BAB
I
PENDAHULUAN
Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta
peningkatan sektor ekonomi banyak dipengaruhi oleh perkembangan dalam bidang
pelayaran, maka banyak perusahaan yang menggunakan jasa angkutan laut dalam usahanya
untuk memenuhi kebutuhan perusahaan tersebut.
Perusahaan
pelayaran dituntut untuk bisa memberikan pelayanan yang optimal kepada pengguna
jasa, seiring dengan besarnya persaingan usaha pelayaran. Upaya tersebut sudah
diwujudkan dengan penggunaan
teknologi pada kapal-kapal di perusahaan pelayaran.
Dalam
menunjang keselamatan pelayaran di laut perlu adanya alat penunjang atau alat
bantu kapal yang sesuai, sehingga dalam pelayaran tidak mengalami suatu
hambatan. Alat bantu diantaranya adalah boiler, dimana boiler ini harus dapat
bekerja dengan baik dan tanpa hambatan maka boiler perlu dilakukan perawatan secara continue sehingga hal ini dapat
mengurangi terjadinya kerusakan yang lebih parah, mengingat dalam penggantian
sparepart saat ini dirasa sangat mahal sehingga dengan perawatan ini dapat
mengurangi pengeluaran biaya perusahaan.
Boiler adalah salah satu jenis pesawat bantu
diatas kapal yang digunakan untuk menghasilkan steam ( uap ) air yamg akan
digunakan untuk pemanasan bahan bakar, muatan, alat-alat bantu yg menggunakan
tenaga steam ( uap ) ataupun sebagai tenaga penggerak di kapal. Berdasarkan
pentingnya peran kerja boiler tersebut diatas, maka penulis bergagasan untuk
membuat karya tulis dengan judul : ” PERAWATAN BOILER DI KAPAL
KM.
LEUSER PT. PELAYARAN NASIONAL INDONESIA ( PELNI ) DI JAKARTA”
BAB
II
PT. PELAYARAN NASIOANAL
INDONESIA
( PELNI )
SHIP PARTICULAR
Name Of Ship
Kind Of Shino
Call Sign
Port Of Registry
Registry Number
Owner
Operator
Class
Ship Launching
Grooss Tonnage
Netto Tonnage
D W T
Length Over All
Breadt Moulded
Number Of Deck
Depth To $th Deck
Depth To 5th Deck
Design Draft
Speed Cruising
Cargo Hold Capacity -Bales
Cargo Hold Capasity - Garin
Fresh Water Capacity
Bunker Capacity
Specification Of Pasenger
Crew Complement
Main Engine
Tranpersal Thurstprop
|
: M.V. ‘LEUSER”
: Passenger
Ship
: YEIT
: Indonesia
: Jakarta
: GT. 6022
No.1218 / Bd
: Directorate
General Of Sea Communication
: PT. PELNI
: Jos L Mayer
Werf, Panpenburg Germany
: 6.022 GT =
16,104.65 M3 ( Whit 3 Deck )
: 1,812 NT
: 1,400 Tons
: 99,80 Meter
: 18,00 Meter
: 8 Deck
: 6,90 Meter
: 9,40 Meter
: 4,20 Meter
: 13,5 Knots
: 491,8 M3
: 534,5 M3
: 825.5 M3 – 817.7 K/T
: 328.0 M3 –
278.8 K/T
: 1 st Class = 14 Person ( V Depan )
: 2 nd Class = 40 Person ( V Depan )
: Economy
Class = 916 Person ( II,III,IV,V,blk )
: Total = 970 Person
: 68 Person
Incluiding Master
: 2 Krupp. Mak
6 Cylinder Engine – 4.352 PK
: Type : 6 MU
453 B. Out put : 1,600 KW 600 Rpm
: 2 BBC Turbo
Charges Type : VTR 251 – 21
: 1 Lipps BT
VBS 4.53 Phase / 380 V/ 880 A 50 Hz
: 480 KW Rpm
1476 / 1530 ST – 06 II - 21
|
DAFTAR CREW KAPAL KM. LEUSER
NO
|
NAMA
|
JABATAN
|
IJAZAH
|
1
|
Capt. NURSYAMSI
|
Nahkoda
|
ANT. I / 2006
|
2
|
RAWANTO RAMPE
|
Mualim - I
|
ANT. I / 2007
|
3
|
MARTHEN
|
Mualim - II
|
ANT. III / 2007
|
4
|
FAISAL YAHYA
|
Mualim - III
|
ANT. II / 2010
|
5
|
Fahmi zulfikr
|
Mualim - IV
|
ANT. III / -
|
6
|
Udjie muchidien
|
Markonis - I
|
SRE - II / 2008
|
7
|
Dwi Prijanto
|
Markonis - II
|
SRE - II / 2009
|
8
|
Iwan juanda
|
PUK – I
|
B.S.T
|
9
|
Iqbal muttaqin
|
Perawat
|
B.S.T
|
10
|
Pranoboy Sijabat
|
K.K.M
|
ATT - I / 2011
|
11
|
Winarno
|
Masinis - I
|
ATT - II / 2011
|
12
|
Rinsa Siagian
|
Masinis – II
|
ATT - III / 2009
|
13
|
Kuwat
|
Masinis - III
|
ATT - III / 2001
|
14
|
Wawan Hermawan
|
Masinis - IV
|
ATT - IV / 2013
|
15
|
Muh. Deni
|
A. Listrik – I
|
B.S.T
|
16
|
Komar Kusyaman
|
A. Listrik - II
|
B.S.T
|
17
|
Sulaeman
|
Juru Motor
|
ATT. V / 2013
|
18
|
Juniarto Ode
|
Kadet Deck
|
B.S.T
|
19
|
Rista Wibowo
|
Kadet Mesin
|
B.S.T
|
20
|
Aminah
|
Kadet Mesin
|
B.S.T
|
BAB III
PERAWATAN BOILER
A. Pengertian Boiler
Boiler di dalam kamar mesin sebuah kapal merupakan salah satu
dari beberapa pesawat bantu yang ada di kapal. Fungsi Boiler
adalah sebuah bejana tertutup, yang dapat membentuk uap dengan
tekanan lebih dari 1 atmosfir, yaitu dengan jalan memanaskan air ketel yang ada
di dalamnya dari gas-gas panas dari hasil pembakaran. Pada
umumnya pada kapal dipasang 2 buah Boiler yang mempunyai
tujuan apabila salah satu dari boiler rusak atau dalam perbaikan,
masih ada yang lain yang dapat menggantikan.
