KUMPULAN KRYA TULIS

Thursday, January 5, 2017

contoh : PERAWATAN DAN PENGOPERASIAN DIESEL GENERATOR



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG MASALAH
Negara Indonesia merupakan Negara Kepulauan yang wilayahnya sangat luas dikenal dengan Negara Maritim karena perairannya yang luas dan mendominasi sehingga Negara Indonesia  membutuhkan sarana transportasi laut yang sangat besar.Hal itu digunakanuntuk pendistribusian kebutuhan pokok maupun bahan bakar di seluruh wilayahIndonesia.Dalam pendistribusian bahan pokok di seluruh Negara Indonesia dibutuhkan kapal khusus memuat bahan pokok yaitu kapal cargo .
Kapal cargo adalah Kapal untuk mengangkut barang-barang dan muatan dari pelabuhan satu ke pelabuhan lainnya. (Engkos Kosasih,M.Mar.E., S.E., M.M dan Prof.Capt.Hananto Soewedo,M.Mar., S.E., M.M., Ph.D. (2007:15))
Kapal cargo atau dalam bahasa Indonesia sering di sebut kapal barang, dari namanya sudah jelas kapal cargo merupakan kapal yang di gunakan menyebrangi laut mengangkut barang/cargo bukan hanya menyebrangi antara pulau-pulau lokal tapi banyak kapal cargo yang dapat menyeberangi samudra di dunia ini .
Kapal cargo sesuai dengan tugasnya untuk mengangkat dan menurunkan barang kapal cargo di lengkapi dengan crane kapal atau alat angkat kapal, tapi saya pernah mendengar dosen saya yang tidak bisa saya sebutkan namanya waktu kuliah kapal cargo yang singgahnya di pelabuhan-pelabuhan modern yang di lengkapi crane pelabuhan, maka kapal cargo tersebut tidak mesti di lengkapi crane kapal dengan alasan apabila tidak ada crane kapal maka dapat menambah ruang muat kapal cargo . Kapal cargo dirancang dengan umur pakai 25-35 tahun.
1
 
Kapal cargo pertama kali digunakan oleh industri untuk mengangkut bahan pokok maupun bahan baku dalam jumlah lebih kecil. Mengangkut barang-barang dengan kapal cargo lebih efisien karena dapat membawa muatan lebih banyak, juga lebih murah, dan dapat mengangkut dalamjumlah yang banyak.Dengan melihat frekwensi kapal cargo yang semakin banyak keluarmasuk pelabuhan, maka disini perlu memilih jenis kapal cargoapa dan bagaimana yang dapat dioperasikan untuk pengangkutan bahan pokok dan bahan baku secara tepat dan berdayaguna dalam mencapai tujuan yang diharapkan demi keselamatan pelayaran dankeselamatan bongkar muat serta keselamatan Anak Buah Kapal (ABK). Seiring dengan moderenisasi zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan serta tekhnologi maritim saatini maka pada kapal-kapal cargo juga mengalami perkembangan di berbagai unitperalatannya sehingga dalam hal ini pelaksanaan tugas-tugas dalam pengoperasian kapal cargo termasuk pengoperasian peralatan bongkar muat dan pendukung lainnya semakinrumit dan komplek, regulasi dan peraturan di bidang maritim juga terus berkembang.
Saat ini pelaut adalah motor penggerak dan pelaksana yang di tuntut untuk bias mengaplikasikan semua perkembangan tekhnologi maritim dengan aman dan mencegah kerusakan pada lingkungan. Masalah-masalah yang umumnya terjadi di kapal cargo yang mengangkut muatan, baik bahan pokok maupum bahan baku yaitumasih di temukannya ketidaksesuaian dalam memenuhi persyaratan tentang perawatan generator yang dapat menyebabkan kerusakan atau tidak maksimalnya kinerja dari generator, adanya komplain dari pemilik muatan dan kerugian waktu maupunbiaya yang harus di keluarkan oleh pihak Perusahaan Pelayaran.
Kapal cargo merupakan alat transportasi yang tidak menetap (selalu berlayar dan berpindah tempat) , maka kapal tidak bias memakai listrik dari darat yang tersambung terus menerus, oleh karena itu instalasi listrik dalam kapal harus memiliki sumber listrik yang mandiri, sumber tersebut dihasilkan dari genset atau generator listrik.
“Generator adalah suatu alat yang menghasilkan gaya listrik (GGL) dari hasil kerja konduktor serta medan magnet yang menghasilkan perubahan energi mekanik menjadi energi listrik.” (Mochammad Idris, 1991 : 1 - 2)
Berdasarkan pemikiran-pemikiran di atas maka dengan ketetapan hati penulis memilih judul: “ PERAWATAN DAN PENGOPERASIAN DIESEL GENERATOR .

