat ini terletak di atas evaporator yang berfungsi
untuk menahan percikan-percikan air laut yang mendidih sehingga percikan
tersebut tidak ikut bersama uap.
3.
Demister
Alat ini terletak di dalam evaporator shell dibawah
condensor sebagai saringan uap yang terbuat dari anyaman monel.
4.
Condensor
Terletak di atas deflector, bentuknya seperti cooler
yaitu pipa-pipa kecil yang didalamnya mengalir air laut yang berfungsi mengubah
uap menjadi titik air sehingga menghasilkan air distilasi.
5.
Air
ejector
Mempunyai bentuk seperti kerucut yang berfungsi
menghisap udara yang berada dalam ruang pemanas dan didalam ruang pengembunan
untuk di vacumkan sehinga terjadi hampa udara.
6.
Ejector pump
Berada di luar pesawat Fresh Water Generator, alat ini
berfungsi untuk memompa air laut sebagai keperluan dari ejector udara yang digunakan
untuk proses pemvacuman dan menghisap air laut untuk di produksi menjadi air
tawar.
7.
Distilate
pump
Berfungsi untuk menghisap air distillate atau air
sulingan yang sudah terbentuk dari condensor kemudian di pompakan ke
tangki-tangki pengisian air tawar.
8.
Evaporator
shell
Terletak diantara evaporator dan condensor. Berfungsi
sebagai ruang penguapan setelah terjadi pevacuman.

Gb 2. Bagian bagian dari Fresh Water Generator
Keterangan:
Motor for fresh water pump = Distillate pump.
C.
Proses
Pengoperasian Fresh Water Generator
Pesawat ini di
jalankan pada saat kapal dalam perjalanan laut lepas, sebab pada saat olah
gerak temperatur air pendingin mesin induk selalu berubah-ubah dan juga tidak
dijalankan pada area laut yang dangkal atau di area yang tercemar limbah karena
akan mengakibatkan pengisapan lumpur dan kurangnya steril air tawar yang di
hasilkan.
Adapun proses
pengoperasiannya sebagai berikut:
1.
Buka
kran pendingin air laut outlet dan inlet pada condensor.
2.
Buka
kran isap dan tekan, dan juga overboard discharge valve dari ejector pump.
Kemudian jalankan ejector pump.
3.
Buka
feed water valve untuk supply air laut keruang evaporator. Jumlah supply air
laut yang masuk dapat di lihat pada compound gauge dengan di tandai garis biru
(0.4 – 0.6 kg/cm2 = 0.04 – 0.06 Mpa)
4.
Jika
vacum dalam separator shell menjadi 90%, buka inlet dan outlet untuk jacket
cooling water pada evaporator serta by passnya. Kran inlet dari M/E jacket
cooling water menuju evaporator harus dibuka pelan-pelan agar tidak terjadi
overheated secara mendadak
5.
Jika
vacum dalam separator shell terlalu tinggi segera buka kran lubang udara (air
vent cock) untuk menurunkan vacum.
6.
Start
distillate pump. Jika distillated fresh water terlihat pada sight glass pipa
isap distillate pump, buka kran tekan pada distillate pump dan buka kran cerat
pada pompa untuk membuang angin pada sytem, kemudian atur tekanan air yang di
hasilkan (normal pressure = 1.4 – 2.2 kg/cm2 atau 0.137 – 0.216
Mpa).
7.
Switch
On salinity alarm untuk mengecek ppm air tawar yang di hasilkan, normal 2 ppm.
Bila terjadi alarm segera posisikan switch off agar air yang didalam pipa
outlet distillate pump yang menuju tangki air tawar tidak terhisap oleh eductor
kemudian lakukan untuk mencapai harga air 2 ppm dengan sedikit mengurangi debit
aliran feed water kedalam ruang evaporator. Pertahankan suhu dalam evaporator
shell 46º - 48º C untuk hasil distillate yang sempurna. Catat angka yang
tertera diflow meter air dan catat pula waktunya pada saat itu.
8.
Selesai

Gb 3. Proses aliran
air laut dan air tawar dalam proses Fresh Water Generator.