Boiler pada kapal terdapat dua jenis, yaitu :
- Boiler pipa api dimana proses pengapian terjadi didalam pipa, kemudian panas yang dihasilkan dihantarkan langsung kedalam boiler yang berisi air.
- Boiler pipa air dimana proses pengapian terjadi diluar pipa, kemudian panas yang dihasilkan memanaskan pipa yang berisi air , dimana didalam pipa air ini air yang mengalir harus dikondisikan terhadap mineral atau kandungan lainnya yang larut terhadap air tersebut.
1. Perlengkapan Boiler
Berbagai katup dan alat-alat dipasang pada
kulit atau tabung ketel. Gambar
A.1, melukiskan contoh jenis dan susunan
Perlengkapan yang dipasang pada ketel
tabung.
![]() |
Gambar. A.1 Perlengkapan pada ketel tabung
(1) Klep
pemakaian uap utama (Main steam stop valve)
(2) Klep uap bantu (Auxiliary water feed valve)
(3) Klep induk pengisian air (Main water feed
valve)
(4) Klep bantu perigisian air (Auxiliary water
feed valve)
(5) Klep keamanan (Safety valve)
(6) Pengukur air (Water gauge)
(7) Pengukur tekanan (Pressure gauge)
(8) Permukaan klep penghembus (Surface blow off valve)
(9) Ruang busa (Scum pan)
(10) Klep penghembus (Boiler bottom Blow off valve)
(11)Penghembus keluar kapal (Ship side blow off
blow off cock)
(12) Salino
meter (salinometer cock)
(13)(Hidrokineter)
a. Katup uap
(steam stop valve).
Katup ini mengalirkan uap dari ketel. Ada
katup uap utama untuk mengalirkan uap kemesin
induk dan katup uap bantu bagi mesin-mesin bantu. Gambar, A.2. menunjukkan katup uap.
![]() |
|||
|
|||
Gambar A.2 Katup penahan uap
b. Katup pengisian (Water feed valve).
Adalah katup yang
mengatur jumlah air yang di isikan ke ketel. Selain katup air (water stop
valve) juga terdapat katup pengatur pengisian (feed check valve) untuk mencegah
aliran balik dari ketel. Gambar A.3. memperlihatkan katup pengisi air dimana
(A) merupakan katup penahan air dan (B) katup pengatur pengisian.

Gambar : A.3 Katup Pengisi Air
c. Katup Keamanan ( Safety
Valve )

|
Gambar : A.4 Katup Keamanan
d. Gelas penduga
(water gauge).
Merupakan alat untuk menunjukkan tinggi permukaan
air dalam ketel. Ada
berbagai jenis. Jika permukaan air dalam ketel terlalu rendah, permukaan
pemanas akan terlalu panas sehingga berbahaya. Sebaliknya,
jika terlalu tinggi, uap akan tercampur tetes - tetes air sehingga mengganggu
jalannya mesin. Karena itu, permukaan air harus dijaga berada pada tinggi yang
normal.
![]() |
Gambar.
A.5. Gelas penduga
e.
Pengukur tekanan (pressure gauge)
Merupakan alat untuk menunjukkan tekanan uap
dalam ketel. Pada umumnya, digunakan pengukur tabung bourdon seperti yang
terlihat dalam gambar. A.6.
![]() |
|||
|
|||
Gambar : A.6. Pengukur tekanan.
f. Katup-katup
lain.
Selain katup – katup tersebut diatas, ketel
dilengkapi pula dengan katup pembuang (blow off valve) untuk membuang kotoran
dari air ketel, katup salino meter untuk mengambil contoh air ketel bagi
pemeriksaan, katup pembersih udara (air purge valve) dan katup kontrol bagi
sirene atau suling uap.
2.
Peralatan pembakaran dan penyediaan air
a. Peralatan Pembakaran
Pada saat sekarang, dilaut
bahan bakar yang digunakan adalah minyak berat. Untuk membakarnya, minyak tersebut perlu dipancarkan terlebih dahulu
oleh brander (oil burner) kemudian dicampur dengan udara.
![]() |
Gambar A,8 memperlihatkan diagram peralatan
pembakaran "heavy oil".
Gambar A,8 memperlihatkan diagram peralatan pembakaran "heavy
oil".
Gambar
: A.8. Peralatan pembakaran minyak
(1). Tanki
dasar ganda (Double bottom tank)
(2). Pompa
pemindah bahan bakar (Fuel transfer pump)
(3). Tanki
persediaan (Settling tank)
(4). Klep
cerat (Drain valve)
(5). Saringan
minyak dingin (Cold oil fitter)
(6). Pompa
minyak pembakar (Oil burning pump)
(7). Pemanas
minyak (Oil heater)
(8). Saringan
minyak panas (Heated oil filter)
(9). Pembakar
(Burner)
(10). Pipa
sirkulasi (Circulating pipe)
1) Tangki
persediaan (tanki pengendapan / settling tank)
Dalam tangki ini kandungan air dalam minyak
dipisahkan dan diendapkan dengan cara memanaskan kemudian
mendiamkannya. Ada
dua tanki pengendapan yang dapat digunakan bergantian.
2) Saringan
Saringan ini berfungsi menyaring kotoran yang
terkandung dalam minyak. Ada
dua saringan, satu ditempatkan dimuka pompa pembakaran minyak dan yang satu
lagi belakang pemanas minyak.
