KUMPULAN KRYA TULIS

Thursday, January 5, 2017

CONTOH KARYA TULIS INTERCOOLER



BAB I
PENDAHULUAN

Perusahaan pelayaran dituntut bisa memberikan pelayanan yang memuaskan pada pengguna jasa. Upaya tersebut sudah diwujudkan dengan penggunaan teknologi pada kapal-kapal di perusahaan pelayaran.
Sebagai taruna maritim yang dipersiapkan untuk bisa mengoperasikan kapal sesuai dengan prosedur dan keamanan awak kapal dan muatan, maka diperlukan berbagai pelatihan dan pendidikan dalam pengoperasian kapal. Mesin induk dalam sebuah kapal merupakan peran utama kapal untuk kelancaran operasi kapal tersebut.
Salah satu penunjang utama dalam operasi mesin induk adalah Inter Cooler, yang diperuntukkan guna mendinginkan udara yang dipergunakan dalam proses Internal Combotion, karena bila terjadi ketidaksesuaian pada Inter Cooler dapat mengurangi kinerja dari mesin induk.
Bila terjadi penurunan kinerja mesin induk pada saat berlayar, hal ini salah satunya disebabkan ketidaksesuaian supply udara dari Inter Cooler. Dan bila tidak dilakukan perawatan dengan baik akan terjadi hambatan beroperasinya mesin induk. Berdasarkan hal  di atas, maka penulis membuat Laporan Praktek Berlayar “SISTEM PERAWATAN INTER COOLER MESIN UTAMA PADA MV. PARADISE” sehingga mesin kapal dapat beroperasi dengan optimal.



BAB II
SHIP PARTICULARS

SHIP NAME                                    :    MV. PARADISE
CAL SIGN                                       :    Y F N Z
PORT REGISTRY                           :    JAKARTA
NATIONALITY                              :    INDONESIA
KLASSIFICATION                         :    BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (BKI)
MID / INMARSAT-C NUMBER    :    452506410
MMSI / DSC NUMBER                  :    525003010
IRIDIUM NUMBER                        :    VOICE: +881631817007      
                                                              DATA: +881693317007
IMO NUMBER                                :    8934001
OWNER                                          :    FOONG SUN SHIPPING (PTE) LTD
BULDER                                          :    PT. DOCK KODJA BAHARI (DKB)
YEAR BUILT                                   :    1997
KEEL LAID                                     :    28 FEBRUARY 1995
OFFICIAL NUMBER                      :    1379 / BA
BUILDING NUMBER                     :    DKB / 1230 / JKT
TROPIC ( T ) DRAUGHT                :    5.615 Mtrs     L.O.A                  : 98.00 Mtrs
SUMMER ( S ) DRAUGHT             :    5.500 Mtrs     L.B.P                   : 92.00 Mtrs
FW TROPIC (T) DRAUGHT           :    5.732 Mtrs     BREADTH Mld   : 16.50 Mtrs
FW SUMMER (S) DRAUGHT        :    5.517 Mtrs     DEPTH Mld         :    7.80 Mtrs
D.W.T                                              :    4.180 Tons     COMPLEMENT : 23 PERSON
GROSS TONNAGE                        :    3.401 GT
NET TONNAGE                             :    1.895 NT
FUEL OIL TANK                            :    154.0 M3
LUBE OIL TANK                            :    7,2 M3
FRESH WATER TANK                  :    1110 M3
SERVICE SPEED                            :    11.8 KNOTS
FUEL CONSUMTION                    :    135 Gr / HP. Hr
MAIN ENGINE                               :    1 UNIT NIIGATA 8PA5L
-         MCR 2037 PS (1498 KW) At 900 RPM
-         NCR 1833 PS (1348 KW) At 869 RPM
PROPULTION                                :    1 UNIT 4 BLADES PROPELLER (PITCH : 2.43 M)
AUX. ENGINE                                :    3 UNIT, CATTERPILLAR TYPE: 3406 BDIT / 292 HP-1500 RPM
DERRICK CRANE                          :    2X22,5 Ton’s,MAKER BLOHM VOSS SMC 22,5 / 16
HOLD & HATCH COVER              :    3 HOLDS & MC GREGOR TYPE HACH COVER
CARGOES / CONTAINERS           :    ON DECK 96 TEUS / INHOLD : 112 TEUS
CARGOES / CONTAINERS           :    ON DECK 201 / 401 = 40 Ts / 60 Ts
                                                         :    IN HOLD 201 / 401 = 60 Ts / 90 Ts
REEFER POINT                              :    8 NOS
SAFE MANNING                           :    DECK / ENGINE = 4 OFICCER / ENGINEER + 3 RATING
                                                         :    TOTAL = 14 PERSONS
TOTAL CABIN FOR CREWS        :    16 ROOM




