BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG MASALAH
Negara Indonesia merupakan Negara Kepulauan yang wilayahnya sangat
luas dikenal dengan Negara Maritim karena perairannya yang luas dan mendominasi
sehingga Negara Indonesia membutuhkan
sarana transportasi laut yang sangat besar.Hal itu digunakanuntuk
pendistribusian kebutuhan pokok maupun bahan bakar di seluruh
wilayahIndonesia.Dalam pendistribusian bahan pokok di seluruh Negara Indonesia
dibutuhkan kapal khusus memuat bahan pokok yaitu kapal cargo .
Kapal cargo adalah Kapal untuk mengangkut barang-barang dan muatan
dari pelabuhan satu ke pelabuhan lainnya.
(Engkos Kosasih,M.Mar.E., S.E., M.M dan Prof.Capt.Hananto Soewedo,M.Mar., S.E.,
M.M., Ph.D. (2007:15))
Kapal cargo atau dalam bahasa Indonesia sering di sebut kapal
barang, dari namanya sudah jelas kapal cargo merupakan kapal yang di gunakan
menyebrangi laut mengangkut barang/cargo bukan hanya menyebrangi antara
pulau-pulau lokal tapi banyak kapal cargo yang dapat menyeberangi samudra di
dunia ini .
Kapal cargo sesuai dengan tugasnya untuk mengangkat dan menurunkan
barang kapal cargo di lengkapi dengan crane kapal atau alat angkat kapal, tapi
saya pernah mendengar dosen saya yang tidak bisa saya sebutkan namanya waktu
kuliah kapal cargo yang singgahnya di pelabuhan-pelabuhan modern yang di
lengkapi crane pelabuhan, maka kapal cargo tersebut tidak mesti di lengkapi
crane kapal dengan alasan apabila tidak ada crane kapal maka dapat menambah
ruang muat kapal cargo . Kapal cargo dirancang dengan umur pakai 25-35 tahun.
|
Saat ini pelaut adalah motor penggerak dan pelaksana yang di tuntut
untuk bias mengaplikasikan semua perkembangan tekhnologi maritim dengan aman
dan mencegah kerusakan pada lingkungan. Masalah-masalah yang umumnya terjadi di
kapal cargo yang mengangkut muatan, baik bahan pokok maupum bahan baku
yaitumasih di temukannya ketidaksesuaian dalam memenuhi persyaratan tentang
perawatan generator yang dapat menyebabkan kerusakan atau tidak maksimalnya
kinerja dari generator, adanya komplain dari pemilik muatan dan kerugian waktu
maupunbiaya yang harus di keluarkan oleh pihak Perusahaan Pelayaran.
Kapal cargo merupakan alat transportasi yang tidak menetap (selalu
berlayar dan berpindah tempat) , maka kapal tidak bias memakai listrik dari
darat yang tersambung terus menerus, oleh karena itu instalasi listrik dalam
kapal harus memiliki sumber listrik yang mandiri, sumber tersebut dihasilkan
dari genset atau generator listrik.
“Generator adalah suatu alat yang
menghasilkan gaya listrik (GGL) dari hasil kerja konduktor serta medan magnet yang
menghasilkan perubahan energi mekanik menjadi energi listrik.” (Mochammad
Idris, 1991 : 1 - 2)
Berdasarkan pemikiran-pemikiran di atas maka dengan ketetapan hati penulis memilih judul:
“ PERAWATAN DAN PENGOPERASIAN DIESEL GENERATOR .
1.2
PEMBATASAN MASALAH
Agar
penulisan karya tulis ini menjadi terarah, maka dalam penulisan ini, penulis
membatasi pada masalah pokok yaitu : untuk cara pengoperasian, perawatan dan
kerusakan generator listrik. Adapun spesifikasi generator yang dipakai di KM.
BAHARI 24, yaitu :
Generator
|
Type
|
YANMAR
|
6 RALT x 2
|
Daya
|
400 PS
|
Tegangan
|
440 V
|
Frekuensi
|
60 Hz
|
Jumlah kutub
|
14 Poles
|
Putaran
|
1500 RPM
|
Toleransi Suhu
|
60°C
|
1.3
TUJUAN PENULISAN
Dalam
penulisan ini penulis menerapkan teori-teori yang didapat di perkuliahan, studi
kepustakaan dan survei dengan keadaan yang ditemukan dalam proyek darat.
Dalam
penulisan karya tulis ini penulis mempunyai tujuan sebagai berikut :
1.3.1
Untuk
mengetahui cara pengoperasian generator listrik.
1.3.2
Untuk
mengetahui cara merawat generator listrik arus bolak-balik.
1.3.3
Untuk
mengetahui cara penanggulangan kerusakan pada generator listrik.
1.4
KEGUNAAN PENULISAN
Dalam
penulisan ini tentunya mempunyai beberapa kegunaan yang sangat berarti bagi
penulis. Adapun kegunaan penulisan ini adalah :
1.4.1
Karya
Tulis ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi instansi sebagai evaluasi
atas kegiatan yang selama ini dilaksanakan guna dapat meningkatkan mutu dan
kualitas dalam pengoperasian dan perawatan generator listrik di KM. Bahari 24.
1.4.2
Dapat
menambah ilmu tentang pengoperasian dan perawatan pada generator pembangkit
listrik bagi pembaca.
1.5
METODE PENGUMPULAN DATA
Untuk
mendapatkan data yang obyektif, penulis menggunakan pengumpulan data antara
lain :
1.5.1
Metode
Observasi (Pengamatan)
Melaksanakan
pengamatan secara langsung pada perusahaan yang bersangkutan.
1.5.2
Metode
Wawancara (Interview )
1. Metode wawancara langsung
Cara
mewawancarai pejabat yang terkait atau berkompeten, dan orang-orang yang
menguasai permasalahan mengenai generator listrik.
2. Metode tidak langsung
Metode
Kuesioner adalah suatu cara mengumpulkan data dengan jalan mempersiapkan
terlebih dahulu daftar pertanyaan guna mendapatkan informasi tentang obyek yang
hendak diteliti. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar di dalam mengumpulkan
data yang diperlukan dapat terpenuhi dengan lancar tanpa pemborosan waktu.
1.5.3 Metode Kepustakaan
Cara
mengutip teori dari berbagi buku sebagai paduan dan perbandingan dalam menyusun
karya tulis ini.