3) Pompa brander
(oil burning pump)
Pompa untuk memberikan tekanan bagi
penguraian minyak. Ada
dua pompa tetapi yang satu sebagai pompa pengganti.
4) Pemanas minyak
Pemanas ini berfungsi mengurangi kekentalan
minyak melalui pemanasan sehingga mempermuda penguraian.
5) Burner
Burner menguraikan minyak dan
menyemprotkannya kedalarn tungku untuk di-bakar. Gambar A,9 memperlihatkan cara
penempatan brander dalam lubang pembakaran.
![]() |
|||
|
|||
Gambar : A.9 Pemasangan Burner
6) Penyediaan udara (air feeder)
Udara yang dialirkan dari sebuah kipas angin
melalui pemanas pendahulu, sampai ke tungku diputar oleh sudu-sudu antar (guide
blades) di kelilingi ruang pembakaran, dan kemudian tercampur dengan minyak
yang telah terurai. Banyaknya udara diatur oleh sebuah alat pengatur.
b.
Peralatan Penyediaan Air
Uap yang dibangkitkan dalam ketel dimanfaatkan
oleh mesin kemudian diembunkan menjadi air oleh kondensor. Peralatan penyediaan
air yang diembunkan itu kembali ke ketel. Peralatan ini dapat type terbuka
ataupun tertutup. Gambar A.10 (a) dan (b) memperlihatkan contoh masing - masing
sistem penyediaan air.
![]() |
|||
![]() |
|||







|
|||
![]() |



|

![]() |
|||
![]() |
|||
Gambar : A.10. Peralatan penyediaan air.
(a). Mesin uap
(Steam engine)
(1) Boiler
(2) LO Heater
(3) FO Heater
(4) Free Heater Fresh Water Main Engine
(5) Condensor
(6) Tanki Pemuaian
(7) Tanki Bantu Pengisian
(8) Pompa pengisian
(9) Air Pengisian
1)
Pompa pengisian
Pompa pengisian adalah pompa untuk mengisi
air ke ketel. Pompa ini merupakan bagian yang terpenting dari peralatan
penyediaan air, Biasanya ada dua pompa, satu sebagai persediaan.
2)
Saringan dan tanki air pengisi
Peralatan penyediaan air type terbuka
dilengkapi dengan saringan untuk memisahkan minyak atau kotoran lain. Biasanya
digunakan tangki bertangga dengan saringan air didalam tangki air pengisi. Tangki
air pengisian berfungsi menyesuaikan ke tidak seimbangan yang sewaktu – waktu
terjadi antara jumlah air kondensasi dan air pengisian.
![]() |
Gambar : A.11 Tanki bertangga (Cascade tank)
1. Air kondensat masuk (Condensate water
inlet)
2. Piringan division (Division
plate)
3. Saringan (Filter
backet)
4. Ruang apung (Float
chamber)
5. Pengapung (Float)
6. Kran pengatur pompa
pengisian uap (Steam regulating valve
for feed pump)
3)
Tanki air pengisian bantu
Air pengisian akan terpakai dan mungkin
kurang karena kebocoran atau hal lain. Tanki ini menyimpan air tawar atau air
destilasi untuk mengisi kekurangan itu.
c.
Prinsip
Kerja Boiler
Pada dasarnya prinsip kerja dari sebuah
boiler adalah jika air dipanaskan pada tekanan satu atmosfir, suhunya akan
berangsur-angsur naik sampai 100° C. Tetapi pemanasan lebih lanjut tidak akan
menaikkan suhu lebih tinggi. Air akan mendidih dan yang ditambahkan itu seluruhnya terpakai
untuk membangkitkan uap. Jadi tekanan uap yang dihasilkan adalah 1 atmosfir dan
suhunya 100°C. Akan tetapi, jika air dipanaskan pada tekanan lebih besar dari
pada 1 atmosfir, suhunya akan naik sampai lebih tinggi dari pada 100°C dan air
akan mendidih pada suhu yang sebanding dengan tekanannya. Sesudah mendidih,
suhu tidak akan meningkat oleh pemanasan lanjut dan semua panas hanya dipakai
membentuk uap.
Suhu tertentu yang sebanding tekanan disebut
suhu jenuh (saturation temperatur) dan tekanannya disebut tekanan jenuh
(saturation presure). Antara suhu jenuh dan tekanan jenuh terdapat hubungan
yang pasti sehingga jika tekanan diketahui, suhu jenuh yang sebanding sudah
tentu puia. Demikian pula jika suhu diketahui, tekanan jenuh yang sebanding
juga diketahui. Uap yang dibangkitkan pada tekanan jenuh dan suhu jenuh disebut
uap jenuh (saturated steam). label B.1. memperlihatkan hubungan antara tekanan
dan suhu uap jenuh. Uap jenuh biasanya mengandung sejurnlah air sehingga
disebut uap jenuh basah, uap yang sarna sekali tidak mengandung air {karena
telah menguap semua) disebut uap jenuh kering. Jika uap jenuh kering dipanaskan
lebih lanjut pada tekanan jenuh, suhunya akan naik melebihi suhu jenuh
disertai penambah volume uap ini disebut uap pemanasan lanjut (superheated
steam),
Panas yang di tambah untuk menaikkan suhu
sampai titik didih disebut panas nyata dan panas yang di tambahkan sesudah
titik didih tercapai dan dipakai untuk membangkitkan uap disebut panas laten
(latent heat).
Tabel C.1. Tekanan dan
suhu uap jenuh.
Tekanan kg/cm2
|
Suhu
°C
|
Tekanan kg/ cm2
|
Suhu
°C
|
Tekanan kg/ cm2
|
Suhu °C
|
Tekanan kg/ cm2
|
Suhu °C
|
Tekanan kg/ cm2
|
Suhu °C
|
0.01
0.05
0.1
0.5
1.0
2.0
|
6.7
32.5
45.4
80.9
99.1
119.6
|
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
8.0
|
132.9
142.9
151.1
158.1
164.2
169.6
|
9.0
10
12
14
16
18
|
174.5
179.5
187.5
194.1
200.4
206.1
|
20
25
30
35
40
50
|
211.4
222.9
232.8
241.4
249.2
262.7
|
60
70
80
90
100
225.65
|
274.3
284.5
293.6
301.9
309.5
374.15
|
d.