BAB III
PERAWATAN DAN GANGGUAN INTER COOLER


A.     SISTEM INTER COOLER MESIN INDUK MV. PARADISE
 Prinsip sistem kerja Inter Cooler kapal adalah mendinginkan udara yang akan digunakan untuk pembakaran mesin induk yang diisap Turbo Charger guna kelancaran Internal Combination Engine pada mesin diesel. Oleh karena itu relative kecilnya panas jenis dari udara, maka jenis cooler dengan pipa-pipa bersayap selalu dipergunakan. Sayap ini dipasang di bagian luar pipa atau di sisi udara dengan tujuan memperluas permukaan pemindahan panas dari udara ke air laut.
1.      Aliran Udara yang melewati Inter Cooler
Udara yang melewati Inter Cooler dapat juga mempengaruhi kondisi dari Inter Cooler, misalnya apabila udara yang melewati Inter Cooler selalu dalam keadaan bersih, maka kondisi kisi-kisi Inter Cooler tidak cepat kotor. Sebaliknya bila udara yang melewati Inter Cooler kotor kita harus melakukan perawatan yang lebih intensif. Sehingga perlu diadakan perawatan rutin, agar udara yang diinginkan di Inter Cooler sesuai dengan yang diinginkan yaitu sekitar (450C – 550C) masuk Inter Cooler.





 













Gambar 1 :
Instalasi aliran udara yang melalui Inter Cooler
Keterangan gambar :
1.      Saringan (filter)
2.      Turbocharger
3.      Air Inter Cooler
4.      Ruang udara (Scavenging Trunk)
5.      Mesin Induk
6.      Exhaust Manifold



 



















Gambar 2:
 Penampang Depan Inter Cooler Secara Menyeluruh Dari Bagian-Bagian Lain Yang Berkaitan





 

















Gambar 3 :
 Penampang Depan Inter Cooler



2.      Perawatan Inter Cooler
Perawatan Inter Cooler harus dilakukan dengan manajemen perawatan yang baik agar memperoleh kinerja main engine yang maksimal.
Di kapal tempat Taruna praktek perawatan yang dilakukan meliputi :
a.       Perawatan Harian
Pada perawatan harian biasanya dilakukan pada saat kapal berada di pelabuhan (Stop Engine). Langkah-langkah kerja perawatan Inter Cooler yaitu :
1)      Periksa pipa-pipa yang berhubungan dengan Inter Cooler, pastikan tidak ada yang bocor
2)      Periksa kebocoran-kebocoran yang ada pada deksel Inter Cooler.
3)      Periksa baut-baut pengikat pondasi Inter Cooler, bila kendor kencangkan.
4)      Cek packing pada sambungan pipa.
5)      Bersihkan deksel  dengan cara discrap lalu dimeni serta diantifouling.
b.      Perawatan Triwulan
Perawatan triwulan dilakukan tiap 3 bulan sekali yang harus dilakukan secara teratur sesuai jam kerjanya.
Adapun langkah-langkah kerja perawatan triwulan dari Inter Cooler yaitu :
1)      Buka deksel Inter Cooler untuk membersihkan sisi air laut
2)      Lakukanlah sogok cooler dengan rotan yang diameternya lebih kecil dari lubang-lubang pipa cooler dengan jalan dengan satu persatu dan juga lakukan pengecekan pada pipa-pipa yang rusak atau tersumbat dan diberi tanda atau lakukan penyumbatan pada kedua ujung pipa yang rusak.
3)      Semprot dengan air tawar bertekanan + 3 bar pada pipa-pipa yang telah dibersihkan untuk mendorong kerak-kerak atau kotoran pada pipa Inter Cooler.
4)      Lakukan penyemprotan yang kedua dengan menggunakan udara yang bertekanan + 5 bar.
5)      Setelah selesai pasang kembali deksel dan perhatikan pemasangan packingnya, jika rusak ganti dengan yang baru.
c.       Perawatan Half Year
Perawatan ini dilakukan 6 bulan sekali yang harus dilakukan secara terjadwal sesuai jam kerjanya.
Adapun langkah-langkah kerja perawatan 6 bulan dari Inter Cooler :
1)      Buka deksel udara
2)      Lakukan penyemprotan dengan chemical pada kisi-kisi Inter Cooler
3)      Tutup jalan masuk udara dari Inter Cooler ke ruang udara bilas dengan deksel khusus.
4)      Pastikan pemasangan deksel rapat/ kedap air
5)      Susun instalasi khusus untuk melakukan sirkulasi
6)      Masukkan chemical (Inter Cooler Chemical)
7)      Rendam kisi-kisi Inter Cooler dengan chemical 1 malam dan sirkulasikan dengan suhu + 700 C.
8)      Lakukan sirkulasi chemical 8 jam
9)      Bilas dengan melakukan sirkulasi air sabun dengan udara bertekanan + 5 bar.
10)  Semprot kisi-kisi Inter Cooler dengan udara bertekanan + 5 bar.