1.6
SISTEMATIKA PENULISAN
Agar dapat
diperoleh suatu susunan dan pembahasan yang sistematis, terarah pada masalah
yang dipilih serta tidak bertentangan satu sama lain, maka sistematika
penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Di dalamnya menguraikan
tentang Latar Belakang Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penulisan, Kegunaan Penulisan,
Metode Pengumpulan Data serta Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Di dalam bab ini dikemukakan
tentang PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN DIESEL GENERATOR DI KAPAL KM. BAHARI 24 PT
BARUNA NUSANTARA SANJAYA, Sejarah
Generator Listrik, Pengertian Generator Listrik, Jenis – Jenis Generator, konstruksi
dari generator , fungsi masing-masing bagian atau komponen dari generator arus
bolak-balik , Alat ukur generator.
BAB III TINJAUAN UMUM
Di dalam BAB ini menjelaskan tentang Sejarah perusahaan PT. Baruna Nusantara Sanjaya, Profil PT. Baruna
Nusantara Sanjaya, Sturktur Organisasi PT. Baruna Nusantara Sanjaya, Kapal PT. Baruna
Nusantara Sanjaya, Divisi yang Ada Di PT. Baruna Nusantara Sanjaya, Jumlah
Karyawan yang Bekerja Di PT. Baruna Nusantara Sanjaya, Sistem Penggajian PT. Baruna
Nusantara Sanjaya.
BAB IV PEMBAHASAN
Di dalamnya menguraikan
tentang cara pengoperasian generator, perawatan generator, Langkah-langkah
pembongkaran generator, cara penanggulangan kerusakan generator, Jenis gangguan
pada generator dan penyebabnya, Gangguan hubungan singkat, Terputusya
pelayanan/service interuption,
Usaha-usaha mengurangi gangguan dan akibat-akibatnya, Fungsi Fuel injector,
Pengertian dan jenis ring piston, Penyetelan dan pemeriksaan valve. .
BAB V PENUTUP
Terdiri dari kesimpulan dan
saran penulis terhadap permasalahan yang dibahas dan lampiran sig on dan sig
off.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Sejarah Generator
Pada tahun
1827, seorang pemuda Hungaria, Anyos Jedik memulai percobaan untuk memulai percobaan
untuk memuat alat rotasi elektromagnetik. Pada saat itu Anyos menyebut mesin
ciptaanya dengan nama ”electromagnetic
self-rotors”; saat ini orang-orang lebih menggenalnya dengan nama ”Dinamo
Jedik”. Prototipe electric starter
selesai sekitar tahunan 1852 dan 1854. Sebenernya dia membuat konsep dynamo 6
tahun sebelum Siemens dan Wheatstone namun dia tidak mematenkannya karena dia
pikir sudah ada orang lain yang berhasil menciptakannya.
Hukum Faraday
Pada tahun 1831-1832,
Michael Faraday menemukan adanya efek khusus yang di hasilkan ujung-ujung
konduktor listrik yang bergerak lurus terhadap medan magnet. Dari efek
temuannya ini, dia berhasil menjadi orang pertama yang membuat generator
elektromagnetik. Generator elektromagnetik di buat dengan menggunakanan cakram
tembaga yang berputar di antara katub magnet tapal kuda dan menghasilkan arus
searah yang kecil.
Desain mesin cakram ini
kemudian dinamakan ”Cakram Faraday” bisa di bilang kurang efisien. Hal ini di
karenakan masih adanya arus listrik dengan arah berlawanan di bagian cakram
yang tidak terkena pengaruh medan magnet. Arus berlawanan ini membatasi tenaga
yang di alirkan ke kawat penghantar.
Generator
selanjutnya yang di namakan homopolar generator lebih efisien. Untuk menyelesaikan
masalah arus berlawanan dari generator pendahuluannya, generator homopolar
menggunakan sejumlah magnet yang di susun mengintari tepi cakram agar efek
medan magnet yang lebih stabil. Kelemahan dari generator ini adalah tegangan
listrik yang di gunakan adalah jalur tunggal yang melalui fluks magnetik.
2.2
Pengertian Generator
Sumber
energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elegtromagnetik. Proses ini
dikenal sebagai pembangkit listrik. Walau generator dan motor punya banyak
kesamaan, tapi motor adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Generator mendorong muatan listrik untuk bergerak melalui sebuah
sirkuit listrik eksternal, tapi generator tidak menciptakan listrik yang sudah
ada dalam kabel lilitannya. Hal ini bisa dianalogikan dengan sebuah pompa air,
yang menciptakan aliran air tapi tidak menciptakan air di dalamnya. Sumber
energi mekanik bisa berupa resiprokat maupun turbin mesin uap, air yang jatuh
melalui sebuah turbin maupun kincir air, mesin pembakaran dalam, turbin angin,
engkol tangan, energi surya atau matahari, udara yang dimampatkan, atau apapun
sumber energi mekanik yang lain.
2.3
Jenis-jenis Generator
Berdasarkan tegangan di
bangkitkan generator dibagi menjadi 2 yaitu:
2.3.1
Generator
arus bolak balik (AC) , Generator arus
bolak balik yaitu generator dimana tegangan yang di hasilkan (tegangan out put)
berupa tegangan bolak balik.
2.3.2
Generator
arus searah (DC), generator arus searah yaitu generator dimana tegangan yang
dihasilkan (tegangan output) berupa tegangan searah , karena di dalamnya
terdapat sistem penyeararahan yang di lakukan bisa berupa oleh komutator atau
menggunakan dioda.
2.4 Konstruksi Generator
Bahwa
generator ditinjau dari konstruksinya dibedakan menjadi dua bagian yaitu :
2.4.1
Bagian
Rotor
Bagian Rotor ialah bagian generator yang dapat
berputar. Bagian rotor dalam
generator terdiri atas besi magnet yang berputar pada porosnya. Bagian rotor terletak di bagian tengah stator. Kutub magnet yang dipergunakan
pada bagian rotor ada yang satu
pasang kutub magnet dan dua pasang kutub atau lebih.

Gambar 2.1. Rotor
2.4.2
Bagian
Stator
Bagian stator pesawat generator merupakan
bagian yang tetap. Bagian stator terdiri atas alur-alur yang diteliti gulungan
kawat email. Gulungan kawat email pada stator dirangkai dalam hubungan
tertentu. Dan gulungan kawat ini dipotong atau dilindungi oleh rumah generator
itu sendiri dari goncangan yang diakibatkan oleh putaran rotor.