Gb
3. Instalasi pada proses pembuatan air tawar pada Fresh water Generator.
Keterangan:
Hijau:
Air laut
Biru:
Air tawar
Pink:
Uap air
D.
Kegiatan setelah Fresh Water Generator
beroperasi
Yang perlu di
perhatikan dalam memeriksa keadaan pesawat Fresh Water Generator pada saat beroperasi adalah:
1.
Manometer
tekanan pada pompa ejector 4 – 5 kg/cm2
2.
Temperature
inlet dan outlet water heating atau pemanasan titik normal perbedaan
temperature antara 8 – 10ºC. Jika temperatur sea water inlet 75ºC, outlet 66ºC.
3.
Temperature
inlet dan outlet air laut pada condensor. Normal perbedaan temperatur antara 8
- 10º C. jika temperature sea water inlet 29ºC dan outlet 38ºC.
4.
Manometer
tekanan pada pompa distilasi pada 1.4 – 2.2 kg/cm2
5.
Kadar
garam pada salino meter 1 – 2 ppm
6.
Kapasitas
air tawar yang di produksi yaitu pada flow meter dan pada tangki air tawar,
guna untuk mengetahui jumlah produk yang dihasilkan dalam satu hari dan ini
pula dapat di jadikan pedoman untuk melakukan maintenance karena bila tidak sesuai dengan
ukuran normalnya maka dapat di simpulkan bahwa adanya kerusakan atau penurunan
fungsi dari komponen- komponen.
7.
Mengecek
kebocoran-kebocoran air pada pompa dan kebocoran udara pada bagian-bagian Fresh
Water Generator.
8.
Menambahkan
zat kimia vapitreat sebanyak 500 ml yang di campur dengan air sebanyak 30 liter
di dalam tabung tersendiri.
Hal ini bermaksud
agar tidak membahayakan kesehatan dalam pemakaian zat kimia yang berlebihan.
Untuk pemakaian
campuran zat kimia tersebut ke dalam aliran feed water yang menuju ke
evaporator sebanyak 300 ml.
Pemakaian zat kimia
ini selain bermaksud untuk memaksimalkan proses penguapan juga untuk mengurangi
kandungan bakteri di dalam air tawar yang di hasilkan.
9.
Pemeriksaan
kandungan PH di dalam air tawar yang di hasilkan selalu di cek rutin setiap
satu minggu sekali dengan menggunakan kertas indikator PH dengan ukuran 7- 8.
E.
Proses
Menghentikan (stop)
Pesawat ini dihentikan
pada saat tanki air tawar sudah terisi penuh semuanya atau pada saat memasuki
area laut dangkal maupun area yang tercemar limbah.
Adapun proses
menghentikannya sebagai berikut:
1.
Tutup
kran masuk dan keluar pada jacket cooling water main engine, serta kran by
passnya.
2.
Matikan
distilled pump untuk penghentian supply air tawar ke tangki penampungan.
3.
Matikan
salinometer.
4.
Matikan
ejector pump untuk menghentikan supply air laut.
5.
Buka
katup udaranya.
6.
Tutup
kran isap dan discharge valve pada ejector pump.
7.
Tutup
kran overboard untuk brine ejector.
8.
Catat
angka pada flow meter dan waktu mematikannya.
9.
Selesai.
F.
Gangguan
yang timbul pada bagian-bagian Fresh Water Generator.
1.
Terjadinya
penyempitan dalam ejector.
Ejector merupakan pesawat yang di pergunakan untuk
memindahkan udara atau gas-gas yang tidak dapat di kondensasikan dari tempat
vacum. Dimana air yang tertekan dialirkan melalui sebuah nozzle yang ada dalam
ejector dan mengakibatkan air yang keluar dari nozzle mempunyai kecepatan besar
sehingga udara serta gas-gas yang tidak dapat di kondensasikan dari tempat
vacum dalam semburan air yang berkecepatan tinggi. Air yang digunakan disini
adalah air laut di mana air laut itu masih mengandung kotoran-kotoran yang
terhisap oleh pompa sehingga bila di biarkan secara terus menerus akan
mempersempit aliran ejector, ini jelas berpengaruh terhadap kevacuman didalam
ruang evaporator shell. Ejector akan bekerja pada saat tekanan airnya tinggi,
maka dengan rendahnya tekanan air yang masuk pada ejector sangat mempengaruhi
produksi air tawar. Untuk mengatasi hal ini, sebaiknya ejector di lepas dan di
rendam dalam larutan kimia untuk beberapa saat lamanya, dan bilas dengan air
tawar lalu bersihkan sisa kotoran pada ejector tersebut.
