KUMPULAN KRYA TULIS

Thursday, January 5, 2017

CONTOH KARYA TULIS PERAWATAN BOILER DI KAPAL



BAB I
PENDAHULUAN

Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta peningkatan sektor ekonomi banyak dipengaruhi oleh perkembangan dalam bidang pelayaran, maka banyak perusahaan yang menggunakan jasa angkutan laut dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan perusahaan tersebut.
Perusahaan pelayaran dituntut untuk bisa memberikan pelayanan yang optimal kepada pengguna jasa, seiring dengan besarnya persaingan usaha pelayaran. Upaya tersebut sudah diwujudkan dengan penggunaan teknologi pada kapal-kapal di perusahaan pelayaran.
Dalam menunjang keselamatan pelayaran di laut perlu adanya alat penunjang atau alat bantu kapal yang sesuai, sehingga dalam pelayaran tidak mengalami suatu hambatan. Alat bantu diantaranya adalah boiler, dimana boiler ini harus dapat bekerja dengan baik dan tanpa hambatan maka boiler  perlu dilakukan perawatan secara continue sehingga hal ini dapat mengurangi terjadinya kerusakan yang lebih parah, mengingat dalam penggantian sparepart saat ini dirasa sangat mahal sehingga dengan perawatan ini dapat mengurangi pengeluaran biaya perusahaan.
   Boiler adalah salah satu jenis pesawat bantu diatas kapal yang digunakan untuk menghasilkan steam ( uap ) air yamg akan digunakan untuk pemanasan bahan bakar, muatan, alat-alat bantu yg menggunakan tenaga steam ( uap ) ataupun sebagai tenaga penggerak di kapal. Berdasarkan pentingnya peran kerja boiler tersebut diatas, maka penulis bergagasan untuk membuat karya tulis dengan judul : ” PERAWATAN BOILER DI  KAPAL KM. LEUSER PT. PELAYARAN NASIONAL INDONESIA ( PELNI ) DI JAKARTA


                       



















BAB II

PT. PELAYARAN NASIOANAL INDONESIA
( PELNI )

SHIP PARTICULAR


Name Of Ship
Kind Of Shino
Call Sign
Port Of Registry
Registry Number
Owner
Operator
Class
Ship Launching

Grooss Tonnage
Netto Tonnage
D W T
Length Over All
Breadt Moulded
Number Of Deck
Depth To $th Deck
Depth To 5th Deck
Design Draft
Speed Cruising
Cargo Hold Capacity -Bales
Cargo Hold Capasity - Garin

Fresh Water Capacity
Bunker Capacity
Specification Of Pasenger




Crew Complement

Main Engine



Tranpersal Thurstprop
: M.V. ‘LEUSER
: Passenger Ship
: YEIT
: Indonesia
: Jakarta
: GT. 6022 No.1218 / Bd
: Directorate General Of Sea Communication
: PT. PELNI
: Jos L Mayer Werf, Panpenburg Germany

: 6.022 GT = 16,104.65 M3 ( Whit 3 Deck )
: 1,812 NT
: 1,400 Tons
: 99,80 Meter
: 18,00 Meter
: 8 Deck
: 6,90 Meter
: 9,40 Meter
: 4,20 Meter
: 13,5 Knots
: 491,8 M3
: 534,5 M3

:  825.5 M3 – 817.7 K/T
: 328.0 M3 – 278.8 K/T
: 1 st Class            = 14 Person ( V Depan )
: 2 nd Class           = 40 Person ( V Depan )
: Economy Class = 916 Person ( II,III,IV,V,blk )
: Total                  = 970 Person

: 68 Person Incluiding Master

: 2 Krupp. Mak 6 Cylinder Engine – 4.352 PK
: Type : 6 MU 453 B. Out put : 1,600 KW 600 Rpm
: 2 BBC Turbo Charges Type : VTR 251 – 21

: 1 Lipps BT VBS 4.53 Phase / 380 V/ 880 A 50 Hz
: 480 KW Rpm 1476 / 1530 ST – 06 II - 21
DAFTAR CREW KAPAL KM. LEUSER
NO
NAMA
JABATAN
IJAZAH
1
Capt. NURSYAMSI
Nahkoda
ANT. I / 2006
2
RAWANTO RAMPE
Mualim - I
ANT. I / 2007
3
MARTHEN
Mualim - II
ANT. III / 2007
4
FAISAL YAHYA
Mualim - III
ANT. II / 2010
5
Fahmi zulfikr
Mualim - IV
ANT. III / -
6
Udjie muchidien
Markonis - I
SRE - II / 2008
7
Dwi Prijanto
Markonis - II
SRE - II / 2009
8
Iwan juanda
PUK – I
B.S.T
9
Iqbal muttaqin
Perawat
B.S.T
10
Pranoboy Sijabat
K.K.M
ATT - I / 2011
11
Winarno
Masinis - I
ATT - II / 2011
12
Rinsa Siagian
Masinis – II
ATT - III / 2009
13
Kuwat
Masinis - III
ATT - III / 2001
14
Wawan Hermawan
Masinis - IV
ATT - IV / 2013
15
Muh. Deni
A. Listrik – I
B.S.T
16
Komar Kusyaman
A. Listrik - II
B.S.T
17
Sulaeman
Juru Motor
ATT. V / 2013
18
Juniarto Ode
Kadet Deck
B.S.T
19
Rista Wibowo
Kadet Mesin
B.S.T
20
Aminah
Kadet Mesin
B.S.T


BAB III
PERAWATAN  BOILER

A.   Pengertian Boiler
Boiler di dalam kamar mesin sebuah kapal merupakan salah satu dari beberapa pesawat bantu yang ada di kapal. Fungsi Boiler adalah sebuah bejana tertutup, yang dapat membentuk uap dengan tekanan lebih dari 1 atmosfir, yaitu dengan jalan memanaskan air ketel yang ada di dalamnya dari gas-gas panas dari hasil pembakaran. Pada umumnya pada kapal dipasang 2 buah Boiler yang mempunyai tujuan apabila salah satu dari boiler rusak atau dalam perbaikan, masih ada yang lain yang dapat menggantikan.
Boiler pada kapal terdapat dua jenis, yaitu :
  1. Boiler pipa api dimana proses pengapian terjadi didalam pipa, kemudian panas yang dihasilkan dihantarkan langsung kedalam boiler yang berisi air.
  2. Boiler pipa air dimana proses pengapian terjadi diluar pipa, kemudian panas yang dihasilkan memanaskan pipa yang berisi air , dimana didalam pipa air ini air yang mengalir harus dikondisikan terhadap mineral atau kandungan lainnya yang larut terhadap air tersebut.