Gambar 2.2. Stator
2.5
Fungsi Masing-masing Bagian atau Komponen
dari Generator Arus Bolak-balik
Bahwa
generator arus bolak balik terdiri dari tiga bagian utama (menurut Sumanto,
Drs, MA : 1992) :
2.5.1
Armature (Jangkar)
Bagian yang
berputar, dan perpotongannya dengan flux
magnet akan menimbulkan gaya gerak listrik.
2.5.2
Field (Medan)
Bagian yang
menimbulkan flux magnet.
2.5.3
Cincin
arus bolak-balik
Bagian yang
secara langsung menyerahkan gaya gerak listrik bolak-balik. Selain dari bagian ketiga tersebut di atas terdapat pula antara lain
Shaft, Shaft Bearing, Bearing, Brush Holder dan lain-lain.
2.5.4
Armature Core
Bagian dari generator yang berfungsi
sebagai tempat untuk menggulung konduktor atau tempat melekatnya armature
winding antara lain:
1.
Pendingin dari Armature
Untuk pendingin dari armature core, maka pada tiap 50 mm diberi lubang udara sehingga
terjadi pergantian udara. Untuk mesin pendingin sedang ke atas sepanjang shaft hole.
2.
Bentuk Slot
Slot adalah saluran dalam armature
dimana konduktor diselipkan. Bentuk-bentuk slot
berbeda-beda tinggal perusahaan yang membuat generatornya.

Gambar 2.3. Bentuk Slot
2.5.5 Armature
winding conductor
Dalam mesin
dengan arus kecil digunakan konduktor yang berbentuk bulat, sedangkan kalau
arus besar digunakan konduktor persegi empat. Coil yang digunakan dalam open
slot berbentuk diamond coil, dan
diberi isolator mika paper dan lain-lain.
Bagian coil yang termasuk ke dalam
slot disebut coil slide sedang yang
terdapat di ujung luar dari slot disebut coil
end. Coil yang digunakan dalam
mesin kecil dengan semi enclosed slot.

Gambar 2.4. Konduktor
2.5.6 Field Stator
Seperti
yang diterangkan diatas bahwa stator
adalah komponen dari generator yang tidak berputar. Komponen-komponen itu
diantaranya ialah:
1. Yoke (Rangkaian Magnetis)
Yoke ini mempunyai fungsi antara lain :
a. Sebagai pembentuk bodi dari generator.
b. Tempat menempelnya komponen generator.
c. Sebagai pelindung dari generator.
Dengan demikian Yoke harus mempunyai daya tahan mekanik
yang besar.

Gambar 2.5. Bentuk Yoke
Keterangan gambar :
1.
Stator
2.
Stator
3.
Poros
4.
Carbon
Steel (Sikat)
5.
Cincin
6.
Kotak
Terminal
7.
Rangka/body
8.
Kaki
2.5.7
Pola Piece
(Lempengan Kutub)
Pola Piece adalah bagian dari kutub magnet yang
berhadap-hadapan dengan armature dan
mendistribusikan flux ke dalam air gap.
2.5.8
Field Core (Inti Medan)
Meskipun
tidak ada iron loss dalam field core, tapi sebab biasanya
disatukan dengan ploe piece maka
dibuat juga dari laminated core.
2.5.9
Field Winding (Lilitan-lilitan Medan)
Lilitan-lilitan
medan tergantung dari besar kecilnya arus yang mengalir digunakan penghantar
berbentuk persegi empat.
2.5.10 Brush (Sikat)
Brush adalah alat penghubung lilitan stator
dan rotor.
2.5.11 Shaft
and Bearing (Poros dan
Bantalan)
Shaft terbuat dari baja dan garis tergantung dari :
1
Output power (daya yang dihasilkan)
2
Jumlah perputaran (RPM)
Untuk mesin yang besar digunakan bearing stand yang tersendiri, tetapi
biasanya braket bearing. Bearing metal adalah bagian yang berhubungan
dengan shaft dan dapat menahan
pergeseran. Bentuknya adalah cylinder
dan biasanya babit bearing. Dalam
mesin kecil digunakan ball bearing
(bantalan peluru), dan sering juga ruller
bearing (bantalan rol) digunakan untuk mesin besar. Sebab mesin pada
umumnya berputar dengan kecepatan besar maka harus digunakan minyak pendingin.
Untuk maksud ini bagian bawah dari bearing terdapat oil braket (kotak minyak) dan pada shaft (poros) terdapat roll
oil ring. Dalam ball bearing dan roller bearing kebanyakan menggunakan grease (gemuk)
2.5.12 Jenis-jenis belitan pada armature.
Dalam tiap coil dari armature lilitan terinduksi gaya gerak elektro magnet. Besar kecilnya
arus dan tegangan yang dibutuhkan menentukan konstruksi dan hubungan itu. Gambar
di bawah ini macam lilitan yang berbeda :

Gambar 2.6. Belitan Delta

Gambar 2.7. Belitan Bintang
2.6
Alat Ukur Generator
Bahwa dalam
proses kerja suatu generator perlu adanya alat-alat ukur yang berguna sebagai
pengaman supaya generator tidak rusak dan kerja dari generator tidak terganggu.
(Sumanto, Drs, 1996 : 27-35)
Adapun alat
ukur tersebut adalah :
2.6.1
Alat
Ukur Kumparan Putar
Yang
dimaksud alat ukur kumparan putar adalah alat pengukur yang bekerja atas dasar
prinsip dari adanya suatu kumparan listrik, yang ditempatkan pada medan magnet
yang berasal dari suatu magnet permanen.
2.6.2
Sirkit
Magnetis
Sirkit
magnetis dalam alat ukur kumparan putar dibentuk oleh magnet permanen. Di masa
yang lalu magnet permanen tersebut, dibuat dari baja kroom atau baja tungsram.
Akan tetapi pada saat ini dengan menggunakan logam campuran dari alnico.
Keuntungan dari logam ini adalah kemampuan kerjanya yang baik dengan bentuk
yang kecil.