Perawatan Air Boiler
Air adalah media yang berguna dan murah untuk konduksi panas ke suatu proses. Kualitas uap yang dihasilkan dalam sistem boiler dipengaruhi oleh pengolahan air yang tepat. Kualitas air yang dipasok ke dalam boiler juga mempengaruhi efisiensi operasi dan umur
boiler.
Air mengandung berbagai zat yang terlarut seperti mineral, gas-gas campuran dan benda asing yang seperti kotoran dan sebagainya. Apabila terjadi kenaikan panas dan tekanan terhadap air, hampir semua bahan-bahan terlarut akan terpisah dari larutan menjadi partikel padat yang jika dibiarkan akan terjadinya pembentukan endapan dan kerak air. Air boiler harus bebas dari endapan padat supaya proses transfer panas terjadi dengan cepat dan efisien.
1) Oxygen
scavenger
Bahan kimia oxygen scavenger sangat sering ditambahkan
ke feed water boiler deaerated untuk mengeluarkan
sisa-sisa oksigen yang
tidak dihapus oleh deaerator tersebut. Oxygen
scavenger yang sering digunakan
adalah natrium sulfit (Na2SO3). Hal ini st efektif
dan cepat bereaksi
dengan oksigen membentuk sodium sulfat (Na2SO4) yang non-scaling. Oxygen scavenger lainnya yang biasa digunakan adalah hidrazin (N2H4).
Scavenger lainnya termasuk 1,3 -
diaminourea ( juga dikenal sebagai carbohydrazide ), Di Ethyl Hydroxyl Amine (DEHA), asam Ni Trilo Acetic (NTA), asam Ethylene Diamine Tetra Acetic (EDTA), dan Hidroquinon.
2) Pengertian
Dealkalisation
Dealkaliasation air mengacu pada penghapusan ion alkalinitas dari air. Klorida siklus anion pertukaran ion dealkalisers menghapus alkalinitas dari air.
Dealkalisers siklus Klorida beroperasi mirip dengan siklus kation pelunak air natrium. Seperti pelunak
air, dealkalisers mengandung resin
pertukaran ion yang diregenerasi dengan garam
terkonsentrasi (brine) solusi - NaCl. Dalam kasus pelembut air, resin pertukaran kation adalah
pertukaran natrium (Na ion NaCl) untuk kekerasan
mineral seperti kalsium dan magnesium.
Dealkaliser A berisi
dasar resin pertukaran anion kuat
bahwa pertukaran klorida (ion Cl dari NaCl) untuk karbonat, bikarbonat dan sulfat. Ketika air melewati resin anion ion karbonat, bikarbonat dan sulfat yang ditukar ion klorida.
e. Sistem
Pengendalian Korosi Pada Boiler
Korosi dalam boiler
tekanan rendah dapat disebabkan oleh oksigen terlarut, keasaman dan alkalinitas
berlebihan. Pengolahan air karenanya harus menghapus oksigen terlarut dan
menjaga air boiler dengan pH yang tepat dan tingkat alkalinitas. Kandungan oksigen air berkurang dengan kenaikan temperatur seperti yang ditunjukkan dalam grafik ini.

Grafik yang menunjukkan
bagaimana suhu mempengaruhi kadar oksigen terlarut dalam air umpan. Oleh karena itu berikut yang hanya meningkatkan
suhu air umpan, dan memberikan oksigen kesempatan yang cukup untuk melarikan
diri, secara signifikan akan mengurangi resiko korosi oksigen. Dengan demikian,
seorang feedtank yang dirancang atau Hotwell adalah garis pertahanan pertama dalam melindungi boiler.
Perhatikan khususnya bahwa dingin make-up
dan kembali kondensat harus didistribusikan oleh pengaturan menyembur untuk
memastikan pencampuran menyeluruh dan menghindari suhu stratifikasi. Ini akan
mendorong efek de-aerasi maksimal.
Suhu feed tank harus dipertahankan minimal
80 ° C. Ini harus dicapai dengan mengembalikan sebanyak panas kondensat
sebanyak mungkin dan dengan injeksi uap. Sebuah suhu umpan dari 85-90 ° C
sangat ideal, tetapi harus menghindari mendorong suhu terlalu tinggi, karena
akan mendorong kerusakan kavitasi di pompa feed.
NB: suhu yang berlebihan, mengepul dan
"membenturkan" di Hotwell dapat menjadi indikasi bahwa steam trap
yang lewat dan memungkinkan uap hidup kembali. Ini harus diselidiki dengan
segera, karena dapat membuang banyak energi panas.
Pengujian air boiler rutin adalah penting
untuk memastikan bahwa cadangan pemulung oksigen kimia yang baik dipertahankan
pada setiap saat. Sistem Pengendalian Korosi Kondensat. Garis
kondensat menunjukkan korosi karbon dioksida.
Uap kering tidak korosif, tetapi sekali lagi
mengembun untuk membentuk air, dapat menyerap gas yang korosif, oksigen dan
karbon dioksida, yang jika tidak diobati secara akurat dapat menyebabkan gagal
kembali di garis kondensat. Tempat pertama gagal di garis kondensat cenderung
benang dan siku dan laju korosi alam akan cenderung meningkat di mana
alkalinitas air baku dan karbon dioksida yang tinggi. Korosi
oksigen, yang mengarah ke pin-holing dari garis kondensat, biasanya dapat
dikendalikan dengan menambahkan scavenger oksigen kimia yang efektif untuk air
umpan boiler.