1.2  PEMBATASAN MASALAH
Agar penulisan karya tulis ini menjadi terarah, maka dalam penulisan ini, penulis membatasi pada masalah pokok yaitu : untuk cara pengoperasian, perawatan dan kerusakan generator listrik. Adapun spesifikasi generator yang dipakai di KM. BAHARI 24, yaitu :

Generator
Type
YANMAR
6 RALT x 2
Daya
400 PS
Tegangan
440 V
Frekuensi
60 Hz
Jumlah kutub
14 Poles
Putaran
1500 RPM
Toleransi Suhu
60°C



1.3  TUJUAN PENULISAN
Dalam penulisan ini penulis menerapkan teori-teori yang didapat di perkuliahan, studi kepustakaan dan survei dengan keadaan yang ditemukan dalam proyek darat.
Dalam penulisan karya tulis ini penulis mempunyai tujuan sebagai berikut :
1.3.1        Untuk mengetahui cara pengoperasian generator listrik.
1.3.2        Untuk mengetahui cara merawat generator listrik arus bolak-balik.
1.3.3        Untuk mengetahui cara penanggulangan kerusakan pada generator listrik.

1.4  KEGUNAAN PENULISAN
Dalam penulisan ini tentunya mempunyai beberapa kegunaan yang sangat berarti bagi penulis. Adapun kegunaan penulisan ini adalah :
1.4.1        Karya Tulis ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi instansi sebagai evaluasi atas kegiatan yang selama ini dilaksanakan guna dapat meningkatkan mutu dan kualitas dalam pengoperasian dan perawatan generator listrik di KM. Bahari 24.
1.4.2        Dapat menambah ilmu tentang pengoperasian dan perawatan pada generator pembangkit listrik bagi pembaca.

1.5  METODE PENGUMPULAN DATA
Untuk mendapatkan data yang obyektif, penulis menggunakan pengumpulan data antara lain :
1.5.1                    Metode Observasi (Pengamatan)
Melaksanakan pengamatan secara langsung pada perusahaan yang bersangkutan.


1.5.2                    Metode Wawancara (Interview )
1.      Metode wawancara langsung
Cara mewawancarai pejabat yang terkait atau berkompeten, dan orang-orang yang menguasai permasalahan mengenai generator listrik.
2.      Metode tidak langsung
Metode Kuesioner adalah suatu cara mengumpulkan data dengan jalan mempersiapkan terlebih dahulu daftar pertanyaan guna mendapatkan informasi tentang obyek yang hendak diteliti. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar di dalam mengumpulkan data yang diperlukan dapat terpenuhi dengan lancar tanpa pemborosan waktu.
1.5.3   Metode Kepustakaan
Cara mengutip teori dari berbagi buku sebagai paduan dan perbandingan dalam menyusun karya tulis ini.

1.6  SISTEMATIKA PENULISAN
Agar dapat diperoleh suatu susunan dan pembahasan yang sistematis, terarah pada masalah yang dipilih serta tidak bertentangan satu sama lain, maka sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I       PENDAHULUAN
Di dalamnya menguraikan tentang Latar Belakang Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penulisan, Kegunaan Penulisan, Metode Pengumpulan Data serta Sistematika Penulisan.
BAB II      LANDASAN TEORI
Di dalam bab ini dikemukakan tentang PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN DIESEL GENERATOR DI KAPAL KM. BAHARI 24 PT BARUNA NUSANTARA SANJAYA, Sejarah Generator Listrik, Pengertian Generator Listrik, Jenis – Jenis Generator, konstruksi dari generator , fungsi masing-masing bagian atau komponen dari generator arus bolak-balik , Alat ukur generator.