BAB III
TINJAUAN UMUM
3.1 Sejarah Berdirinya PT. Baruna
Nusantara Sanjaya
Perusahaan pelayaran PT. Baruna
Nusantara Sanjaya telah berdiri sejak tahun 2000, yang tepatnya pada bulan
Juni. Terbentuknya perusahaan ini sendiri pun cukup unik, yaitu melalui salah
seorang pemegang saham yang telah memiliki perusahaan bahan bangunan di Cirebon.
Pengiriman barangnya yang masih menggunakan sewa kapal pun akhrinya
menghasilkan ide kerja sama untuk menyewa kapal sendiri dan akhrinya ide
membangun perusahaan pelayaran.atau yang dikenal juga sebagai perusahaan yang
bergerak di bidang ekspedisi ini pun berjalan sebagai perusahaan jasa yang melayani
pengiriman barang dengan rute Cirebon - Jakarta
- Tanjung Batu – Selat Panjang –
Batam yang terdiri dari 3 orang pemegang saham.
Awal terbentuk perusahaan ini,
pekerjaan – pekerjaan atau order – order pengiriman barang hanya dilaksanakan
dan dijalankan dengan menggunakan satu buah kapal motor, yaitu kapal sewaan
tadi. Kapal motor atau yang disingkat KM ini adalah kapal yang digunakan untuk
mengangkut barang. Perlahan – perlahan berjalannya perusahaan yang memiliki
kantor cabang di Selat Panjang ini pun semakin berkembang dan berkembang.
Memasuki beberapa lama bejalannya perusahaan ini, kapal pertama atau yang
disebut Sumber Utama yang tadinya merupakan kapal sewaan pun dimiliki sendiri,
dibeli.
3.2 Profil PT. Baruna
Nusantara Sanjaya
PT. Baruna Nusantara Sanjaya yang
bertempat di Jl. Kalijaga Kompleks Pengambiran Estate blok A/B2 No. 19, Cirebon
ini bekerja dalam bidang jasa pelayaran, yang mengirimkan barang – barang untuk
Cirebon – Jakarta – Tanjung Batu – Selat Panjang - Batam dan sebaliknya.Untuk
mempromosikan jasa nya, mereka hanya menggunakan koran, fax, dan telemarketing
sebagai alatnya.
Waktu kerja di perusahaan ini dari
pukul 08.00 – 12.00 kemudian 13.00 – 17.00 WIB. Penyeleksian karyawan yang
bekerja di PT. Bangka Jaya Line ini hanya dengan mengirimkan CV dan
melaksanakan interview, kemudian menjalankan masa percobaan selama tiga bulan.
Yang bekerja dalam bidang marketing
ada dua orang, dan mereka memiliki job desk yang sama. Sama hal nya dengan lima
orang yang bekerja dalam bidang finance.
3.3 Kapal PT. Baruna Nusantara Sanjaya
Kapal – kapal yang beroperasional
Jakarta – Cirebon – Pontianak – Selat Panjang dan yang sudah ada saat ini ada 3
buah kapal, di antaranya :
3.3.1 KM. Bahari
24
3.3.2 KM. Bahari
21
3.3.3 KM. Bahari
1
3.3.4 KM. Bahari 20
3.4 Distribusi yang
dilakukan perusahaan PT. Baruna Nusantara Sanjaya
Dengan menawarkan jasa pelayaran
kepada perusahaan – perusahaan bahan bangunan makanan, minuman. Perusahaan –
perusahaan seperti coca – cola, mie sedap, bir, pocari, beras, asbes, semen,
dan bahan – bahan bangunan lainnya akan menghubungi perusahaan ini untuk
melakukan pengiriman. Sebagai contohnya agen dari perusahaan semen tiga roda
atau perusahaan yang lainnya.
Modal yang digunakan
perusahaan ini, adalah modal dalam negeri, yaitu modal sendiri. Pemegang –
pemegang saham yang terdiri dari enam orang, salah satunya yaitu Bapak Ahwat
yang di antaranya merupakan komisaris I, direktur utama, direktur operasional
dan direktur – direktur lainnya. Perusahaan yang dibangun dari kerja sama
antara enam orang inilah membentuk perusahaan jasa pelayaran ekspedisi PT.
Baruna Nusantara Sanjaya.
3.5 Divisi – divisi Yang Ada Dalam Perusahaan PT. Baruna Nusantara
Sanjaya
Divisi – divisi yang dibagi dan
dibentuk sesuai dengan kegiatan – kegiatan dan pekerjaan – pekerjaan yang
dilakukan ini yang bertujuan agar pekerjaan – pekerjaan yang dilakukan atau
menjadi tanggung jawab setiap pegawai atau karyawan dapat dikerjakan dengan
baik dan penuh tanggung jawab. Divisi yang terstruktur cukup penting untuk
perusahaan pelayaran atau ekspedisi seperti ini, karena bagian – bagian atau
divisi – divisi yang diperlukan untuk mengatur kelangsungan dan kelancaran
tidak dapat dijadikan satu atau dicampur – campur begitu saja.
3.5.1
Divisi – divisi atau bagian – bagian
yang terdapat dalam sebuah perusahaan pelayaran :
1
Divisi Marketing
Divisi atau bagian ini
bertugas untuk memperkenalkan atau mempromosikan PT. Baruna Nusantara Sanjaya
sebagai perusahaan jasa di bidang pelayaran ekspedisi.
2. Divisi Finance
Divisi atau bagian ini
bertanggung jawab dalam masalah dan hal – hal yang bersifat finance atau
keuangan.
3.
Divisi Pergudangan
Divisi ini bertugas atau
bertanggung jawab di lokasi, di gudang dan mengenai barang – barang yang
disimpan di gudang.
4.
Divisi Muatan
Divisi atau bagian ini
bertanggung jawab untuk barang – barang yang akan di muat ke dalam kapal untuk
dikirim ke tempat tujuan.
5.
Divisi Kapal
Divisi atau bagian ini
bertanggung jawab di atas kapal. Kejadian – kejadian yang terjadi di kapal.
3.6. Jumah Karyawan – Karyawan Yang Bekerja di PT. BARUNA NUSANTARA
SANJAYA
Berlokasi di kantor terdapat sekitar
15 orang, Berlokasi di gudang terdapat kurang lebih 20 orang,Pegawai untuk bongkar
muat kurang lebih 50 orang,Awak yang berada dalam satu kapal kurang lebih 16
orang.