1.    Perlengkapan Boiler
Berbagai katup dan alat-alat dipasang pada kulit atau tabung  ketel. Gambar A.1,  melukiskan contoh jenis dan susunan Perlengkapan yang   dipasang pada ketel tabung.



 






                               Gambar. A.1 Perlengkapan pada ketel tabung
(1)  Klep pemakaian uap utama (Main steam stop valve)
(2)   Klep uap bantu (Auxiliary water feed valve)
(3)   Klep induk pengisian air (Main water feed valve)
(4)   Klep bantu perigisian air (Auxiliary water feed valve)
(5)   Klep keamanan (Safety valve)          
(6)   Pengukur air (Water gauge)
(7)   Pengukur tekanan (Pressure gauge)
(8)   Permukaan klep penghembus (Surface blow off valve)
(9)  Ruang busa (Scum pan)    
(10) Klep penghembus (Boiler bottom Blow off valve)
(11)Penghembus keluar kapal (Ship side blow off blow off  cock)
(12) Salino meter (salinometer cock)    
(13)(Hidrokineter)

a.      Katup uap (steam stop valve).
Katup ini mengalirkan uap dari ketel. Ada katup uap utama untuk mengalirkan uap kemesin induk dan katup uap bantu bagi mesin-mesin bantu. Gambar, A.2. menunjukkan katup uap.







(1).    Klep(Valve)
(2).    Dudukan klep (Valve seat)
(3).    Batang klep (Valve rod)
(4).    Badan klep (Valve body)
(5).    Penutup Klep (Valve cover)
(6).    Baut penahan (Yoke)
(7).    Pemutar (krank)

 

 







            Gambar A.2 Katup penahan uap
b.     Katup pengisian (Water feed valve).
Adalah katup yang mengatur jumlah air yang di isikan ke ketel. Selain katup air (water stop valve) juga terdapat katup pengatur pengisian (feed check valve) untuk mencegah aliran balik dari ketel. Gambar A.3. memperlihatkan katup pengisi air dimana (A) merupakan katup penahan air dan (B) katup pengatur pengisian.

Gambar : A.3 Katup Pengisi Air

c.      Katup Keamanan ( Safety Valve )
Merupakan katup untuk memelihara keamanan ketel dengan cara melepaskan uap secara automatis jika tekanan uap dalam ketel melampaui nilai yang di tentukan. Gambar A.4, memperlihatkan sebuah katup keamanan.


A. Klep ( Valve )
B. Lobang Aliran (drain hole)
C. Jarum Klep (valve spindle)
D. Per (spring)
E. Cotter (ruang kecil)
F. Penutup (cap)
G. Tabung (casing)
L.N. Peralatan pengangkat klep (device of lifting valve)
S. Mur pengatur (adjusting nut)
 
 







Gambar : A.4 Katup Keamanan



d.     Gelas penduga (water gauge).
Merupakan alat untuk menunjukkan tinggi permukaan air dalam ketel. Ada berbagai jenis. Jika permukaan air dalam ketel terlalu rendah, permukaan pemanas akan terlalu panas sehingga berbahaya. Sebaliknya, jika terlalu tinggi, uap akan tercampur tetes - tetes air sehingga mengganggu jalannya mesin. Karena itu, permukaan air harus dijaga berada pada tinggi yang normal.



 









                        

  Gambar. A.5. Gelas penduga



e.      Pengukur tekanan (pressure gauge)
Merupakan alat untuk menunjukkan tekanan uap dalam ketel. Pada umumnya, digunakan pengukur tabung bourdon seperti yang terlihat dalam gambar. A.6.







(1)        Penampang dari pada pipa
bourdon (Section of bourdon tube )
 

 










Gambar : A.6. Pengukur tekanan.

f.       Katup-katup lain.
Selain katup – katup tersebut diatas, ketel dilengkapi pula dengan katup pembuang (blow off valve) untuk membuang kotoran dari air ketel, katup salino meter untuk mengambil contoh air ketel bagi pemeriksaan, katup pembersih udara (air purge valve) dan katup kontrol bagi sirene atau suling uap.                      

2.    Peralatan pembakaran dan penyediaan air
a.    Peralatan Pembakaran
Pada saat sekarang, dilaut bahan bakar yang digunakan adalah minyak berat. Untuk membakarnya, minyak tersebut perlu dipancarkan terlebih dahulu oleh brander (oil burner) kemudian dicampur dengan udara.


 



Gambar A,8 memperlihatkan diagram peralatan pembakaran "heavy oil".