BAB III    TINJAUAN UMUM
Di dalam BAB ini menjelaskan tentang Sejarah perusahaan PT. Baruna Nusantara Sanjaya, Profil PT. Baruna Nusantara Sanjaya, Sturktur Organisasi PT. Baruna Nusantara Sanjaya, Kapal PT. Baruna Nusantara Sanjaya, Divisi yang Ada Di PT. Baruna Nusantara Sanjaya, Jumlah Karyawan yang Bekerja Di PT. Baruna Nusantara Sanjaya, Sistem Penggajian PT. Baruna Nusantara Sanjaya.
     BAB IV      PEMBAHASAN
Di dalamnya menguraikan tentang cara pengoperasian generator, perawatan generator, Langkah-langkah pembongkaran generator, cara penanggulangan kerusakan generator, Jenis gangguan pada generator dan penyebabnya, Gangguan hubungan singkat, Terputusya pelayanan/service interuption, Usaha-usaha mengurangi gangguan dan akibat-akibatnya, Fungsi Fuel injector, Pengertian dan jenis ring piston, Penyetelan dan pemeriksaan valve.   .
BAB V      PENUTUP
Terdiri dari kesimpulan dan saran penulis terhadap permasalahan yang dibahas dan lampiran sig on dan sig off.



BAB II
LANDASAN TEORI

2.1  Sejarah Generator
Pada tahun 1827, seorang pemuda Hungaria, Anyos Jedik memulai percobaan untuk memulai percobaan untuk memuat alat rotasi elektromagnetik. Pada saat itu Anyos menyebut mesin ciptaanya dengan nama ”electromagnetic self-rotors”; saat ini orang-orang lebih menggenalnya dengan nama ”Dinamo Jedik”. Prototipe electric starter selesai sekitar tahunan 1852 dan 1854. Sebenernya dia membuat konsep dynamo 6 tahun sebelum Siemens dan Wheatstone namun dia tidak mematenkannya karena dia pikir sudah ada orang lain yang berhasil menciptakannya.
Hukum Faraday
Pada tahun 1831-1832, Michael Faraday menemukan adanya efek khusus yang di hasilkan ujung-ujung konduktor listrik yang bergerak lurus terhadap medan magnet. Dari efek temuannya ini, dia berhasil menjadi orang pertama yang membuat generator elektromagnetik. Generator elektromagnetik di buat dengan menggunakanan cakram tembaga yang berputar di antara katub magnet tapal kuda dan menghasilkan arus searah yang kecil.
Desain mesin cakram ini kemudian dinamakan ”Cakram Faraday” bisa di bilang kurang efisien. Hal ini di karenakan masih adanya arus listrik dengan arah berlawanan di bagian cakram yang tidak terkena pengaruh medan magnet. Arus berlawanan ini membatasi tenaga yang di alirkan ke kawat penghantar.
Generator selanjutnya yang di namakan homopolar generator lebih efisien. Untuk menyelesaikan masalah arus berlawanan dari generator pendahuluannya, generator homopolar menggunakan sejumlah magnet yang di susun mengintari tepi cakram agar efek medan magnet yang lebih stabil. Kelemahan dari generator ini adalah tegangan listrik yang di gunakan adalah jalur tunggal yang melalui fluks magnetik.