Karbon dioksida korosi,
yang menyebabkan hilangnya logam seragam di bawah garis air yang disebabkan
oleh serangan asam, dapat dikontrol baik oleh teknik pra-pengobatan seperti
de-alkalisation dan reverse osmosis, atau dengan penambahan uap kimia volatil
khusus seperti penetral dan syuting amina. Tergantung pada sifat mereka, bahan
kimia ini juga dapat tertutup ke dalam air umpan boiler atau disuntikkan
langsung ke header uap.
1) Steam
Boiler Blowdown
Tujuan dari steam boiler
blowdown adalah untuk menghapus lumpur, padatan tersuspensi dan padatan
terlarut. Sludge terbentuk dengan baik garam kekerasan diendapkan atau produk
korosi dibawa kembali dari sistem kondensat. Sebuah peningkatan mendadak dalam
tingkat lumpur dapat menunjukkan bahwa ada masalah dengan pelembut air atau
kontaminasi kondensat.
Blowdown adalah penting
untuk menghilangkan lumpur dan menjaga kemurnian steam tetapi penting untuk memastikan
bahwa blowdown perlu dihindari karena limbah energi. Tergantung pada tekanan
boiler blowdown setiap 3-4 % setara dengan 1% dari biaya bahan
bakar.
2) Penyebab Korosi Pada Boiler
a)
Pengkorosian
disebabkan oleh air boiler
Korosi akan
terjadi pada bagian dimana air di uapkan secara terus-menerus bila corong asap
di atas ruang pembakaran dan menunjukkan pipa air menuju ruang pembakaran, saat
beberapa korosi terjadi segera atasi dengan reaksi kimia, ketika reaksi
berlangsung cepat maka korosi terjadi tidak sampai mengakar. Jika, bagaimanapun
melakukan pencucian dengan reaksi kimia akan memperlambat terjadinya korosi.
Beberapa penyebab terjadinya korosi adalah kelalaian dalam blow off, tidak
bersihnya pembersihan dalam boiler, tidak cukupnya sirkulasi air boiler dan
pemakaian berlebihan.
b)
Korosi
yang di sebabkan oleh zat-zat lain
Reaksi
gas dalam air boiler
Besi
berkarat atau berkorosi akibat terendam dalam air atau suhu yang tinggi dan
pemakaian bahan yang mudah korosif. Dalam kasus ini terkandungnya oksigen dalam
penyediaan air sangat bagus untuk pengubangan atau pelubangan, kejadian ini
bagian dalam ruangan uap dimana kurangnya pergantian air, jalannya air dari
drum boiler dan pipa-pipa, pipa air dan economiser. Asam karbon hasil dari
karbon dioxida ketika pelarutan dalam air dan bereaksi dengan besi untuk
menghasilkan karbon besi. Karbon besi bereaksi dengan oksigen untuk
menghasilkan oksida besi kedua. Sejak proses reaksi ini berlangsung di mana
karbon dioksida terbebaskan, dengan demikian mempercepat siklus pengkorosian
lainnya.
c)
Korosi
oleh alam
Satu
bagian dari pengubangan atau pelubangan, perluasan area pengkorosian di
sebabkan oleh terpisahnya asam-asam dalam air boiler dan terpisahnya asam
besar/gemuk dari binatang atau tanaman tenunan dalam air boiler.
d)
Korosi
oleh garam
Korosi
magnesium klorida pada boiler terjadi sampai berakar. Keadian ini karena
terpisahnya hasil asam hidroklorik dalam air boiler dan ini tidak berhenti
dalam pelubangan tapi berhenti dalam bentuk karat skala ikan melakukan
perluasan, dimana sering terjadi dalam bagian-bagian menunjukkan untuk kuatnya
panas dimana gelembung-gelembung udara sukar untuk di lepaskan.
e)
Korosi
oleh uap panas yang nerlebihan.
Uap adalah pemisah dalam hidrogen dan oksigen ketika suhu dari permukaan baja naik menjadi 400 degrees centrigrade atau lebih tinggi. Oksigen adalah pengkorosi bagian penampang baja.
Uap adalah pemisah dalam hidrogen dan oksigen ketika suhu dari permukaan baja naik menjadi 400 degrees centrigrade atau lebih tinggi. Oksigen adalah pengkorosi bagian penampang baja.
f.
Perawatan pada
Boiler
1)
Pengecekan jumlah air pada tanki expansi
Apabila
jumlah air di tanki expansi berkurang, tindakan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
-
Buka kran pada pipa inlet pup yang menuju ke tanki expansi
-
Pastikan kran pada pipa inlet pump dalam keada’an terbuka
-
Jalankan pompa pengisian
-
Lihat gelas duga pada expansi tank, pastikan jumah air
tidak
melebihi batas
yang diijinkan
-
Setelah jumlah air pengisian sudah cukup, matikan pompa
-
Tutup kembali kran-kran yang telah dibuka ke posisi
semula
2)
Perawatan burner
Komponen-komponen
yang harus diberrsihkan meliputi :
-
Pembersihan filter bahan bakar dari kotoran
-
Pembersihan elektroda dan mengatur jarakmya
-
Pembersihan foto chell dari jelaga
-
Pembersihan nozzle dari kotoran agar penyemprotan bahan
bakar bisa sempurna
-
Pengechekan elektromotor
3)
Perawatan Feed Pump
-
Pembersihan impeller dari lumpur atau kotoran yang masuk
-
Pemeriksaan mechanikal seal
-
Pemeriksaan ball bearing
-
Penambahan pelumas pada ball bearing
4)
Pengechekan kadar PH dalam air pengisian
Pengechekan kadar ph dalam air pengisian adalah untuk
mengetahui air tersebut bersifat asam, netral ataupun alkalis. Adapun cara
untuk mengetahui PH adalah sebagai berikut :
-
Menggunakan alat PH meter,
PH
meter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur tingkat keasaman dan
kebasa’an, keasaman dalam larutan itu dinyatakan sebagai kadar ion hidrogen
(H+), dengan kata lain PH merupakan ukuran kekuatan suatu asam. PH suatu
larutan dapat ditra dengan beberapa cara antara lain dengan jalan menitrasi
larutan dengan asam dan indikator yang lebih teliti dengan menggunakan PH
meter, pengukur PH tingkat asam dan basa air ini bekerja secara digital, PH air
asam bila kurang dari 7dan PH basa apabila lebih dari 7, PH air disebut netral
apabila PH sama dengan 7 - Menggunakan kertas lakmus
Selain menggunakan PH meter,
pendeteksi laruratan asam basadapat dilakukan dengn menggunakan kertas lakmus
dengan cara yang sederhana, adapun caranya adalah warna kertas lakmus dalam
larutan asam,larutan basa, dan larutan bersifat netral berbeda. Ada 2 macam
kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Sifat dari masing-masing
kertas lakmus tersebut sebagai berikut :
(a)
Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam
larutan basa berwarna biru dan dalam larutan netrl berwarna merah.