 
















Gambar 4 :
Deksel Khusus Penutup Jalan Masuk Udara Dari Inter Cooler
Ke Ruang Udara Bilas




Gambar 5 :
Sistem Turbocharger


Gambar 6:
Bagian-Bagian Turbocharger
Keterangan :
1)      Silinder Motor
2)      Torak motor
3)      Pipa buang (difuser)
4)      Saluran gas buang
5)      Turbin gas buang
6)      Compresor turbo
7)      Blower bantu
8)      Silinder servo
9)      Corong tekan (difuser)
10)  Pendingin udara (air intercooler : Sw in & Sw out)
11)  Saluran udara bilas
12)  Pipa sorong.
d.      Perawatan Tahunan
Perawatan dilakukan setiap satu tahun sekali. Perawatan tahunan biasanya melakukan pembersihan pipa-pipa pendingin air laut dan pipa-pipa udara dari Inter Cooler.
Langkah-langkah untuk membersihkan pipa-pipa pendingin pada Inter Cooler adalah sebagai berikut :
1)      Tutup kran keluar dan masuk air laut pendingin ke Inter Cooler
2)      Buka deksel air laut Inter Cooler
3)      Lakukan pembersihan pipa-pipa dengan brush (stick brush )
4)      Zink Anoda pada deksel harus diganti baru
5)      Semprot pipa-pipa yang telah dibersihkan (disogok) dengan ait
6)      Tutup kembali deksel air laut Inter Cooler bila pembersihan telah selesai
7)      Periksa packing karetnya

B.     GANGGUAN-GANGGUAN YANG SERING TERJADI
Gangguan dan penyebab-penyebab yang mungkin terjadi apabila kondisi Inter Cooler tidak optimal yaitu :
1.      Pembakaran tidak sempurna
Kemungkinan adanya supply udara untuk internal combusiont tidak mencukupi. Ini disebabkan karena air laut yang masuk ke Inter Cooler tidak maksimal dalam mendinginkan udara.

2.      Suhu gas buang tinggi
Hal ini mungkin dikarenakan suhu udara bilas tinggi
3.      Terjadi Surging (bergetar) pada turbo charger
Adanya getaran, hal ini mungkin disebabkan aliran udara bilas dari kompresor turbo charge tidak lancar / back pressure
4.      Air pendingin yang masuk ke Inter Cooler bocor
Biasanya disebabkan karena korosi, hingga di adakan perbaikan pipa yang baru.
5.      Packing pada body Inter Cooler rusak
Disebabkan karena packing sudah lama, dan diganti dengan yang baru.