Gambar A,8 memperlihatkan diagram peralatan pembakaran "heavy oil".                                                                   
            Gambar : A.8. Peralatan pembakaran minyak
(1).      Tanki dasar ganda (Double bottom tank)
(2).      Pompa pemindah bahan bakar (Fuel transfer pump)
(3).      Tanki persediaan (Settling tank)          
(4).      Klep cerat (Drain valve)
(5).      Saringan minyak dingin (Cold oil fitter)
(6).      Pompa minyak pembakar (Oil burning pump)
(7).      Pemanas minyak (Oil heater)
(8).      Saringan minyak panas (Heated oil filter)
(9).      Pembakar (Burner)
(10).    Pipa sirkulasi (Circulating pipe)
1)    Tangki persediaan (tanki pengendapan / settling tank)
Dalam tangki ini kandungan air dalam minyak dipisahkan dan diendapkan dengan cara memanaskan kemudian mendiamkannya. Ada dua tanki pengendapan yang dapat digunakan bergantian.
2)    Saringan
Saringan ini berfungsi menyaring kotoran yang terkandung dalam minyak. Ada dua saringan, satu ditempatkan dimuka pompa pembakaran minyak dan yang satu lagi belakang pemanas minyak.
3)    Pompa brander (oil burning pump)
Pompa untuk memberikan tekanan bagi penguraian minyak. Ada dua pompa tetapi yang satu sebagai pompa pengganti.
4)    Pemanas minyak
Pemanas ini berfungsi mengurangi kekentalan minyak melalui pemanasan sehingga mempermuda penguraian.



5)    Burner
Burner menguraikan minyak dan menyemprotkannya kedalarn tungku untuk di-bakar. Gambar A,9 memperlihatkan cara penempatan brander dalam lubang pemba­karan.







(1)   Pembakar (Burner)
(2)  Udara (Air)
(3)  Suduantar   (Guide blade)
(4)  Udara (Air)

 

 











           Gambar : A.9 Pemasangan Burner

6)     Penyediaan udara (air feeder)
Udara yang dialirkan dari sebuah kipas angin melalui pemanas pendahulu, sampai ke tungku diputar oleh sudu-sudu antar (guide blades) di kelilingi ruang pembakaran, dan kemudian tercampur dengan minyak yang telah terurai. Banyaknya udara diatur oleh sebuah alat pengatur.
b.    Peralatan Penyediaan Air
Uap yang dibangkitkan dalam ketel dimanfaatkan oleh mesin kemudian diembunkan menjadi air oleh kondensor. Peralatan penyediaan air yang diembunkan itu kembali ke ketel. Peralatan ini dapat type terbuka ataupun tertutup. Gambar A.10 (a) dan (b) memperlihatkan contoh masing - masing sistem penyediaan air.







Flowchart: Connector:  1

 


                                    






  4
 



Flowchart: Connector:  5
 



   6              7
 
         9








 



Gambar : A.10. Peralatan penyediaan air.
(a). Mesin uap (Steam engine)             
(1)  Boiler           
(2)  LO Heater                            
(3)  FO Heater                             
(4)  Free Heater Fresh Water Main Engine                
(5)  Condensor              
(6)  Tanki Pemuaian
(7)  Tanki Bantu Pengisian 
(8)   Pompa pengisian
(9)  Air Pengisian                      
1)    Pompa pengisian
Pompa pengisian adalah pompa untuk mengisi air ke ketel. Pompa ini merupakan bagian yang terpenting dari peralatan penyediaan air, Biasanya ada dua pompa, satu sebagai persediaan.
2)    Saringan dan tanki air pengisi
Peralatan penyediaan air type terbuka dilengkapi dengan saringan untuk memisahkan minyak atau kotoran lain. Biasanya digunakan tangki bertangga dengan saringan air didalam tangki air pengisi. Tangki air pengisian berfungsi menyesuaikan ke tidak seimbangan yang sewaktu – waktu terjadi antara jumlah air kondensasi dan air pengisian.


 







                 Gambar : A.11 Tanki bertangga (Cascade tank)
   1.      Air kondensat masuk (Condensate water inlet)
2.      Piringan division (Division plate)
3.      Saringan (Filter backet)
4.      Ruang apung (Float chamber)
5.      Pengapung (Float)
6.      Kran pengatur pompa pengisian uap (Steam regulating valve  for feed pump)

3)    Tanki air pengisian bantu
Air pengisian akan terpakai dan mungkin kurang karena kebocoran atau hal lain. Tanki ini menyimpan air tawar atau air destilasi untuk mengisi kekurangan itu.

c.    Prinsip Kerja Boiler
Pada dasarnya prinsip kerja dari sebuah boiler adalah jika air dipanaskan pada tekanan satu atmosfir, suhunya akan berangsur-angsur naik sampai 100° C. Tetapi pemanasan lebih lanjut tidak akan menaikkan suhu lebih tinggi. Air akan mendidih dan yang ditambahkan itu seluruhnya terpakai untuk membangkitkan uap. Jadi tekanan uap yang dihasilkan adalah 1 atmosfir dan suhunya 100°C. Akan tetapi, jika air dipanaskan pada tekanan lebih besar dari pada 1 atmosfir, suhunya akan naik sampai lebih tinggi dari pada 100°C dan air akan mendidih pada suhu yang sebanding dengan tekanannya. Sesudah mendidih, suhu tidak akan meningkat oleh pemanasan lanjut dan semua panas hanya dipakai membentuk uap.
Suhu tertentu yang sebanding tekanan disebut suhu jenuh (saturation temperatur) dan tekanannya disebut tekanan jenuh (saturation presure). Antara suhu jenuh dan tekanan jenuh terdapat hubungan yang pasti sehingga jika tekanan diketahui, suhu jenuh yang se­banding sudah tentu puia. Demikian pula jika suhu diketahui, tekanan jenuh yang sebanding juga diketahui. Uap yang dibangkitkan pada tekanan jenuh dan suhu jenuh disebut uap jenuh (saturated steam). label B.1. memperlihatkan hubungan antara tekanan dan suhu uap jenuh. Uap jenuh biasanya mengandung sejurnlah air sehingga disebut uap jenuh basah, uap yang sarna sekali tidak mengandung air {karena telah menguap semua) disebut uap jenuh kering. Jika uap jenuh kering dipanaskan lebih lanjut pada tekanan jenuh, suhu­nya akan naik melebihi suhu jenuh disertai penambah volume uap ini disebut uap pemana­san lanjut (superheated steam),
Panas yang di tambah untuk menaikkan suhu sampai titik didih disebut panas nyata dan panas yang di tambahkan sesudah titik didih tercapai dan dipakai untuk membangkitkan uap disebut panas laten (latent heat).