2.
Pengaruh
pompa ejector.
Produksi air
tawar yang menurun dapat juga di akibatkan oleh pompa ejector, ini di sebabkan
oleh tekanan pompa ejector yang turun, maka kecepatan air yang di alirkan
berkurang, dalam usahanya menghisap udara ke evaporator dan kondensor akan
berkurang sehingga pelaksanaan pemvacuman tidak dapat di capai dengan baik.
Beberapa hal yang sering terjadi yaitu kebocoran remis packing sehingga
memerlukan penggantian dengan yang baru serta membersihkan saringan air laut.
3.
Kebocoran.
Kebocoran sering terjadi pada bagian- bagian yang
terdapat packing, baut pengikat antar evaporator dan evaporator shell, kemudian
pada kran-kran
4.
Kotoran
kondensor.
Kondensor adalah alat untuk mengubah bentuk uap
menjadi bentuk cair (air) dengan proses kondensasi dalam kondensor dengan
menggunakan air laut sebagai media pendingin. Pada kondensor ini sering terjadi
atau timbul kotoran yang di akibatkan air laut itu sendiri yang dapat
menimbulkan kerak-kerak pada saluran kondensor sehingga dapat menghambat proses
kondensasi, bila di biarkan terus menerus dapat menimbulkan kebocoran. Untuk mengatasi
hal tersebut sebaiknya di laksanakan pembersihan setiap 6 bulan sekali, kalau
perlu di laksanakan penggantian zink anoda.
5.
Turunnya
Suhu Air Pendingin Motor Induk.
Yang penting dalam proses penguapan air yaitu tekanan
dan temperatur. Untuk proses penguapan air akan lebih cepat apabila tekanan di
turunkan dan temperatur panas di turunkan. Untuk mengatasi turunnya suhu air
pendingin motor induk yang masuk ke evaporator dapat di laksanakan dengan
mengatur pembukaan kran masuk maupun keluar evaporator sampai menghasilkan air
tawar yang terlihat pada gelas duga sudah normal. Tapi secara hati-hati sebab
dapat berpengaruh terhadap air pendingin yang masuk ke dalam motor induk pada
saat olah gerak distillate harus di matikan karena air pendingin motor induk suhunya
berubah-ubah sehingga uap yang terbentukpun tidak sempurna.
6.
Menurunnya produksi Fresh Water.
Penyebab menurunnya produksi air tawar di ketahui oleh
terganggunya sistem antara lain:
a)
Terdapat
kerak di bagian luar pipa evaporator sehingga penyerahan panas tidak sempurna.
Pada pipa-pipa pemanas sering sekali terjadi pembentukan kerak-kerak yang
terjadi di luar pipa yaitu pada sisi air laut. Air laut akan mendidih dan
menguap di luar sisi air pemanas dan mengakibatkan air laut banyak yang
menempel pada pipa-pipa tersebut, lama kelamaan akan timbul kerak-kerak di
bagian luar pipa dan akan menyebabkan berkurangnya kemampuan evaporator untuk
menghasilkan uap.
b)
Terdapat
udara dalam sistem.
Udara masuk pada
bagian hisap pompa sehingga dapat menghambat sirkulasi air akibat adanya udara
sebagai penghalang proses kerja distillate pump.
c)
Terjadinya
Over Load pada motor.
Hal
ini di sebabkan oleh:
·
Bearing
kelebihan panas, karena hubungan pada center motor dengan pompa tidak terpusat
sehingga harus di lepaskan dan di ganti.
·
Gland
packing terlalu kencang dan poros sulit berputar, maka gland packing hams, di
longgarkan dan di ganti.
G.
Perawatan
Pada Fresh Water Generator.