C.     PERAWATAN LAIN YANG DILAKUKAN
Perawatan-perawatan lain yang dilakukan agar kondisi Inter Cooler dalam keadaan optimal antara lain :
1.      Membersihkan saringan udara turbocharger
Pembersihan saringan udara turbocharger dilakukan, yang mana saringan tersebut berfungsi menyaring kotoran yang terhisap pada sisi Compresor Side, pembersihan biasanya dilakukan dengan cara merendam dengan air sabun, kemudian bilas dengan air tawar, lalu semprot dengan udara bertekanan dan keringkan hingga benar-benar kering kemudian pasang kembali.


2.      Membersihkan ruangan sekitar dan engine room
Ruangan sekitar Engine Room sangat perlu dijaga kebersihannya dikarenakan, jika ruangan sekitar atau Engine Room kotor, kotoran tersebut dapat terhisap oleh kompresor side pada turbo charge yang menyebabkan udara bilas kotor sehingga pembakaran tidak sempurna.
3.      Menjaga agar tidak terjadi kebocoran-kebocoran gas buang.
Di sini Exhaust Manifold sangat penting perannya, dikarenakan jika gas buang bocor menyebabkan putaran Turbo Side tidak stabil atau berkurang, hingga putaran turbo yang dihasilkan berkurang. Sedangkan Exhaust gas yang bocor tersebut dapat terhisap oleh Turbo charge sehingga kisi-kisi Inter Cooler cepat kotor.
4.      Bersihkan Body Inter Cooler
Pembersihan dilakukan secara rutin pada saat Turbo Charge tidak bekerja.



BAB IV
SISTEM KELISTRIKAN DAN BIDANG KESELAMATAN KERJA

A.     PENGOPERASIAN LISTRIK DAN ELEKTRONIKA
Maksud      :     Pengoperasian permesinan kapal untuk membangkitkan tenaga  listrik
Tujuan        :     Untuk mensuply kebutuhan listrik di kapal.
1.      Langkah / tahapan  mengoperasikan diesel generator listrik hingga generator tersebut siap paralel.
a.       Pindahkan stand by generator pada mesin switch board dan dari on ke off.
b.      Pindahkan switch untuk pengoperasian dari remote ke manual pada main switch board.
c.       Buka katup indicator
d.      Tekan tombol dihandle lalu naikan (fuel handle)
e.       Blow up, buang sisa gas dari hasil pembakaran dengan menekan starting button pada engine side.
f.        Periksa kondisi generator setelah beroperasi
g.       Pindahkan stand by generator pada main switch board dari off ke on
h.       Pindahkan switch pengoperasian dari manual ke remote pada ruang kontrol.
2.      Cara memparalel dua buah generator dan membagi rata beban yang ada
a.       Situasi sebelum paralel generator no. 1 leader dan generator no. 2 “siap diparalel”.
b.      Samakan tegangan dari generator 1 dan generator 2 (380 Volt).
c.       Perhatikan frekuensi dan atur generator no. 2 agar sama dengan generator no. 1 pada 50 Hz meter.
d.      Tekan atau pindahkan switch ke manual dulu, lalu ke arah syncronscope sehingga terlihat putaran dan arah putaran harus searah jarum jam, bila tidak bisa diatur pada pengatur putaran pada main switch board, setelah arah putaran searah jarum jam dan arah putaran harus pelan mendekati berhenti.