Tabel C.1. Tekanan dan suhu uap jenuh.
Tekanan kg/cm2

Suhu
°C
Tekanan kg/ cm2

Suhu
°C
Tekanan   kg/ cm2

Suhu °C
Tekanan kg/ cm2

Suhu °C
Tekanan kg/ cm2

Suhu °C
0.01
0.05
0.1
0.5
1.0
2.0
6.7
32.5
45.4
80.9
99.1
119.6
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
8.0
132.9
142.9
151.1
158.1
164.2
169.6
9.0
10
12
14
16
18
174.5
179.5
187.5
194.1
200.4
206.1
20
25
30
35
40
50
211.4
222.9
232.8
241.4
249.2
262.7
60
70
80
90
100
225.65
274.3
284.5
293.6
301.9
309.5
374.15

d.    Perawatan Air Boiler
Air adalah media yang berguna dan murah untuk konduksi panas ke suatu proses. Kualitas uap yang dihasilkan dalam sistem boiler dipengaruhi oleh pengolahan air yang tepat. Kualitas air yang dipasok ke dalam boiler juga mempengaruhi efisiensi operasi dan umur boiler. 
Air mengandung berbagai zat yang terlarut seperti mineral, gas-gas campuran dan benda asing yang seperti kotoran dan sebagainya. Apabila terjadi kenaikan panas dan tekanan terhadap air, hampir semua bahan-bahan terlarut akan terpisah dari larutan menjadi partikel padat yang jika dibiarkan akan terjadinya pembentukan endapan dan kerak air. Air boiler harus bebas dari endapan padat supaya proses transfer panas terjadi dengan cepat dan efisien.
1)    Oxygen scavenger
Bahan kimia oxygen scavenger  sangat sering ditambahkan ke feed water  boiler deaerated untuk mengeluarkan sisa-sisa oksigen yang tidak dihapus oleh deaerator tersebut. Oxygen scavenger yang sering digunakan adalah natrium sulfit (Na2SO3). Hal ini st efektif dan cepat bereaksi dengan oksigen membentuk sodium sulfat (Na2SO4) yang non-scaling. Oxygen scavenger lainnya yang biasa digunakan adalah hidrazin (N2H4).
Scavenger lainnya termasuk 1,3 - diaminourea ( juga dikenal sebagai carbohydrazide ), Di Ethyl Hydroxyl Amine (DEHA), asam Ni Trilo Acetic (NTA), asam Ethylene Diamine Tetra Acetic (EDTA), dan Hidroquinon.
2)    Pengertian Dealkalisation
Dealkaliasation air mengacu pada penghapusan ion alkalinitas dari air. Klorida siklus anion pertukaran ion dealkalisers menghapus alkalinitas dari air.
Dealkalisers siklus Klorida beroperasi mirip dengan siklus kation pelunak air natrium. Seperti pelunak air, dealkalisers mengandung resin pertukaran ion yang diregenerasi dengan garam terkonsentrasi (brine) solusi - NaCl. Dalam kasus pelembut air, resin pertukaran kation adalah pertukaran natrium (Na ion NaCl) untuk kekerasan mineral seperti kalsium dan magnesium.
Dealkaliser A berisi dasar resin pertukaran anion kuat bahwa pertukaran klorida (ion Cl dari NaCl) untuk karbonat, bikarbonat dan sulfat. Ketika air melewati resin anion ion karbonat, bikarbonat dan sulfat yang ditukar ion klorida.