Perawatan
yang harus di lakukan pada bagian- bagian antara lain:
1.
Evaporator.
Setiap enam bulan sekali bagian dari pipa pemanas
harus di periksa dan di bersihkan dari kerak-kerak atau kerak yang menempel
melalui metode kimia.
Prosedur perawatan:
a)
Mengecek
kebocoran pada pipa evaporator. Buka bottom cover pada evaporator kemudian
alihkan air pendingin motor induk ke dalam evaporator atau dengan air
bertekanan 4 - 5 kg/cm2, jika terjadi tetesan air di bagian air
evaporator berarti ada kebocoran pada pipa-pipa.
b)
Membersihkan
evaporator dengan 2 metode diantaranya:
·
Metode
biasa ( phsycal methode) meliputi:
1.
Penyemprotan
air yang bertekanan pada pipa dengan menggunakan water jet pump.
2.
Menggunakan
sikat atau penyekrap kerak.
·
Metode
kimia (chemical methode).
Pada metode pembersihan ini mempergunakan bahan
chemical achid powder dari naleet yang di campur dengan air tawar perbandingan
1 : 10 atau 10% chemical dari jumlah larutannya. Larutan kimia ini di tuang ke
dalam evaporator melalui lubang sight glass sampai pipa-pipanya terendam.
Sementara waktu yang di tentukan untuk membersihkan tergantung pada ketebalan kerak
atau dalam selang waktu 1 – 2 hari.

Gb 4. Pembersihan kerak pada eveporator.
2.
Condensor.
Setiap 6 bulan sekali water chamber di buka dan
pipa-pipa pendinginnya di periksa dan bila ada pembentukan kerak-kerak harus di
bersihkan. Jika perlu ganti zink anodanya.
Prosedur perawatan:
a.
Mengecek
kebocoran pada pipa kondensor.
Ø
Buka
water chamber dan top cover kemudian sumbat lubang outlet pipa serta beri busa
sabun dan masukkan udara bertekanan 0.5 kg/cm2 ke pada tiap-tiap
pipa kondensor. Perhatikan adanya gelembung udara pada pipa yang di cek
kebocorannya. Bisa juga di cek dengan memakai aliran air laut pendingin
kondensor dan menutup keran outlet kondensor, kemudian perhatikan terhadap
kebocoran pada pipa tersebut.
b.
Membersihkan
pipa kondensor.
Ø
Buka
water chamber kemudian sogok dengan
menggunakan sikat pipa pada tiap-tiap lubang pipa dan di bilas dengan
air.
3.
Ejector.
Setiap 6 bulan sekali nozzle dan difuse (penyembur) di
lepas dan di periksa dari kemungkinan kerusakan, bila tersumbat dari kotoran
supaya di bersihkan dan terjadi kerusakan segera di adakan perbaikan.
4.
Strainer.
Setiap 4 bulan sekali saringan dan pipa air pendingin
di lepas dan di bersihkan dengan air atau udara bertekanan.
5.
Distillate
pump.
Setahun sekali di adakan over houl untuk pemeriksaan
komponen-komponen pompa dari kerusakan dan korosi yaitu pada bagian impeller,
casing, ring, shaft, sleeve, dan mechanical seal.
Prosedur over houl:
·
Switch
off electric source
·
Tutup
inlet dan outlet valve kemudian lepas baut pengikat flans dan lepas pipanya
·
Lepas
baut pengikat casing, dan lepas casingnya
·
Lepas
impeller nut dan lepas impeller
·
Lepas
coupling bolt dan washer
·
Lepas
pump frame bolt kemudian angkat pompa dan dudukannya
·
Lepas
shaft dan periksa kondisi bagian-bagian tersebut dan kerusakannya. Jika
terdapat kerusakan lakukan perbaikan atau penggantian dengan yang baru.
6.
Ejector
pump.
Setahun sekali di adakan over houl untuk pemeriksaan
komponen-komponen pompa dari kerusakan dan korosi yaitu bagian impeller, casing
ring, shaft dan sleeve.
Tiap tiga bulan sekali di adakan pemeriksaan terhadap
kebocoran pada gland packing, jika terjadi kebocoran cukup dengan mengencangkan
baut gland atau mengganti gland packing dengan yang baru.