2.2  Pengertian Generator
Sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elegtromagnetik. Proses ini dikenal sebagai pembangkit listrik. Walau generator dan motor punya banyak kesamaan, tapi motor adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Generator mendorong muatan listrik untuk bergerak melalui sebuah sirkuit listrik eksternal, tapi generator tidak menciptakan listrik yang sudah ada dalam kabel lilitannya. Hal ini bisa dianalogikan dengan sebuah pompa air, yang menciptakan aliran air tapi tidak menciptakan air di dalamnya. Sumber energi mekanik bisa berupa resiprokat maupun turbin mesin uap, air yang jatuh melalui sebuah turbin maupun kincir air, mesin pembakaran dalam, turbin angin, engkol tangan, energi surya atau matahari, udara yang dimampatkan, atau apapun sumber energi mekanik yang lain.
2.3  Jenis-jenis Generator
Berdasarkan tegangan di bangkitkan generator dibagi menjadi 2 yaitu:
2.3.1        Generator arus bolak balik  (AC) , Generator arus bolak balik yaitu generator dimana tegangan yang di hasilkan (tegangan out put) berupa tegangan bolak balik.
2.3.2        Generator arus searah (DC), generator arus searah yaitu generator dimana tegangan yang dihasilkan (tegangan output) berupa tegangan searah , karena di dalamnya terdapat sistem penyeararahan yang di lakukan bisa berupa oleh komutator atau menggunakan dioda.







2.4  Konstruksi Generator
Bahwa generator ditinjau dari konstruksinya dibedakan menjadi dua bagian yaitu :


2.4.1        Bagian Rotor
Bagian Rotor ialah bagian generator yang dapat berputar. Bagian rotor dalam generator terdiri atas besi magnet yang berputar pada porosnya. Bagian rotor terletak di bagian tengah stator. Kutub magnet yang dipergunakan pada bagian rotor ada yang satu pasang kutub magnet dan dua pasang kutub atau lebih.

Description: rotor







Gambar 2.1. Rotor

2.4.2        Bagian Stator
Bagian stator pesawat generator merupakan bagian yang tetap. Bagian stator terdiri atas alur-alur yang diteliti gulungan kawat email. Gulungan kawat email pada stator dirangkai dalam hubungan tertentu. Dan gulungan kawat ini dipotong atau dilindungi oleh rumah generator itu sendiri dari goncangan yang diakibatkan oleh putaran rotor.

Description: Stator

















Gambar 2.2. Stator



2.5  Fungsi Masing-masing Bagian atau Komponen dari Generator Arus Bolak-balik
Bahwa generator arus bolak balik terdiri dari tiga bagian utama (menurut Sumanto, Drs, MA : 1992) :
2.5.1        Armature (Jangkar)
Bagian yang berputar, dan perpotongannya dengan flux magnet akan menimbulkan gaya gerak listrik.
2.5.2        Field (Medan)
Bagian yang menimbulkan flux magnet.
2.5.3        Cincin arus bolak-balik
Bagian yang secara langsung menyerahkan gaya gerak listrik bolak-balik. Selain dari bagian ketiga tersebut di atas terdapat pula antara lain Shaft, Shaft Bearing, Bearing, Brush Holder dan lain-lain.
2.5.4        Armature Core
Bagian dari generator yang berfungsi sebagai tempat untuk menggulung konduktor atau tempat melekatnya armature winding antara lain:
1.      Pendingin dari Armature
Untuk pendingin dari armature core, maka pada tiap             50 mm diberi lubang udara sehingga terjadi pergantian udara. Untuk mesin pendingin sedang ke atas sepanjang shaft hole.
2.      Bentuk Slot
Slot adalah saluran dalam armature dimana konduktor diselipkan. Bentuk-bentuk slot berbeda-beda tinggal perusahaan yang membuat generatornya.



Description: bentuk slot











Gambar 2.3. Bentuk Slot


2.5.5 Armature winding conductor
Dalam mesin dengan arus kecil digunakan konduktor yang berbentuk bulat, sedangkan kalau arus besar digunakan konduktor persegi empat. Coil yang digunakan dalam open slot berbentuk diamond coil, dan diberi isolator mika paper dan lain-lain. Bagian coil yang termasuk ke dalam slot disebut coil slide sedang yang terdapat di ujung luar dari slot disebut coil end. Coil yang digunakan dalam mesin kecil dengan semi enclosed slot.