e.       Pindahkan posisi dari manual ke auto.
f.        Setelah itu tekan tombol EPI, bila lampu “On” menyala berarti generator 2 sudah masuk paralel.
g.       Matikan syncronscope, pindahkan dari auto ke off.
h.       Membagi daya sama rata, lihat pada generator leader no. 1 dan generator no. 2.
i.         Kemudian pada pengatur Rpm, switch board bisa dilakukan pengaturan pada generator 2 dilihat tegangan Generator no. 1 dan no. 2 harus seimbang / sama rata.
3.      Pemeriksaan saat diesel generator tersebut beroperasi
a.       Alat kontrol untuk tekanan bahan bakar masuk sirkulasi bahan bakar serta temperatur.
b.      Alat kontrol untuk tekanan dan temperatur air pendingin
c.       Alat kontrol untuk tekanan minyak pelumas silinder dan turbocharge.
d.      Alat kontrol untuk tekanan udara berjalan
e.       Alat kontrol untuk temperatur gas buang
f.        Alat kontrol kebocoran bahan bakar
g.       Alat kontrol untuk putaran Rpm dan governor
h.       Alat kontrol untuk tegangan, frekuensi dan amperemeter serta adanya data (output) ruang kontrol.
4.      Penghentian generator yang sedang diparalel.
a.       Generator I dan generator II telah beroperasi normal
b.      Dan hendak yang digunakan hanya generator II
c.       Keadaan daya yang dihasilkan generator I dan generator II dalam keadaan seimbang yaitu 125 KW dan 126 KW.
d.      Turunkan data yang dihasilkan pada generator I sampai 25 KW secara bertahap dan perlahan – lahan dengan memutar switch Rpm ke arah kiri, pada panel kontrol sincronoizer generator II.
e.       Biarkan beberapa saat generator II stabil terlebih dahulu
f.        Setelah itu tekan tombol merah / off pada panel generator II untuk memutuskan pembagian daya antara generator I dan generator II.
g.       Tombol off generator berkedap – kedip, tekan tombol tersebut.
h.       Secara perlahan diesel generator berhenti.
i.         Alarm, start blocking akan berbunyi, reset di meja ECR
j.        Segera turunkan handle start blocking pada generator dan buka kran indikator cock setiap silinder.
5.      Cara penggunaan alat untuk mengukur kebocoran arus listrik, Current Clamp meter (Tang meter).
a.       Pasang tang meter dengan cara menjepitkan / mengalungkan pada konduksi tunggal yang akan diukur.
b.      Setelah itu nilai didapatkan dari kawat flux magnet, sekeliling yang tampil dalam layar digital.
c.       Untuk mengetahui apabila ada kebocoran arus listrik pada titik yang diukur apabila menunjukkan nilai rendah, berarti ada indikasi kebocoran.
d.      Dengan ketentuan misal, arus yang diukur 200 ampere, bila dalam pengukuran menunjukkan nilai rendah 100 ampere maka disitulah titik kebocoran.