Prosedur over houl sama halnya prosedur pada over houl
pada distillate pump.
7.
Evaporator
shell.
Setiap setahun harus di adakan pemeriksaan terhadap
kotoran atau karat yang menempel pada bagian evaporator shell dan menyekrapnya.

Gb 5. Pembersihan plate yang di rendam menggunakan
cairan kimia dan air.
8.
Kran.
Adanya pemeriksaan kekedapan kran saat melakukan
maintenance yang melibatkan kran di lepas. Bila perlu ganti dengan yang baru
dan juga waktu pemasangan harus benar-benar kedap di bagian flans atau
sambungan kran ke pipa.
9.
Tabung
campuran zat kimia
Di adakan pembersihan pencucian pada tabung setiap
sebulan sekali untuk menghindari dari adanya kerak yang di hasilkan oleh
pengendapan campuran air dengan zat kimia.
BAB IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dan membahas pengoperasian Fresh Water Generator dalam
laporan kerja yakni dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.
Prinsip
kerja Distiller
Terhadap pengaruh tekanan titik didih yang mana
tekanan ini dikurangi 0.65 – 0.75 cmHg dengan suhu yang diambil dari panas air
pendingin motor induk antara 65 – 75º C air akan mendidih dan terjadi penguapan
uap.
2.
Proses
pengoperasian Fresh Water Generator
Mengoperasikan alat ini saat kapal full away karena
temperature air pendingin motor induk stabil.
3.
Pekerjaan
saat Fresh Water Generator beroperasi
Pada saat motor Fresh Water Generator beroperasi, yang
harus dilakukan antara lain yaitu mengecek semua alat ukur yang terdapat pada
alat ukur yang terdapat pada alat tersebut agar dapat beroperasi dengan
maksimal dan dapat mengetahui jumlah produksi per hari dan juga pengontrolan
pada zat kimia yang masuk pada evaporator untuk memaksimalkan proses penguapan.
4.
Proses
menghentikan Fresh Water Generator
Pesawat ini dihentikan saat tangki air tawar telah
terisi penuh semuanya dan pada saat memasuki area laut dangkal atau area yang
tercemar oleh limbah serta di lakukan pencatatan
angka flow meter serta waktu menghentikannya.
5.
Gangguan
yang timbul pada bagian-bagian Fresh Water Generator
Terjadinya gangguan pada sistem dari masing-masing
bagian pada Fresh Water Generator yang mengakibatkan menurunnya produksi
distillate water.
6.
Perawatan
pada Fresh Water Generator
Perawatan yang harus dilakukan pada Fresh Water
Generator antara lain perawatan evaporator, kondensor, ejector, strainer,
distillate pump, ejector pump, evaporator shell, dan perawatan pada
kran-krannya yang biasanya di karenakan kerak- kerak yang terjadi sehingga
menimbulkan penyumbatan pada kran.
B.
SARAN
1.
Sebelum
menjalankan Fresh Water Generator disarankan untuk mengecek suction,discharge
dan over board brine ejector valve pada ejector pump agar tidak terjadi
kerusakan pada ejector dan ejector pump.
2.
Jangan
mengoperasikan Fresh Water Generator saat temperatur motor induk belum stabil
atau saat pada area laut yang dangkal dan juga pada area yang tercemar limbah.
3.
Jangan
meninggalkan Fresh Water Generator sebelum salinity indicator normal karena
akan menimbulkan alarm.
4.
Dilakukan
perawatan pada Fresh Water Generator secara teratur sesuai dengan manual book
dan jam kerjanya.
5.
Selalu
melakukan pengecekan saat beroperasi agar diketahui kerusakan secara dini.
hormat saya unutk saudara :kiranya menampilkan suhu yang di produksi generato atau mesin induk agar lebih mempermudash Analisa proksi yang dihasilkan , yg artinya suhu berapa derajat (Celsius,Kalfin,Reamur,Faren heid untuk memisahkan unsur C,Mg ,dan unsur lain. dan menampilkan kandungan air tawar yg di hasil kan. terimakasi untuk anda
ReplyDelete