e.    Sistem Pengendalian Korosi Pada Boiler
Korosi dalam boiler tekanan rendah dapat disebabkan oleh oksigen terlarut, keasaman dan alkalinitas berlebihan. Pengolahan air karenanya harus menghapus oksigen terlarut dan menjaga air boiler dengan pH yang tepat dan tingkat alkalinitas. Kandungan oksigen air berkurang dengan kenaikan temperatur seperti yang ditunjukkan dalam grafik ini. 
Grafik yang menunjukkan bagaimana suhu mempengaruhi kadar oksigen terlarut dalam air umpan. Oleh karena itu berikut yang hanya meningkatkan suhu air umpan, dan memberikan oksigen kesempatan yang cukup untuk melarikan diri, secara signifikan akan mengurangi resiko korosi oksigen. Dengan demikian, seorang feedtank yang dirancang atau Hotwell adalah garis pertahanan pertama dalam melindungi boiler.
Perhatikan khususnya bahwa dingin make-up dan kembali kondensat harus didistribusikan oleh pengaturan menyembur untuk memastikan pencampuran menyeluruh dan menghindari suhu stratifikasi. Ini akan mendorong efek de-aerasi maksimal.
Suhu feed tank harus dipertahankan minimal 80 ° C. Ini harus dicapai dengan mengembalikan sebanyak panas kondensat sebanyak mungkin dan dengan injeksi uap. Sebuah suhu umpan dari 85-90 ° C sangat ideal, tetapi harus menghindari mendorong suhu terlalu tinggi, karena akan mendorong kerusakan kavitasi di pompa feed.
NB: suhu yang berlebihan, mengepul dan "membenturkan" di Hotwell dapat menjadi indikasi bahwa steam trap yang lewat dan memungkinkan uap hidup kembali. Ini harus diselidiki dengan segera, karena dapat membuang banyak energi panas.
Pengujian air boiler rutin adalah penting untuk memastikan bahwa cadangan pemulung oksigen kimia yang baik dipertahankan pada setiap saat. Sistem Pengendalian Korosi Kondensat. Garis kondensat menunjukkan korosi karbon dioksida.
Uap kering tidak korosif, tetapi sekali lagi mengembun untuk membentuk air, dapat menyerap gas yang korosif, oksigen dan karbon dioksida, yang jika tidak diobati secara akurat dapat menyebabkan gagal kembali di garis kondensat. Tempat pertama gagal di garis kondensat cenderung benang dan siku dan laju korosi alam akan cenderung meningkat di mana alkalinitas air baku dan karbon dioksida yang tinggi. Korosi oksigen, yang mengarah ke pin-holing dari garis kondensat, biasanya dapat dikendalikan dengan menambahkan scavenger oksigen kimia yang efektif untuk air umpan boiler.
Karbon dioksida korosi, yang menyebabkan hilangnya logam seragam di bawah garis air yang disebabkan oleh serangan asam, dapat dikontrol baik oleh teknik pra-pengobatan seperti de-alkalisation dan reverse osmosis, atau dengan penambahan uap kimia volatil khusus seperti penetral dan syuting amina. Tergantung pada sifat mereka, bahan kimia ini juga dapat tertutup ke dalam air umpan boiler atau disuntikkan langsung ke header uap.
1)    Steam Boiler Blowdown
Tujuan dari steam boiler blowdown adalah untuk menghapus lumpur, padatan tersuspensi dan padatan terlarut. Sludge terbentuk dengan baik garam kekerasan diendapkan atau produk korosi dibawa kembali dari sistem kondensat. Sebuah peningkatan mendadak dalam tingkat lumpur dapat menunjukkan bahwa ada masalah dengan pelembut air atau kontaminasi kondensat.
Blowdown adalah penting untuk menghilangkan lumpur dan menjaga kemurnian steam tetapi penting untuk memastikan bahwa blowdown perlu dihindari karena limbah energi. Tergantung pada tekanan boiler blowdown setiap 3-4 % setara dengan 1% dari biaya bahan bakar.
2)    Penyebab Korosi Pada Boiler
a)    Pengkorosian disebabkan oleh air boiler
Korosi akan terjadi pada bagian dimana air di uapkan secara terus-menerus bila corong asap di atas ruang pembakaran dan menunjukkan pipa air menuju ruang pembakaran, saat beberapa korosi terjadi segera atasi dengan reaksi kimia, ketika reaksi berlangsung cepat maka korosi terjadi tidak sampai mengakar. Jika, bagaimanapun melakukan pencucian dengan reaksi kimia akan memperlambat terjadinya korosi. Beberapa penyebab terjadinya korosi adalah kelalaian dalam blow off, tidak bersihnya pembersihan dalam boiler, tidak cukupnya sirkulasi air boiler dan pemakaian berlebihan.
b)   Korosi yang di sebabkan oleh zat-zat lain
Reaksi  gas dalam air boiler
Besi berkarat atau berkorosi akibat terendam dalam air atau suhu yang tinggi dan pemakaian bahan yang mudah korosif. Dalam kasus ini terkandungnya oksigen dalam penyediaan air sangat bagus untuk pengubangan atau pelubangan, kejadian ini bagian dalam ruangan uap dimana kurangnya pergantian air, jalannya air dari drum boiler dan pipa-pipa, pipa air dan economiser. Asam karbon hasil dari karbon dioxida ketika pelarutan dalam air dan bereaksi dengan besi untuk menghasilkan karbon besi. Karbon besi bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan oksida besi kedua. Sejak proses reaksi ini berlangsung di mana karbon dioksida terbebaskan, dengan demikian mempercepat siklus pengkorosian lainnya.
c)    Korosi oleh alam
Satu bagian dari pengubangan atau pelubangan, perluasan area pengkorosian di sebabkan oleh terpisahnya asam-asam dalam air boiler dan terpisahnya asam besar/gemuk dari binatang atau tanaman tenunan dalam air boiler.
d)   Korosi oleh garam
Korosi magnesium klorida pada boiler terjadi sampai berakar. Keadian ini karena terpisahnya hasil asam hidroklorik dalam air boiler dan ini tidak berhenti dalam pelubangan tapi berhenti dalam bentuk karat skala ikan melakukan perluasan, dimana sering terjadi dalam bagian-bagian menunjukkan untuk kuatnya panas dimana gelembung-gelembung udara sukar untuk di lepaskan.
e)   Korosi oleh uap panas yang nerlebihan.
Uap adalah pemisah dalam hidrogen dan oksigen ketika suhu dari permukaan baja naik menjadi 400 degrees centrigrade atau lebih tinggi. Oksigen adalah pengkorosi bagian penampang baja.