3.7 Sistem Penggajian Perusahaan PT. BARUNA
NUSANTARA SANJAYA
Menggunakan system penggajian bulanan
untuk pegawai tetap, sedangkan untuk system penggajian ABK atau anak buah kapal
adalah berdasarkan bulanan namun dihitung per perjalanan juga atau per trip.Selain
pegawai – pegawai tetap dan ABK atau anak buah kapal masih terdapat system
penggajian untuk Buruh Borongan atau PBM, sistem penggajiannya adalah per ton
kubik.
BAB
IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengoperasian Generator
Berikut ini pedoman khusus
pengoperasian mesin generator KM. Bahari 24 :
4.1.1 Persiapan-Persiapan
Sebelum Start
Untuk mesin-mesin yang baru sekali
atau baru dioverhaul, hal-hal yang perlu dilakukan adalah :
1.
Memeriksa L.O. mengenai
kwantitas, viskositas atau kekentalan.
2.
Memeriksa air pendingin.
3.
Memeriksa tangki bahan bakar
dari kotoran air dilakukan penceratan bila perlu.
4.
Memeriksa saringan dan filter
bahan bakar dilakukan pembersihan, pencabutan atau penggantian bila perlu.
5.
Memeriksa pot-pot pelumas atau
memberi gemuk.
4.1.2 Pemeriksaan Khusus pada
Generator
1.
|
2.
Memeriksa overhead trip
selenoide lever yang ditempatkan pada bagian inlet angin bilas, harus dalam keadaan
membuka atau pada posisi reset.
3.
Handel utama pada papan
penghubung listrik (main switch board) harus dalam keadaan membuka (off).
4.
Field switch harus dalam
keadaan off.
5.
Lampu syncron/synkroskope jarum
penunjuk dalam keadaan off.
6.
Voltage regulator harus berada
pada posisi atau manual position.
7.
Field rheostat berada pada
posisi minimum.
8.
Memperhatikan alat-alat kerja
dan bagian-bagian lain agar tidak mengganggu atau menghalangi putaran motor.
4.1.3 Cara Mengoperasikan
Generator
Adapun prosedur pengoperasian
generator adalah sebagai berikut :
1.
Buka valve tangki solar
2.
Sambungkan kabel motor starter
battery (ACCU) AC
3. Tekan tombol start untuk menghidupkan
genset
4.
Pindah handle power di panel ke
posisi genset untuk memasukkan power
genset panel induk.
4.1.4
Cara Mematikan Generator
1.
Pindah handle power di panel ke
posisi OFF untuk memutuskan power genset ke panel induk.
2. Tekan tombol stop untuk mematikan mesin
3. Tutup valve tangki solar
4. Selesai.
4.2 Perawatan Generator
Mengenai perawatan generator arus
bolak-balik sama dengan perawatan pada generator arus searah, hanya berhubung
dengan bentuk komutator berupa dua ring yang terpisah (slip ring) maka
perawatan generator arus bolak-balik lebih mudah dari generator arus searah.
Untuk merawat generator harus diperhatikan :
4.2.1
Jangan sampai ada suara-suara
lain selama runing dan apabila ada maka harus dicek mungkin ada yang kurang
pada posisinya.
4.2.2
Brush (sikat) tidak boleh
mengeluarkan percikan api dan kalau ada maka kemungkikan posisi dan bentuk
sikat belum sempurna.
4.2.3
Lilitan-lilitan kawat tidak
boleh lembab dan apabila lembab maka harus dikeringkan kemudian diisolasi.
4.3 Langkah-langkah
Pembongkaran Generator
Selain dari ketiga hal tersebut di
atas kita harus mengetahui cara pembongkaran dari pesawat generator.
Langkah-langkah pembongkaran dari pesawat generator :
4.3.1
Sabuk
penghubung (belt) generator dari tenaga penggeraknya dilepas agar tidak
mengganggu langkah-langkah pembongkaran generator.
4.3.2
Empat mur baut pondasi dengan
generator dilepas.
4.3.3
Generator digeser agar dapat
membuka spie di generator.
4.3.4
Buka carbon brush (sikat).
4.3.5
Membuka rumah kipas, melepas
baut pengait.
4.3.6
Melepas kipas dari
tempat-tempatnya.
4.3.7
Melepas ball bearing dengan
menggunakan penarik khusus (dengan menggunakan penarik berkaki dua atau tiga
puller).
4.3.8
Melepas poros atau rotor dari
bodynya (fream).
4.3.9
Kemudian kita angkat generator
dari tempatnya dibersihkan.
4.3.10
Setelah terbongkar semua kita
bersihkan komponen-komponen generator itu dengan menggunakan cairan kimia
(electric cleaner) yang cepat kering dengan jalan menggunakan kuas yang lembut.
4.4 Cara Penanggulangan
Kerusakan Generator
Bagaimana baiknya perencanaan suatu
alat atau sistem, kerusakan pada alat atau sistem itu tidak dapat dihindari
sama sekali. Karena suatu alat mempunyai Batas Ukur tertentu, dimana selama itu
terjadi proses ketuaan. Dimana sifat-sifat mekanis atau elektrisnya menurun,
akhirnya terjadi kerusakan sebelum waktunya. Suatu alat direncanakan
berdasarkan syarat-syarat dan kondisi tertentu. Di dalam kondisi yang abnormal
suatu alat mungkin menjadi tidak tahan, maka terjadilah kerusakan. Isolasi
suatu alat atau sistem direncanakan untuk suatu lingkungan isolasi tertentu,
sedangkan tegangan lebih (over voltage) yang mungkin timbul, dapat ditahan oleh
isolasi itu. Suatu keadaan abnormal atau gangguan selalu terjadi, tidak dapat
dihindarkan lama sekali. Gangguan akan mengakibatkan kerusakan-kerusakan alat
atau terputusnya pelayanan, oleh karenanya harus ada usaha untuk mengatasinya.
4.5 Jenis Gangguan pada
Generator dan Penyebabnya
4.5.1
Beban lebih
Beban lebih mengakibatkan pemanasan
yang berlebihan yang dapat membahayakan isolasi pada suatu pesawat, jika hal
ini terus berlangsung maka dapat menyebabkan kebakaran. Misalnya mesin produksi
yang membutuhkan tenaga listrik 110 volt tapi karena adanya tegangan lebih
mesin ini tidak dapat berfungsi lagi karena mengalami kebakaran.