(b)
Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan dalam
larutan basa berwarna biru dan dalam larutan netral berwarna biru
(c)
Metil merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam
larutan basa berwarna kuning dan dalam larutan netral berwarna kuning.
(d)
Metil jingga dalam larutan asam berwarna merah dalam
larutan basa berwarna kuning dan dalam larutan netral berwarna kuning.
(e)
Fenolftalim dalam larutan asam berwarna sedangkan dalam
larutan basa berwarna merah dan dalam larutan netral berwarna
-
Berikut ini ciri-ciri umum larutan dalam air :
Ciri-ciri umum larutan asam yaitu : terasa masam,bersifat
korosif,dapat memerahkan kertas lakmus biru,larutan dalam air dapat
menghantarkan arus listrik, menyebabkan perkaratan logam (korosi)
Ciri-ciri umum larutan basa yaitu : rasanya pahit,
bersifat licin, dapat membirukan kertas lakmus merah, larutan dalam air dapat
menghantarkan arus listrik, jika mengenai kulit maka kulit akan melepuh
(kaustik)
5)
Alkalinity
Test
a)
Menghitung
P-Alkalinity range : 0 – 300 mg/l
(1)
Gunakan
gelas ukur kecil, buka tutupnya bilas dengan air contoh : isi dengan 5 ml air
sample lalu tutup.
(2)
Tambahkan
1 tetes “Phenolphtalein Indicator” melalui
lubang pada tutup gelas ukur, aduk dengan menggoyang gelas ukur, jika larutan
berwarna kuning berarti P-Alkalinity = 0. Bila larutan berwarna ungu lanjutkan
dengan titrasi menggunakan larutan HI 3811-0.
(3)
Ambil
larutan HI 3811-0 memakai Syringe (seperti jarum suntik) sampai batas skala =
0.
(4)
Teteskan
ke dalam gelas ukur tetes demi tetes.
(5)
Hasil
P-Alkalinity dilihat dari skala pemakaian reagent dalam pipet titrasi, kemudian
dikalikan factor = 300 untuk mendapatkan hasil mg/l (ppm) CaCO3
b)
Range
: 0 – 100 mg/l (ppm) CaCO3
Lakukan metode
ini jika hasil yang didapatkan lebih kecil dari 100 mg/L untuk mendapatkan
hasil yang lebih akurat.
(1)
Gunakan
gelas ukur yang besar, buka tutupnya, bilas dengan air sampel lalu isi dengan :
15 ml air sampel.
(2)
Lanjutkan
proses titrasi sama dengan point langkah 1 s/d 5 seperti di atas.
(3)
Baca
tanda tera pada pipet lalu kalikan dengan factor 100 untuk mendapatkan angka
mg/L CaCO3.
6)
Chloride
Test
a)
Rentang
Tinggi (0-1000) mg/LCl
(1)
Ambil
gelas ukur kecil. Bilas gelas ukur
dengan contoh air, isi gelas ukur dengan contoh air sampai tanda tera.
(2)
Teteskan
2 tetes Diphenylcarbazone melalui lubang pada tutup gelas ukur, lalu goyangkan
gelas ukur untuk mencampurkan larutan sampai warna larutan menjadi merah
keunguan.
(3)
Sambil
tetap mengaduk (menggoyang) gelas ukur, tambahkan larutan asam nitrit sampai
larutan berubah warna menjadi kuning.
(4)
Ambil
penyemprot titrasi (seperti jarum suntik), masukkan jarum ke larutan merkuri
nitrit H3813, lalu ambil larutan sampai karet pendorong pada tanda tera : 0 ml.
(5)
Masukkan
jarum pipet titrasi melalui lubang, ditutup gelas ukur. Lakukan titrasi sampai
larutan di gelas ukur berubah warna dari kuning menjadi ungu.
(6)
Baca
tanda tera pada jarum penyemprot (pipet titrasi), kalikan dengan 1000 untuk
mendapatkan angka mgr/l chlorite.
b)
Rentang
rendah (0-100) mg/LCl
Lakukan metode
ini jika hasil yang didapatkan lebih kecil dari 100 mg/l clorit untuk
mendapatkan hasil yang lebih akurat.
(1)
Gunakan
gelas ukur yang besar, buka tutupnya, bilas dengan air sampel lalu isi dengan :
50 ml air sampel.
(2)
Lanjutkan
seperti test untuk kisaran rentang tinggi.
(3)
Baca
tanda tera pada pipet lalu kalikan 100 untuk mendapatkan angka mg/l chlorite.
7)
Sulfite
Test
a)
Rentang
tinggi (0 – 200) mg/l Na2SO3
(1)
Buka
tutup wadah plastic kecil, bilas dengan air sampel. Isi gelas ukur dengan air
sampel sampai dengan tanda tera : 5 ml lalu tutup.
(2)
Teteskan
4 tetes sulfamide acid solution dan edta melalui lubang pada tutup wadah
plastic lalu goyangkan dengan baik agar dapat larut sempurna.
(3)
Teteskan
2 tetes sulfuride acid solution, goyang kembali dengan baik.