f.     Perawatan pada Boiler
1)    Pengecekan jumlah air pada tanki expansi
Apabila jumlah air di tanki expansi berkurang, tindakan yang             harus dilakukan adalah sebagai berikut :
-         Buka kran pada pipa inlet pup yang menuju ke tanki             expansi 
-         Pastikan kran pada pipa inlet pump dalam keada’an terbuka
-         Jalankan pompa pengisian
-         Lihat gelas duga pada expansi tank, pastikan jumah air tidak                                                                                                                                                  melebihi batas yang diijinkan
-         Setelah jumlah air pengisian sudah cukup, matikan pompa
-         Tutup kembali kran-kran yang telah dibuka ke posisi semula
2)       Perawatan burner
                        Komponen-komponen yang  harus diberrsihkan meliputi :
-         Pembersihan filter bahan bakar dari kotoran
-         Pembersihan elektroda dan mengatur jarakmya
-         Pembersihan foto chell dari jelaga
-         Pembersihan nozzle dari kotoran agar penyemprotan bahan bakar bisa sempurna
-         Pengechekan elektromotor
3)    Perawatan Feed Pump
-         Pembersihan impeller dari lumpur atau kotoran yang masuk
-         Pemeriksaan mechanikal seal
-         Pemeriksaan ball bearing
-         Penambahan pelumas pada ball bearing
4)    Pengechekan kadar PH dalam air pengisian
Pengechekan kadar ph dalam air pengisian adalah untuk mengetahui air tersebut bersifat asam, netral ataupun alkalis. Adapun cara untuk mengetahui PH adalah sebagai berikut :
-         Menggunakan alat PH meter,
PH meter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur tingkat keasaman dan kebasa’an, keasaman dalam larutan itu dinyatakan sebagai kadar ion hidrogen (H+), dengan kata lain PH merupakan ukuran kekuatan suatu asam. PH suatu larutan dapat ditra dengan beberapa cara antara lain dengan jalan menitrasi larutan dengan asam dan indikator yang lebih teliti dengan menggunakan PH meter, pengukur PH tingkat asam dan basa air ini bekerja secara digital, PH air asam bila kurang dari 7dan PH basa apabila lebih dari 7, PH air disebut netral apabila PH sama dengan 7 - Menggunakan kertas lakmus
            Selain menggunakan PH meter, pendeteksi laruratan asam basadapat dilakukan dengn menggunakan kertas lakmus dengan cara yang sederhana, adapun caranya adalah warna kertas lakmus dalam larutan asam,larutan basa, dan larutan bersifat netral berbeda. Ada 2 macam kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Sifat dari masing-masing kertas lakmus tersebut sebagai berikut :
(a)  Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru dan dalam larutan netrl berwarna merah.
(b)  Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru dan dalam larutan netral berwarna biru
(c)  Metil merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna kuning dan dalam larutan netral berwarna kuning.
(d)  Metil jingga dalam larutan asam berwarna merah dalam larutan basa berwarna kuning dan dalam larutan netral  berwarna kuning.
(e)  Fenolftalim dalam larutan asam berwarna sedangkan dalam larutan basa berwarna merah dan dalam larutan netral berwarna
-         Berikut ini ciri-ciri umum larutan dalam air :          
Ciri-ciri umum larutan asam yaitu : terasa masam,bersifat korosif,dapat memerahkan kertas lakmus biru,larutan dalam air dapat menghantarkan arus listrik, menyebabkan perkaratan logam (korosi)
Ciri-ciri umum larutan basa yaitu : rasanya pahit, bersifat licin, dapat membirukan kertas lakmus merah, larutan dalam air dapat menghantarkan arus listrik, jika mengenai kulit maka kulit akan melepuh (kaustik)
5)    Alkalinity Test
a)    Menghitung P-Alkalinity range : 0 – 300 mg/l
(1)  Gunakan gelas ukur kecil, buka tutupnya bilas dengan air contoh : isi dengan 5 ml air sample lalu tutup.
(2)  Tambahkan 1 tetes “Phenolphtalein Indicator” melalui lubang pada tutup gelas ukur, aduk dengan menggoyang gelas ukur, jika larutan berwarna kuning berarti P-Alkalinity = 0. Bila larutan berwarna ungu lanjutkan dengan titrasi menggunakan larutan HI 3811-0.
(3)  Ambil larutan HI 3811-0 memakai Syringe (seperti jarum suntik) sampai batas skala = 0.
(4)  Teteskan ke dalam gelas ukur tetes demi tetes.
(5)  Hasil P-Alkalinity dilihat dari skala pemakaian reagent dalam pipet titrasi, kemudian dikalikan factor = 300 untuk mendapatkan hasil mg/l (ppm) CaCO3
b)    Range : 0 – 100 mg/l (ppm) CaCO3
Lakukan metode ini jika hasil yang didapatkan lebih kecil dari 100 mg/L untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
(1)  Gunakan gelas ukur yang besar, buka tutupnya, bilas dengan air sampel lalu isi dengan : 15 ml air sampel.
(2)  Lanjutkan proses titrasi sama dengan point langkah 1 s/d 5 seperti di atas.
(3)  Baca tanda tera pada pipet lalu kalikan dengan factor 100 untuk mendapatkan angka mg/L CaCO3.
6)    Chloride Test
a)    Rentang Tinggi (0-1000) mg/LCl
(1)  Ambil gelas ukur  kecil. Bilas gelas ukur dengan contoh air, isi gelas ukur dengan contoh air sampai tanda tera.
(2)  Teteskan 2 tetes Diphenylcarbazone melalui lubang pada tutup gelas ukur, lalu goyangkan gelas ukur untuk mencampurkan larutan sampai warna larutan menjadi merah keunguan.
(3)  Sambil tetap mengaduk (menggoyang) gelas ukur, tambahkan larutan asam nitrit sampai larutan berubah warna menjadi kuning.
(4)  Ambil penyemprot titrasi (seperti jarum suntik), masukkan jarum ke larutan merkuri nitrit H3813, lalu ambil larutan sampai karet pendorong pada tanda tera : 0 ml.
(5)  Masukkan jarum pipet titrasi melalui lubang, ditutup gelas ukur. Lakukan titrasi sampai larutan di gelas ukur berubah warna dari kuning menjadi ungu.
(6)  Baca tanda tera pada jarum penyemprot (pipet titrasi), kalikan dengan 1000 untuk mendapatkan angka mgr/l chlorite.
b)    Rentang rendah (0-100) mg/LCl
Lakukan metode ini jika hasil yang didapatkan lebih kecil dari 100 mg/l clorit untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
(1)  Gunakan gelas ukur yang besar, buka tutupnya, bilas dengan air sampel lalu isi dengan : 50 ml air sampel.
(2)  Lanjutkan seperti test untuk kisaran rentang tinggi.
(3)  Baca tanda tera pada pipet lalu kalikan 100 untuk mendapatkan angka mg/l chlorite.
7)    Sulfite Test
a)    Rentang tinggi (0 – 200) mg/l Na2SO3
(1)  Buka tutup wadah plastic kecil, bilas dengan air sampel. Isi gelas ukur dengan air sampel sampai dengan tanda tera : 5 ml lalu tutup.
(2)  Teteskan 4 tetes sulfamide acid solution dan edta melalui lubang pada tutup wadah plastic lalu goyangkan dengan baik agar dapat larut sempurna.
(3)  Teteskan 2 tetes sulfuride acid solution, goyang kembali dengan baik.
(4)  Tambahkan 1 tetes starch indicator, goyang kembali dengan baik.
(5)  Ambil penyemprot titrasi (seperti jarum suntik), masukkan jarum ke larutan reagen titran Hl3822-0 lalu ambil larutan sampai karet mendorong pada tanda tera : 0 ml
(6)  Masukkan jarum pipet titrasi melalui lubang ditutup dengan gelas ukur, lakukan titrasi sampai larutan di gelas ukur berubah warna menjadi biru.
(7)  Baca angka tertera pada jarum penyemprot (pipet titrasi), kalikan dengan 200 untuk mendapatkan angka mg/l sodium sulfide.
b)    Rentang rendah (0 – 20) mg/l Na2SO3
Lakukan metode ini jika hasil yang didapatkan lebih kecil dari (0 – 20) mg/l Na2SO2 untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
(1)  Gunakan gelas ukur yang besar, buka tutupnya, bilas dengan air sampel lalu isi dengan : 50 ml air sampel.
(2)  Lanjutkan proses seperti test untuk kisaran rentang tinggi.
(3)  Baca tanda tera pada pipet lalu kalikan 20 untuk mendapatkan angka mg/l (ppm) sodium sulfide.
   