4.5.2
Gangguan Stabilitas
Suatu
generator yang tersambung pada suatu sistem, rotornya berputar sinkron, artinya
berputar serempak dengan putaran medan magnetnya. Kecepatan putar medan magnet
itu tergantung pada frekuensi sistem itu, karena bersambung pada suatu sistem,
maka putaran dari medan magnnit itu juga serempak.
Karena suatu sebab, misalnya terjadi
perubahan beban yang mendadak dapat terjadi ayunan (percepatan dan perlambatan
dari kecepatan sinkronnya) pada motornya pada rotornya suatu saat sebagian
generator menjadi motor. Sebagian lagi menjadi generator, pada saat lain
menjadi sebaliknya. Jika ayunan itu terlalu besar generator dapat lepas dari
sinkron maka dapat terjadi gangguan stabilitas. Dalam keadaan lepas sinkron
terjadi kejutan-kejutan elektris dan mekanis yang besar yang membahayakan balk
generator itu maupun sistemnya. Oleh karena itu generator harus segera
diputuskan hubungannya dari sistem. Yang dapat menyebabkan gangguan stabilitas
antara lain:
1. Terjadinya perubahan beban yang mendadak.
2.
Hilangnya sebagian dari beban
atau bertambahnya beban mendadak.
3.
Tejadinya hubungan singkat.
4.
Terbukanya salah satu saluran.
4.6 Gangguan Hubungan Singkat
Konduktor pembawa arus listrik dari
suatu peralatan-peralatan, atau sistem selalu diisolir terhadap tanah atau
terhadap konduktor lainnya, oleh bahan isolasi. Bahan isolasi itu dapat berupa
bahan padat, cair (minyak) atau gas (udara) atau dapat juga terdiri dari
campuran bahan-bahan padat, cair atau gas.
Contoh :
1. Lilitan generator atau motor diisolir
terhadap besi oleh bahan padat (kertas, mika).
2.
Kabel, berisolasi bahan padat
(kertas) yang bercampur bahan cair kental.
3.
Trafo berisolasi bahan cair
(minyak) dan bahan padat (kertas, kayu).
4.
Konduktor pembawa arus yang
terbuka seperti misalnya Butt net dan sebagainya, berisolasikan udara dan bahan
padat (isolator porselin).
5.
Bushing, mungkin berisolasikan
bahan padat (porselinnya), bahan cair (minyak di dalamnya) dan udara (antara
konduktor di ujungnya terdapat tanah).
Bahan isolasi itu baik yang padat,
cair ataupun gas, dapat menjadi tembus, sehingga terjadi pelepasan listrik yang
segera diikuti arus hubungan singkat. Jika pelepasan listrik itu terjadi karena
tembusannya isolasi bahan padat maka dapat dikatakan terjadilah tembusan (break
down), jebolnya isolasi bahan padat selalu meninggalkan bekas kerusakan yang
permanen (tidak bisa sembuh sendiri) gangguan demikian juga disebut gangguan
permanen. Jika pelepasan listrik itu terjadi karena jebolnya isolasi udara,
maka dapat dikatakan terjadilah loncatan yang tidak lain adalah loncatan muatan
listrik. Yang segera diikuti dengan arus hubungan singkat yang membentuk busur
listrik. Jika arus berhenti, busur menjadi padam, maka udara menjadi isolasi
seperti semula. Jadi loncatan listrik di udara tidak menyebabkan kerusakan
permanen. Gangguan demikian disebut gangguan temperary.
4.6.1 Sebab-sebab terjadinya
gangguan permanen
1. Karena terjadinya tegangan lebih (oleh
petir, switching surge dan sebagainya) yang melebihi kekuatan isolasi itu.
2.
Karena kerusakan mekanis pada
isolasi itu. Karena terjadinya proses memburuknya isolasi itu sendiri. Misalnya
karena kelembaban, pemanasan, atau karena proses ketuaan biasa.
3.
Karena kesalahan operasi.
Kesalahan operasi ini kebanyakan disebabkan karena human
error / kelalain dari operator.
4.6.1
Akibat Gangguan
Seperti yang dijelaskan di atas,
dengan adanya gangguan-gangguan maka akan menimbulkan beberapa aki bat
diantaranya :
1.
Kerusakan alat
Kerusakan pada alat yang terganggu
itu sendiri. Misalnya break down pada isolasi lilitan generator. Arus gangguan
yang besar dan tidak segera terputus, selain dapat membakar isolasi lilitan
dapat juga menyebabkan terbakarnya isolasi antara laminasi stator. Sehingga
dapat menyebabkan hubungan singkat antara laminasi stator. Jika dibiarkan
terus, maka ini akan menimbulkan pemanasan setempat, yang akan menjadi
terbakarnya kawat pada stator. Isolasi lilitan yang terbakar, dapat dengan
mudah diperbaiki dengan mengganti bagian lilitan yang terbakar dengan lilitan
yang baru. Tetapi memperbaiki laminasi yang terbakar adalah sukar dan mahal.
2.
Kerusakan yang dilalui oleh
arus lebih :
a.
Trafo yang dilalui oleh arus
hubung singkat yang besar, dapat tergeser letak lilitan kumparannya, yang
selanjutnya dapat menyebabkan hubungan singkat.
b.
Kabel yang dilalui arus
gangguan yang besar dan tidak dapat segera terputus, dapat terjadi padas yang
berlebihan. Panas ini dapat menyebabkan pemuaian bila pemanasan ini tidak
dapat, mendingin tidak dapat kembali seperti semula. Maka terjadi rongga di
dalam isolasi dengan mantel atau konduktornya dalam rongga ini akan terjadi
korona bila kabel bertegangan. Korona ini lama kelamamaan menyebabkan kerusakan
pada isolasi di sekitarnya, akhirnya terjadi break down ini mungkin setelah
terjadi beberapa hari, atau setelah beberapa bulan, jadi tidak seketika. Tetapi
karena pemanasan dan pemuaian ini terjadi di seluruh panjang yang dilalui arus
tegangan tadi, maka juga kabel sepanjang itu harus diganti.
4.7
Terputusnya Pelayanan / Service
Interruption
Setiap gangguan biasanya menyebabkan
terbukanya sakelar tenaga memisahkan bagian sistem yang terganggu (hubungan
singkat atau beban lebih). Maka terjadilah pemutusan pelayanan sebagian sistem.