(4)
Tambahkan
1 tetes starch indicator, goyang kembali dengan baik.
(5)
Ambil
penyemprot titrasi (seperti jarum suntik), masukkan jarum ke larutan reagen
titran Hl3822-0 lalu ambil larutan sampai karet mendorong pada tanda tera : 0
ml
(6)
Masukkan
jarum pipet titrasi melalui lubang ditutup dengan gelas ukur, lakukan titrasi
sampai larutan di gelas ukur berubah warna menjadi biru.
(7)
Baca
angka tertera pada jarum penyemprot (pipet titrasi), kalikan dengan 200 untuk
mendapatkan angka mg/l sodium sulfide.
b)
Rentang
rendah (0 – 20) mg/l Na2SO3
Lakukan metode
ini jika hasil yang didapatkan lebih kecil dari (0 – 20) mg/l Na2SO2 untuk
mendapatkan hasil yang lebih akurat.
(1)
Gunakan
gelas ukur yang besar, buka tutupnya, bilas dengan air sampel lalu isi dengan :
50 ml air sampel.
(2)
Lanjutkan
proses seperti test untuk kisaran rentang tinggi.
(3)
Baca
tanda tera pada pipet lalu kalikan 20 untuk mendapatkan angka mg/l (ppm) sodium
sulfide.
g.
Pemeliharaan Boiler Selama
Masa Operasi
Ketel uap tidak akan dapat berumur panjang apabila tidak
dilaksanakan pemeliharaan secara seksama (intensif), baik dalam masa operasi
maupun dalam masa penyimpanan. Pemeliharaan secara seksama dalam masa operasi
dimaksud adalah bagaimana cara mengoprasikan ketel uap tersebut sesuai dengan
petunjuk yang berlaku atau yang sesuai dengan design pembuat boiler tersebut.
Disamping itu pula, maka penggunaan air umpan juga harus
sesuai atau memenuhi syarat sebagai air pengisi ketel. Yang jelas bahwa air
pengisi boiler harus bebeas dari zat-zat yang dapt
merusak boiler, baik korosi maupun kerak.
Untuk
mencegah hal demikian, maka dilakukan perlakuan external treatment dan internal
treatment, misalnya dipasang PH control pada condensate line, atau dilakukan
Water treatment untuk raw water, juga penginjeksian chemical pada feed water
dan boiler water.
Untuk mengetahui bahwa sifat-sifat air sudah memenuhi
syarat, maka dilakukan penelitian air pengisi dan air boiler secara
intensif di laboratorium. Denga menjaga angka-angka yang disajikan sebagai air
pengisi dari air boiler berarti juga membantu penggunaanboiler berumur
panjang. Standar limit untuk boiler Water adalah :
Tabel
3.5 Standar limit untuk boiler Water
PH
|
10,8-11,3
|
Total hardness
(ppm)
|
Tracess
|
O alkalinity
(ppm)
|
200
|
Sulphite (ppm)
|
20-40
|
h.
Pemeliharaan Boiler Selama
Setelah Masa Operasi
Tidak kalah pentingnya pemeliharaan boiler selama
setelah masa operasi disbanding dengan masa selama operasi. Sebab bagaimanapun
logam itu akan dengan mudah dirusak oleh zat-zat perusak logam , misalnya
oksigen dsb.
Apalagi katel uap yang akan disimpan dalam jangka waktu
yang cukup lama, hal tersebut harus mendapatkan perawatan yang betul baik.
Langkah pertama yang diambil setelah boiler mengalami operasi
beberapa bulan dan akan disimpan cukup lama adalah chemical Cleaning dan mechanical Cleaning, adapun penginjeksian chemical kedalam boiler untuk penginjeksian proses chemical Cleaning
yaitu :
1)
Dua hari sebelum boiler dimatikan, maka
jenis chemical yang telah
ditentukan
serta dosisnya mulai diinjeksikan dengan memonitor PH air boiler tidak boleh lebih dari 13.
2)
Secara rutin dilakukan Blow
Down lower drum, untuk membuang kotoran-kotoran yang mengendap
3)
Setelah dua hari di injeksikan chemical,
maka boiler dimatiakn dan selanjutnya dilakukan sirkulasi
air/penggantian air pengisi.
4)
Setelah boiler dalam keadaan dingin, maka
air boiler di blow (dikosongkan)
5)
Diadakan pemeriksaan oleh pihak depnaker, untuk
menentukan hal-hal yang perlu dilaksanakan pada langkah selanjutnya contohnya
pada perlakuan mechanicalCleaning dalam dan luar pada bagian boiler.
6)
Setelah diadakan pembersihan baik bagian luar maupun
dalam yang mana hal tersebut dilakukan dengan dengan meerlukan
waktu , maka akan dilakukan ulang oleh pihak depnaker, untuk
menentukan apakah masih perlu dilakukan pembersihan ulang atau tidak.
i.
Pemeriksaan Dan
Repair
Pemeriksaan
katel uap dilakukan dengan dua cara yaitu:
1)
Pemeriksaan yang dilakukan oleh depnaker
yaitu steam
drum, water drum, superheater tube, kebersihan, kekuatan material, kondisi
maerial dan Water Tube. Bagian-bagian tersebut tentunya dikaitkan dengan
bagian-bagian yang bertekanan tinggi yang sangat membahayakan bagi keselamatan
manusia.
2)
Pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak perusahaan yaitu
bagian yang tidak bertekanan tinggi, yang mana bagian tersebut dikaitkan dengan
produktivitas dan hal-hal yang mengganggu efisiensi boiler misalnya
pada rangka bakar, dinding boilercasing, impeller, damper, isolasi dsb.