B.     BIDANG KESELAMATAN KERJA

Maksud :
v  Untuk memberitahukan kepada pekerja agar mengetahui akan pentingnya keselamatan dalam bekerja.
Tujuan :
v  Untuk menerapkan aturan tentang keselamatan kerja.
1.      Pengecekan dan pengoperasian dari alat detector oksigen meter.
a.           Oksigen meter adalah suatu alat yang dipergunakan untuk mengecek udara terutama oksigen dalam tangki sehingga dapat diketahui aman tidaknya jika seseorang masuk dalam tangki untuk melakukan pengecekan.
b.          Putar switch “knob” pada posisi baterai dan cek pada baterai akan tertulis angka dengan menunjukkan ± 25 – 27
c.           Putar switch  knob pada posisi pengeluaran speed adjust
d.          Letakkan remote stock dalam tangki
e.           Lihat oksigen content setelah penunjukkan indikator menjadi  stabil.
2.      Dalam pelatihan P3K di atas kapal cara menghentikan pendarahan dengan memperhatikan posisi dari korban
a.           Jika posisi pendarahan pada tangan atau kaki dapat dilaksanakan dengan menggunakan pembalutan di atas luka berada (ikatan). Sehingga aliran darah berhenti tetapi apabila luka berada di badan maka ikatan berada di sekitar luka atau langsung menutupi luka untuk menghentikan luka / pendarahan.
b.          Memberikan minuman sedikit demi sedikit apabila korban sudah sadar air minuman hangat segera mengatasi rasa sakit yang diderita korban. 
3.      Tindakan untuk mengatasi luka bakar
a.           Segera menyingkirkan korban dari tempat kejadian
b.          Segera memberikan pertolongan korban kebakaran dengan memadamkan api bila ada api yang masih menyala di tubuh korban, setelah api padam beri semangat korban untuk tetap tenang.
c.           Melepaskan sisa – sisa pakaian yang masih ada pada korban yang tidak menempel pada kulit korban secara hati – hati.
d.          Menolong korban dengan pengobatan lokal atau darurat, yaitu mendinginkan luka bakar dengan air bersih.
e.           Bila kondisi darurat maka dengan segera diolesi minyak kelapa pada luka korban untuk menghindari atau mengurangi terjadinya melepuh.
4.      Tindakan untuk mengatasi patah tulang tengkorak tertutup
a.           Jangan sering diangkat – angkat
b.          Baringkan miring atau telungkup
c.           Bersihkan dari pendarahan, bersihkan luka dan jangan beri cairan apapun.
d.          Balut dengan tidak menekan
e.           Tutup dengan kasa steril 
5.      Tindakan untuk mengatasi patah tulang rahang
a.           Mengkompres rahang dengan es
b.          Mengobati dengan obat penghilang rasa sakit
c.           Kirim ke rumah sakit
6.      Tindakan untuk mengatasi hypothermia
a.           Gejala yang ditimbulkan hypothermia
1)          Penurunan kesadaran atau hilang kesadaraaan
2)          Penurunan suhu tubuh
3)          Melambatnya atau berhentinya pernapasan
b.          Tindakan
1)          Memperhatikan fungsi vital pernapasan
2)          Memindahkan si penderita ke tempat yang handal dan kering usahakan terkena sinar matahari.
3)          Menaikkan suhu badan dengan cara :
a)      Mengkompres lengan, tungkai dengan air hangat
b)      Bila keadaan memungkinkan berikan minuman air hangat
c)      Menjaga agar tubuh dan pakaian tetap kering
d)      Memberikan infus jika diperlukan
e)      Infus cairan yang telah dihangatkan sesuai suhu tubuh normal
7.      Perbedaan antara alarm peringatan kerja di kamar mesin dan alarm peringatan bahaya (kebakaran, meninggalkan kapal)
a.           Ada sirine dengan lampu hati – hati atau kuning menyala dan sirine akan berbunyi terus menerus apabila tidak dimatikan / menekan “Awknowledge pada panel di kontrol room.
b.          Kalau alarm kebakaran atau meninggalkan kapal didahului dengan sirine panjang berulang – ulang, kemudian disusul dengan bunyi kecil bel dengan selang nada (interval) dengan nada morse.
Tanda kebakaran : tujuh suling pendek dan satu suling panjang terus menerus.
Untuk meninggalkan kapal : satu suling pendek dan tujuh suling panjang yang berbunyi terus menerus.
8.      Hal – hal yang dapat menimbulkan bahaya dalam bekerja di kamar mesin
a.           Kesalahan terletak pada mesin perlengkapan mesin itu sendiri.
b.          Tidak adanya alat atau perlengkapan perlindungan
c.           Kondisi letak mesin tidak tepat
d.          Human error karena tidak mematuhi prosedur keselamatan kerja.

BAB V

 
PENUTUP


A.     Kesimpulan
1.      Udara bakar merupakan salah satu unsur penting untuk terjadinya proses Internal Combution dari mesin induk.
2.      Agar Internal Combution dapat berjalan lancar, terdapat beberapa pesawat yang harus diperhatikan, salah satunya Inter Cooler sebagai penyuplay udara.
3.      Dilakukannya perawatan yang baik akan menghasilkan kinerja Inter Cooler tersebut secara optimal.

B.     Saran – Saran
Saran untuk pihak kapal agar pengoperasian permesinan diatas kapal dapat berjalan dengan lancar adalah :
1.      Disarankan agar menjaga kebersihan udara bakar, hal ini dilakukan guna mendukung kelancaran kinerja dari Inter Cooler lebih optimal.
2.      Bila diperlukan pergantian suku cadang dari Inter Cooler hendaknya dilakukan sesuai dengan running hours/jam kerja.
3.      Usahakan agar managemen perawatan permesinan yang telah ada dapat dilaksanakan dengan baik dan bila perlu ditingkatkan.