Jika gangguan itu bersifat sementara maka. Setelah sakelar tenaga yang bersangkutan
terbuka, arus gangguan itu siap untuk disambung kembali. Jadi pemutusan
pelayanan hanya berlangsung sebentar. Tetapi jika gangguan tersebut bersifat
permanen, maka alert di bagian sistem yang rusak perlu diganti atau diperbaiki
dulu sebelum dapat bekerja kembali. Gangguan tersebut berlangsung lama.
4.8
Usaha-Usaha Mengurangi Gangguan dan Akibat-Akibatnya
4.8.1
Mengurangi terjadinya gangguan
misalnya :
1.
Memasang kawat tanah / earth
line pada saluran transmisi untuk mengurangi gangguan petir.
2.
Memasang lightning arrester
untuk mencegah terjadinya tembusan (break down) pada alat-alat akibat sambaran
petir.
3.
Operasi dan perawatan yang
baik.
4.8.2
Menghindari tegangan arus
hubungan singkat dengan jalan :
1. Menghindarkan kapasitas pembangkitan yang
melebihi batas (over load).
2.
Memasang impedansi atau tahanan
pembatas, arus (reaktor, tahanan).
4.8.3
Memisahkan bagian sistem yang
terganggu dengan jalan :
1.
Protective relaying
Yaitu instalasi diberi pengaman dengan menggunakan media
atau alat relay. Alat ini dapat beroperasi secara otomatis.
2.
Pengaman lebur (fuses)
Yaitu dengan jalan menggunakan suatu filamen penghubung
yang mudah putus atau terbakar bila terjadi tegangan lebih atau terjadi
konsleting.
4.8.4
Mengurangi kerugian akibat
terpisahnya bagian sistem yang terganggu dengan jalan :
1.
Saluran double
Yaitu kabel saluran kita buat double agar bila terjadi
gangguan pada salah satu saluran kita bisa cepat menanganinya dengan jalan
memindahkan salura ke kabel yang satunya.
2.
Automatic Reclosing
Yaitu suatu sistem pengaman yang secara otomatis dapat
memutuskan atau menutup saluran yang terganggu.

Gambar. Injektor Diesel Generator
4.9 Fungsi Fuel
injector
Injector berfungsi sebagai pensuplai
bahan bakar dalam system pembakaran mesin diesel , jumlah injector pada suatu
mesin sama dengan jumlah silinder motor diesel tersebut.
Peran injector sangat lah penting karena apa bila salah satu dari
komponen injector mengalami gangguan akan mengakibatkan kurangnya tekanan bahan
bakar , hal ini akan menyebabkan mesin tidak stabil dan tenaga mesin akan
berkurang, maka sebaiknya diadakan perawatan pada injector tersebut
Procedure pengetesan pengetesan untuk
mengetahui kelayakan pakai dari injector menggunakan alat yaitu injector test
ada 4 tahap ;
1.
Test valve opening pressure dengan
nilai specifikasi 4300kpa
2.
Test leak down rate
3.
Test spray patern atau pola
penyemprotan
4.
Test external leak
Hal hal yg
perlu di perhatikan saat pengetesan injector :
a.
Standart untuk pengetesan
injector pada diesel generator di kapal taruna praktek yaitu 220 bar
b.
Sedangkan untuk M/E standard
nya yaitu 320 bar
c.
Apa bila hasil pengetesan di
bawah standar yang ditentukan maka ada perbaikan pada injector atau lakukan
penggantian injector yang baru.

Gambar . Ring Piston
4.10 Pengertian Dan Jenis Ring Piston
Ring piston adalah alat yang berbentuk bulat melinkar berupa cincin
dimana fungsinya untuk membanntu piston melaksanakan proses kerja motor , yaitu
sebagai penyumbat untuk mencegah agar tidak terjadi kebocoran di anatara samping
piston dengan dinding silinder.
Berikut ini terdapat dua jenis ring piston:
1.
Compression ring dengan tanda
angka 1 , atau disebut juga ring kompresi yang berfungsi untuk menyekat pada
bagian bawah ruang pembakaran dengan cara untuk mencegah agar tidak terdapat
gas bocor melalui piston.
2.
Oil ring dengan tanda angka 2 ,
atau disebut dengan ring oli yang berfungsi untuk mengatur oli film yang
terdapat pada dinding silinder ketika piston bergerak naik turun , sehingga
meminimal kan keausan yg terdapat pada liner , piston dan ring.
4.10.1 Pengukuran Gap dan Ring Piston
Langkah pengukuran sebagai berikut :
1.
Ambillah ring yang akan
digunakan tetapi belum dipasang pada pistonnya
2.
Masukan ring tersebut ke dalam
silinder secara merata
3.
Tekan sedikit dengan menggunakan
kepala piston dimasukkan ke dalam silinder
4.
Keluarkan pistonnya dari dalam
silinder
5.
Ukurlah gap ring piston dengan
cara memasukkan voeler diantara pertemuan kedua ujung ring disebut sebagai gap
ring

Gambar. penyetelan pada valve
4.11 Penyetelan dan Pemeriksaan Valve
Akibat dari gerakan naik dan turun
nya piston di dalam silinder mesin mengakibatkan komponen-uh mengalami getaran
dan keausan hal ini menyebab kan celah katup dapat memperkecil atau memperbesar
,
Jadi pada waktu tertentu celah katup
harus di stel ulang , memeriksa celah katup menggunakan alat peraba yaitu
feller gauge yang mana ukuran kelonggaran katup untuk masing-masing motor sudah
ditentukan pabrik.
1. Pemeriksaan
Valve Hisap dan Buang
a. Katup harus disimpan dengan baik
diatur menurutan urutannya atau sesuai pemasangan
sebelumnya
b. Periksa kerapatan pada kepala katup (valve/)
c. Periksa batang valve, adakan
penggantian apa bila batang valve bengkok atau tidak center
d. Bersihkan arang yang melekat pada kepala valve
e. Lakukan penyekuran pada valve
yang bertujuan untuk kerapatan valve tersebut
2. Penyetelan Valve Hisap dan Buang
Caranya ada lah sebagai berikut :
a. siapkan alat ukur feller
gauge
b. siapkan obeng min dan kunci ring
c. buka cover silinder head
d. kemudian cari top sesuai firing order
e. kendorkan mur pengikat
f. stel baut penyetel dan sisipkan feeler gauge diantara
celah katup buang atau isap sesuai
dengan ukuran 0,25 mm untuk katup hisap dan 0,35 mm untuk katup buang
g. tahan baut penyetel dengan obeng min agar kedudukan
penyetelan tidak berubah dan keraskan kembali mur pengikat.