Setelah kedua belah pihak menentukan
bagian-bagian mana yang perlu
diadakan
perbaikan dan penggantian, maka dimulailah repair missal nya pada :
a. Penggantian
pipa – pipa air.
b. Penggantian
pipa – pipa uap
c. Penggantian
pipa – pipa gas
d. Perbaikan
batu-batu dinding
e. Perbaikan casing
f. Perbaikan
impeller
g. Isolasi
Apabila
pekerjaan repair dinyatan sudah selesai, maka selanjutnya akan diadakan
periksaan yang ketiga oleh pihak depnaker dan perusahaan.
j.
Hydrostatis test
Untuk menetukan bahwa boiler tersebut sudah
memenuhi syarat untuk di operasikan maka dilakukan hydrostatis
test. hydrostatis test yaitu perlakuan pemadatanboiler dengan
menggunakan air dingin dan bersih untuk mengetahui dan meyakinkan
bahwaboiler tersebut dalam keadaan tidak bocor baik pada valve,
packing dan pipa. Cara pemadatan yang benar adalah:
1)
Boiler dalam keadaan kosong,
drain-drain valve di tutup rapat, safty valve difrange
mati, steam valve uap induk ditutup
rapa, vent valve steam drum dan superheaterdibuka
penuh.
2)
Jalankan pompa feed Water dengan
bukaan kecil, dengan kondisi air pengisi yang memenuhi syarat.
3)
Setelah air boiler penuh sehingga air tumpah
melalui vent valve, dan yakinkan bahwa udara sudah tidak ada, matikan
pompa dan tutup vent valve.
4)
Jalankan pompa khusus pemadatan, dengan kapasitas yang
kecil (ditentukan), untuk mendapatkan kenaikan tekanan secara perlahan
5)
Kenaikan tekanan pada pemadata adalah 10% dari tekanan
kerja yang di izinkan. Tekanan pengujian (pemadatan) yang di izinkan adalah:
a)
Tekanan kerja kurang atau sama dengan 5 kg/cm2, maka
tekanan pemadatan = 2 kali tekanan kerja.
b)
Tekanan kerja lebih besar dari 5 kg/cm2, lebih kecil dari
10 kg/cm2, maka tekanan pemadatan = 5 + tekanan kerja
c)
Tekanan kerja lebih besar dari 10 kg/cm2, maka tekanan
pemadatan = 1,5 kali tekanan kerja.
Sedangkan
untuk boiler yang sudah digunakan, tekanan pemadatan = tekanan kerja
maksimum + 3 kg/cm2,
6)
Penekanan pada tekanan pengujian dilakukan tidak terlau
lama, maka sesudah nya tekanan diturunkan pelan-pelan dengan kecepatan 5
kg/cm2/menit maksimum.
k.
Steam test
(percobaan dengan tekanan uap)
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan kerja
dari tingkat pengamanan (safety valve) disesuaikan dengan maksud
pemakayan. Dengan tidak melebihi tekanan yang di izinkan. Percobaan ini
dilakukan pada tiap:
1)
Penggantian tiap-tiap pengaman
2)
Pemakayan tingkat pengaman dengan menggunakan pegas.
3)
Tingkat-tingkat pengaman yang bekerjanya diragukan.
4)
Penggantian jenis bahan bakar
5)
Setiap boiler yang dilengkapi dengan alat
otomatis
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Semua pesawat bantu yang berada diatas kapal sangat
penting fungsinya, terutama boiler
yang berfungsi untuk menghasilkan steam ( uap ) yang digunakan untuk menjalankan mesin bantu dan peralatan
lainnya yang menggunakan tenaga steam ( uap ).
2.
Untuk menjaga dan mencegah kerusakan dari boiler, harus
dilakukan pemeriksaan secara berkala, untuk mengetahui cara kerja dari
bagian-bagian boiler
dan memastikan semua perlengkapan lainnya masih layak untuk digunakan atau
harus diganti.
3.
Perawatan boiler diantaranya yaitu melakukan pemeriksaan
air boiler secara berkala agar tidak mudah terjadi korosi pada pipa – pipa dan
perlengkapan di kapal yang menggunakan steam ( uap ).
B. Saran
– Saran
1. Sebelum
menjalankan kapal sebaiknya terlebih dahulu kita periksa segala sesuatu yang
berhubungan dengan kelancaran pengoperasian kapal, khususnya pada pesawat bantu boiler.
2. Sebaiknya
perawatan pada boiler perlu dilakukan
secara berkala, agar terhindar
dari kerusakan yang lebih
parah.
3. Hendaknya jangan
menganggap remeh kerusakan – kerusakan
pada bagian boiler yang merupakan
salah satu pesawat yang penting dalam pengoperasian dari mesin bantu dan induk.
Sebagai seorang ahli mesin, maka sebaiknya lebih berhati – hati dan
profesional dalam penanganan mesin – mesin terutama pada mesin kapal, karena
dengan adanya perawatan yang sempurna, maka mesin akan selalu lancar pada saat
pengoperasian.
Terimakasih artikelnya salam kenala dan salam sukses
ReplyDeleteVery Good article,
ReplyDeletehttps://www.jualboiler.com/2018/10/08/jual-boiler-murah-jakarta/
BWT - Anti korosi berfungsi untuk menghambat terbentuknya kerak pada boiler sekaligus memberikan perlindungan secara menyeluruh terhadap serangan korosi pada permukaan logam jenis besi dan tembaga maupun logam campuran pada boiler sistem / Hot water jenis resirkulasi . Chemical ini digunakan khusus untuk perawatan boiler.
ReplyDeleteSpesifikasi :
- Bentuk : Cair
- Kemasan : 30 Liter/pail
Untuk info lebih lengkap silahkan menghubungi nomer kami.(081310849918)
terimakasih.
Inspiratif dan sangat membantu, Terimakasih
ReplyDeleteJual boiler kelapa sawit
Seteam Boiler Indira
Jual Steam Boiler
Jual Steam Boiler/ketel Uap
Fabrikasi Boiler di indonesia
Jual Boiler bahan Bakar solar
Distributor Boiler steam di jakarta
Distributor Boiler evaprator murah
jual Boiler steam Vertikal
Jual Boiler Steam mini