g.    Pemeliharaan Boiler Selama Masa Operasi
Ketel uap tidak akan dapat berumur panjang apabila tidak dilaksanakan pemeliharaan secara seksama (intensif), baik dalam masa operasi maupun dalam masa penyimpanan. Pemeliharaan secara seksama dalam masa operasi dimaksud adalah bagaimana cara mengoprasikan ketel uap tersebut sesuai dengan petunjuk yang berlaku atau yang sesuai dengan design pembuat boiler tersebut.
Disamping itu pula, maka penggunaan air umpan juga harus sesuai atau memenuhi syarat sebagai air pengisi ketel. Yang jelas bahwa air pengisi boiler harus bebeas dari zat-zat yang dapt merusak boiler, baik korosi maupun kerak.
Untuk mencegah hal demikian, maka dilakukan perlakuan external treatment dan internal treatment, misalnya dipasang PH control pada condensate line, atau dilakukan Water treatment untuk raw water, juga penginjeksian chemical pada feed water dan boiler water.
Untuk mengetahui bahwa sifat-sifat air sudah memenuhi syarat, maka dilakukan penelitian air pengisi dan air boiler secara intensif di laboratorium. Denga menjaga angka-angka yang disajikan sebagai air pengisi dari air boiler berarti juga membantu penggunaanboiler berumur panjang. Standar limit untuk boiler Water adalah :
Tabel 3.5 Standar limit untuk boiler Water
PH
10,8-11,3




Total hardness (ppm)
Tracess
O alkalinity (ppm)
200
Sulphite (ppm)
20-40

h.    Pemeliharaan Boiler Selama Setelah Masa Operasi
Tidak kalah pentingnya pemeliharaan boiler selama setelah masa operasi disbanding dengan masa selama operasi. Sebab bagaimanapun logam itu akan dengan mudah dirusak oleh zat-zat perusak logam , misalnya oksigen dsb.
Apalagi katel uap yang akan disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama, hal tersebut harus mendapatkan perawatan yang betul baik. Langkah pertama yang diambil setelah boiler mengalami operasi beberapa bulan dan akan disimpan cukup lama adalah chemical Cleaning dan mechanical Cleaning, adapun penginjeksian chemical kedalam boiler untuk penginjeksian proses chemical Cleaning yaitu :
1)    Dua hari sebelum boiler dimatikan, maka jenis chemical yang telah ditentukan serta dosisnya mulai diinjeksikan dengan memonitor PH  air boiler tidak boleh lebih dari 13.
2)    Secara rutin dilakukan Blow Down lower drum, untuk membuang kotoran-kotoran yang mengendap
3)    Setelah dua hari di injeksikan chemical, maka boiler dimatiakn dan selanjutnya dilakukan sirkulasi air/penggantian air pengisi.
4)    Setelah boiler dalam keadaan dingin, maka air boiler di blow   (dikosongkan)
5)    Diadakan pemeriksaan oleh pihak depnaker, untuk menentukan hal-hal yang perlu dilaksanakan pada langkah selanjutnya contohnya pada perlakuan mechanicalCleaning dalam dan luar pada bagian boiler.
6)    Setelah diadakan pembersihan baik bagian luar maupun dalam yang mana hal tersebut dilakukan dengan dengan meerlukan waktu  , maka akan dilakukan ulang oleh pihak depnaker, untuk menentukan apakah masih perlu dilakukan pembersihan ulang atau tidak.

i.      Pemeriksaan Dan Repair
Pemeriksaan katel uap dilakukan dengan dua cara yaitu:
1)    Pemeriksaan yang dilakukan oleh depnaker  
yaitu steam drum, water drum, superheater tube, kebersihan, kekuatan material, kondisi maerial dan Water Tube. Bagian-bagian tersebut tentunya dikaitkan dengan bagian-bagian yang bertekanan tinggi yang sangat membahayakan bagi keselamatan manusia.
2)    Pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak perusahaan yaitu bagian yang tidak bertekanan tinggi, yang mana bagian tersebut dikaitkan dengan produktivitas dan hal-hal yang mengganggu efisiensi boiler misalnya pada rangka bakar, dinding boilercasing, impeller, damper, isolasi dsb.
      Setelah kedua belah pihak menentukan bagian-bagian mana yang perlu diadakan perbaikan dan penggantian, maka dimulailah repair missal nya pada :
a.       Penggantian pipa – pipa air.
b.      Penggantian pipa – pipa uap
c.       Penggantian pipa – pipa gas
d.      Perbaikan batu-batu dinding
e.       Perbaikan casing
f.       Perbaikan impeller
g.      Isolasi
Apabila pekerjaan repair dinyatan sudah selesai, maka selanjutnya akan diadakan periksaan yang ketiga oleh pihak depnaker dan perusahaan.