Gambar generator
Keterangan :
1.
Shaft
2. Bearing cover
3.
Bearing metal
4.
Fan spiker
5.
Fan
6.
Fan guide
7.
Cover
8.
Cover
9.
Stator frame
10.
Rotor coil
11.
Rotor spider
12.
Rotor core
13. Stator core
14.
Exciteraternal box
15.
Stator flange
16.
Stator coil
17.
Damper winding
18.
Protective resistor
19.
Rectifier flange
20.
Rectifier element
21.
Exciter housing
22.
Field core
23.
Field coil
24.
Armatur coil
25.
Armatur core
26.
Thermometer
27.
Insulation sleeve
28.
Bearing metal
29.
Oil ring
30.
Oil gauge
31.
Bearing cover
32.
Space heater

Gambar. Diesel Generator
Keterangan :
1.
Fly Whell
2.
Crank Case
3.
F.W Pump
4.
Governor
5.
Push rod
6.
Valve indikator
7.
Head cover
8.
Cylinder head
9.
piston

Gambar.
Oil Filter

|
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah diuraikan panjang lebar dalam
karya tulis ini dari bab I sampai dengan bab V penulis dapat dapat menarik
kesimpulan antara lain :
- Keberadaan generator sangat diperlukan pada KM. Bahari 24 untuk pembangkit tenaga listrik guna menggerakkan atau mengoperasikan mesin-mesin yang ada.
- Perawatan generator sangat diperlukan supaya tidak terjadi kerusakan yang parah.
- Pengecekan generator akan sangat bermanfaat bagi kelancaran kapal.
- Pemasangan alat-alat pendukung, (misal : kawat tanah, lighting errester, impedansi, dan lain-lain) pada generator dapat menanggulangi gangguan pada generator.
- Penggunaan saluran double sangat diperlukan pada generator agar bila terjadi gangguan pada salah satu saluran, maka kita bisa cepat menanganinya dengan memindahkan saluran ke kabel satunya.
|
5.2 Saran-saran
Selama penulis melaksanakan praktek
di KM. Bahari 24, penulis mendapati banyak kekurangan-kekurangan dalam
generator, misalnya :
- Untuk mengatasi generator yang tidak dapat dioperasikan, maka generator harus mendapatkan perawatan yang khusus (misalnya lilitan-lilitan kawat yang lembab harus dikeringkan) agar pesawat-pesawat lainnya (kompresor, pompa-pompa) dapat bekerja secara optimal.
- Untuk mencegah terjadinya kebakaran pada, dynamo (karena konsleting0 maka sambungan kawat pada dinamo harus diisolir dengan bahan isolasi yang tahan terhadap panas supaya perputaran rotor (armature) tidak tersendat-sendat.
Apabila generator dalam keadaan baik
dan normal, maka kerja mesin-mesin lain ikut lancar dan pelayaranpun berjalan
lancar.
DAFTAR PUSTAKA
1. Gunawan Hanafi, Dr, Mesin dan Rangkaian Listrik, ITB,
Bandung, 1993.
2. Kamyoto, E, Motor Bakar, Tim BPLP,
Semarang, 1979
3. Lawrence. H. Van vlack, Ilmu Teknologi dan
Bahan Logam, Erlangga, Jakarta, 1993
4. Mochammad Idris, Listrik (Arus Searah) Generator
dan Motor, BPLP Semarang, 1991.
5. Sumadi, Drs. MA, Mesin Kelistrikan dan Bahab-bahan
Otomotif, Depdikbud, Jakarta, 1979
6. Sumanto, Drs, MA, Mesin Sinkron, Andi
Offset Yogyakarta, 1992
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
HALAMAN PENGUJI....................................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... v
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
1.2
Pembatasan Masalah .................................................................. 2
1.3
Tujuan Penulisan ......................................................................... 2
1.4
Kegunaan Penulisan .................................................................... 3
1.5
Metode Pengumpulan Data ......................................................... 3
1.6
Sistematika Penulisan .................................................................. 4
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Konstruksi Generator AC ........................................................... 6
2.2
Fungsi Masing-masing Bagian
atau Komponen dari Generator Arus Bolak-balik (AC) ................................................................................................... 8
2.3
Sumber Penghasil Tenaga Listrik
................................................. 15
2.4 Alat
Ukur Generator ................................................................... 16
BAB III TINJAUAN UMUM
3.1
Sejarah berdirinya PT. Baruna
Nusantara Sanjaya ....................... 18
3.2
Profil PT. Baruna Nusantara
Sanjaya .......................................... 19
3.3
Kapal PT. Baruna Nusantara
Sanjaya .........................................
3.4
Distribusi yang dilakukan
perusahaan PT. Baruna Nusantara Sanjaya
3.5
Divisi-divisi yang ada dalam
perusahaan PT. Baruna Nusantara Sanjaya
3.6
Jumlah karyawan-karyawan yang
bekerja di PT. Baruna Nusantara Sanjaya
3.7
Sistem pengajian perusahaan PT.
Baruna Nusantara Sanjaya........ 20
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengoperasian
Generator............................................................. 22
4.2
Perawatan Generator................................................................... 24
4.3 Langkah-Langkah Pembongkaran................................................ 25
4.4 Cara Penangggulangan Kerusakan Generator............................... 25
4.5 Jenis
Gangguan pada Generator dan penyebabnya ....................... 26
4.6 Gangguan
Hubungan Singkat ....................................................... 29
4.7
Terputusnya Pelayanan/Service interuption .................................. 29 4.8 Usaha-Usaha Mengurangi Gangguan
dan Akibat-Akibatnya ......................................................
4.9 Fungsi Fuel Injector.....................................................................
4.10 Pengertian dan Jenis Ring Piston.................................................
4.11 Penyetelan dan Pemeriksaan Valve............................................ 31
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................ 33
5.2 Saran-Saran ............................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Menjual berbagai macam jenis Chemical untuk cooling tower chiller dan waste water treatment oli mesin hidrolik dll untuk info lebih lanjut tentang produk ini bisa menghubungi saya di email tommy.transcal@gmail.com
ReplyDeleteWA 0813-1084-9918
Terima kasih