16
 
 
DAFTAR PUSTAKA


1.      Drs. Daryanto, ”Iktisar Prkatis Teknik Pendingin” Tarsito, Bandung, 1987.
2.      Sujanto ”Pesawat Kapal” Jakarta, 8 Juli 1983.
3.      E. Karyanto ”Panduan Reparasi Mesin Diesel” Jakarta, Desember 1999.
4.      Nurdin Harahap (Chief Engineer) “Mesin Penggerak Utama”.
5.      ……………………, “Pesawat Bantu”, Diklat AMNI, Semarang, 1996
6.      Ferdinan E. ,Marcos (Chief Enginer), “Marine Engineers Hand Book”.






LAPORAN KERJA PRAKTEK BERLAYAR

DI MV. PARADISE
FOONG SUN SHIPPING (PTE) LTD


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Menyelesaikan Program Diploma III
Program Studi Teknika


















Disusun Oleh :
SUNOTO
NRP. 044220042




SEKOLAH TINGGI MARITIM DAN TRANSPOR “AMNI”
(STIMART “AMNI”)
SEMARANG
2008

LEMBAR PENGESAHAN


Laporan Praktek Berlayar ini telah disusun dan disahkan pada tanggal :
Nama                     :     SUNOTO
NRP                      :     044220042
Program Studi        :     TEKNIKA


Oleh :


Pembimbing            :     SAAN HANDI SURADI, ATT-II   ( ................................... )




Mengetahui,
Ketua Sekolah Tinggi Maritim dan Transpor ”AMNI”
Semarang




SAJOGO, M.Eng


KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis ucapkan atas limpahan rahmat dan      hidayah-Nya dari Allah SWT, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek Berlayar yang dilaksanakan di kapal MV. PARADISE
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan untuk menempuh Program Diploma III Jurusan Tehnika di Sekolah Tinggi Maritim dan Transpor (STIMART “AMNI”) Semarang.
Selama menyusun karya tulis ini penulis telah banyak mendapat bantuan dari berbagai sumber baik berupa bantuan dalam penyelesaian penyusunan laporan ini, karena itu dengan tanpa mengurangi rasa hormat serta rasa syukur atas semuanya itu dalam kesempatan ini tak lupa penulis sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.         Bapak Sajogo, M.Eng. selaku Ketua Sekolah Tinggi Maritim dan Transpor (STIMART ”AMNI”) Semarang.
2.         Pimpinan FOONG SUN SHIPPING (PTE) LTD
3.         Nahkoda, KKM, para Perwira Papal dan seluruh crew MV. PARADISE.
4.         Bapak Saan Handi. S, ATT-II, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan pengarahan.
5.         Bapak dan Ibu yang selalu mendoakan saya.
6.         Rekan-rekan serta pihak-pihak yang ikut membantu tersusunnya Laporan Kerja Praktek Berlayar ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek Berlayar ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari tahap sempurna. Hal ini disebabkan kemampuan penulis yang masih terbatas, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membantu agar dapat dijadikan bagi penulis di masa yang akan datang.
Akhirnya semoga dengan tersusunnya Laporan Kerja Praktek Berlayar ini akan lebih berguna dan bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya.

Semarang,                      2008


    Penulis



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL  ............................................................................................          i
HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................          ii
KATA PENGANTAR ...........................................................................................         iii
DAFTAR ISI .........................................................................................................         v
BAB I        :     PENDAHULUAN .........................................................................         1
BAB II       :     DATA KAPAL ..............................................................................         2
BAB III      :     PERAWATAN DAN GANGGUAN INTER COOLER ................         4
A.     Sistem Inter Cooler Mesin Induk MV.PARADISE ....................         4
B.     Gangguan-gangguan yang Sering Terjadi ...................................       13
C.     Perawatan lain yang Dilakukan ..................................................       14
BAB IV     :     SISTEM KELISTRIKAN DAN BIDANG KESELAMATAN KERJA
A.     Pengoperasian listrik dan elektronika..........................................       15
B.     Bidang Keselamatan Kerja........................................................       19
BAB V       :     PENUTUP .....................................................................................       23
A.     Kesimpulan ..............................................................................       23
B.     Saran-saran ..............................................................................       23
LAMPIRAN

No comments:

Post a Comment