j.      Hydrostatis test
Untuk menetukan bahwa boiler tersebut sudah memenuhi syarat untuk di operasikan maka dilakukan hydrostatis test. hydrostatis test yaitu perlakuan pemadatanboiler dengan menggunakan air dingin dan bersih untuk mengetahui dan meyakinkan bahwaboiler tersebut dalam keadaan tidak bocor baik pada valve, packing dan pipa. Cara pemadatan yang benar adalah:
1)   Boiler dalam keadaan kosong, drain-drain valve di tutup rapat, safty valve difrange mati, steam valve uap induk ditutup rapa, vent valve steam drum dan superheaterdibuka penuh.
2)   Jalankan pompa feed  Water dengan bukaan kecil, dengan kondisi air pengisi yang memenuhi syarat.
3)   Setelah air boiler penuh sehingga air tumpah melalui vent valve, dan yakinkan bahwa udara sudah tidak ada, matikan pompa dan tutup vent valve.
4)   Jalankan pompa khusus pemadatan, dengan kapasitas yang kecil (ditentukan), untuk mendapatkan kenaikan tekanan secara perlahan
5)   Kenaikan tekanan pada pemadata adalah 10% dari tekanan kerja yang di izinkan. Tekanan pengujian (pemadatan) yang di izinkan adalah:
a)    Tekanan kerja kurang atau sama dengan 5 kg/cm2, maka tekanan pemadatan = 2 kali tekanan kerja.
b)    Tekanan kerja lebih besar dari 5 kg/cm2, lebih kecil dari 10 kg/cm2, maka tekanan pemadatan = 5 + tekanan kerja
c)    Tekanan kerja lebih besar dari 10 kg/cm2, maka tekanan pemadatan = 1,5 kali tekanan kerja. Sedangkan untuk boiler yang sudah digunakan, tekanan pemadatan = tekanan kerja maksimum + 3 kg/cm2,
6)   Penekanan pada tekanan pengujian dilakukan tidak terlau lama, maka sesudah nya tekanan diturunkan pelan-pelan dengan kecepatan 5 kg/cm2/menit maksimum.

k.    Steam test (percobaan dengan tekanan uap)
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan kerja dari tingkat pengamanan (safety valve) disesuaikan dengan maksud pemakayan. Dengan tidak melebihi tekanan yang di izinkan. Percobaan ini dilakukan pada tiap:
1)     Penggantian tiap-tiap pengaman
2)     Pemakayan tingkat pengaman dengan menggunakan pegas.
3)     Tingkat-tingkat pengaman yang bekerjanya diragukan.
4)     Penggantian jenis bahan bakar
5)     Setiap boiler yang dilengkapi dengan alat otomatis


BAB IV
PENUTUP

A.   Kesimpulan
1.    Semua pesawat bantu yang berada diatas kapal sangat penting fungsinya, terutama boiler yang berfungsi untuk menghasilkan steam ( uap ) yang  digunakan untuk menjalankan mesin bantu dan peralatan lainnya yang menggunakan tenaga steam ( uap ).
2.    Untuk menjaga dan mencegah kerusakan dari boiler, harus dilakukan pemeriksaan secara berkala, untuk mengetahui cara kerja dari bagian-bagian boiler dan memastikan semua perlengkapan lainnya masih layak untuk digunakan atau harus diganti.
3.    Perawatan boiler diantaranya yaitu melakukan pemeriksaan air boiler secara berkala agar tidak mudah terjadi korosi pada pipa – pipa dan perlengkapan di kapal yang menggunakan steam ( uap ).

B.    Saran – Saran
1.    Sebelum menjalankan kapal sebaiknya terlebih dahulu kita periksa segala sesuatu yang berhubungan dengan kelancaran pengoperasian kapal, khususnya pada pesawat bantu boiler.
2.    Sebaiknya perawatan pada boiler perlu dilakukan secara berkala, agar terhindar dari kerusakan yang lebih parah.
3.    Hendaknya jangan menganggap remeh kerusakan – kerusakan pada bagian boiler yang merupakan salah satu pesawat yang penting dalam pengoperasian dari mesin bantu dan induk.
Sebagai seorang ahli mesin, maka sebaiknya lebih berhati – hati dan profesional dalam penanganan mesin – mesin terutama pada mesin kapal, karena dengan adanya perawatan yang sempurna, maka mesin akan selalu lancar pada saat pengoperasian.

4 comments:

  1. Terimakasih artikelnya salam kenala dan salam sukses

    ReplyDelete
  2. Very Good article,

    https://www.jualboiler.com/2018/10/08/jual-boiler-murah-jakarta/

    ReplyDelete
  3. BWT - Anti korosi berfungsi untuk menghambat terbentuknya kerak pada boiler sekaligus memberikan perlindungan secara menyeluruh terhadap serangan korosi pada permukaan logam jenis besi dan tembaga maupun logam campuran pada boiler sistem / Hot water jenis resirkulasi . Chemical ini digunakan khusus untuk perawatan boiler.

    Spesifikasi :
    - Bentuk : Cair
    - Kemasan : 30 Liter/pail

    Untuk info lebih lengkap silahkan menghubungi nomer kami.(081310849918)
    terimakasih.

    ReplyDelete