Description: konduktor










Gambar 2.4. Konduktor


2.5.6 Field Stator
Seperti yang diterangkan diatas bahwa stator adalah komponen dari generator yang tidak berputar. Komponen-komponen itu diantaranya ialah:
1.   Yoke (Rangkaian Magnetis)
Yoke ini mempunyai fungsi antara lain :
a.       Sebagai pembentuk bodi dari generator.
b.      Tempat menempelnya komponen generator.
c.       Sebagai pelindung dari generator.
Dengan demikian Yoke harus mempunyai daya tahan mekanik yang besar.



Description: bagian-bagian yoke












Gambar 2.5. Bentuk Yoke


Keterangan gambar :
1.          Stator
2.          Stator
3.          Poros
4.          Carbon Steel (Sikat)
5.          Cincin
6.          Kotak Terminal
7.          Rangka/body
8.          Kaki


2.5.7        Pola Piece (Lempengan Kutub)
Pola Piece adalah bagian dari kutub magnet yang berhadap-hadapan dengan armature dan mendistribusikan flux ke dalam air gap.

2.5.8        Field Core (Inti Medan)
Meskipun tidak ada iron loss dalam field core, tapi sebab biasanya disatukan dengan ploe piece maka dibuat juga dari laminated core.
2.5.9        Field Winding (Lilitan-lilitan Medan)
Lilitan-lilitan medan tergantung dari besar kecilnya arus yang mengalir digunakan penghantar berbentuk persegi empat.
2.5.10    Brush (Sikat)
Brush adalah alat penghubung lilitan stator dan rotor.
2.5.11    Shaft and Bearing (Poros dan Bantalan)
Shaft terbuat dari baja dan garis tergantung dari :
1        Output power (daya yang dihasilkan)
2        Jumlah perputaran (RPM)
Untuk mesin yang besar digunakan bearing stand yang tersendiri, tetapi biasanya braket bearing. Bearing metal adalah bagian yang berhubungan dengan shaft dan dapat menahan pergeseran. Bentuknya adalah cylinder dan biasanya babit bearing. Dalam mesin kecil digunakan ball bearing (bantalan peluru), dan sering juga ruller bearing (bantalan rol) digunakan untuk mesin besar. Sebab mesin pada umumnya berputar dengan kecepatan besar maka harus digunakan minyak pendingin. Untuk maksud ini bagian bawah dari bearing terdapat oil braket (kotak minyak) dan pada shaft (poros) terdapat roll oil ring. Dalam ball bearing dan roller bearing kebanyakan menggunakan grease (gemuk)
2.5.12    Jenis-jenis belitan pada armature.
Dalam tiap coil dari armature lilitan terinduksi gaya gerak elektro magnet. Besar kecilnya arus dan tegangan yang dibutuhkan menentukan konstruksi dan hubungan itu. Gambar di bawah ini macam lilitan yang berbeda :











Gambar 2.6. Belitan Delta



Gambar  2.7. Belitan Bintang

2.6  Alat Ukur Generator
Bahwa dalam proses kerja suatu generator perlu adanya alat-alat ukur yang berguna sebagai pengaman supaya generator tidak rusak dan kerja dari generator tidak terganggu. (Sumanto, Drs, 1996 : 27-35)
Adapun alat ukur tersebut adalah :
2.6.1        Alat Ukur Kumparan Putar
Yang dimaksud alat ukur kumparan putar adalah alat pengukur yang bekerja atas dasar prinsip dari adanya suatu kumparan listrik, yang ditempatkan pada medan magnet yang berasal dari suatu magnet permanen.
2.6.2        Sirkit Magnetis
Sirkit magnetis dalam alat ukur kumparan putar dibentuk oleh magnet permanen. Di masa yang lalu magnet permanen tersebut, dibuat dari baja kroom atau baja tungsram. Akan tetapi pada saat ini dengan menggunakan logam campuran dari alnico. Keuntungan dari logam ini adalah kemampuan kerjanya yang baik dengan bentuk yang kecil.





BAB III
TINJAUAN UMUM

3.1  Sejarah Berdirinya PT. Baruna Nusantara Sanjaya
Perusahaan pelayaran PT. Baruna Nusantara Sanjaya telah berdiri sejak tahun 2000, yang tepatnya pada bulan Juni. Terbentuknya perusahaan ini sendiri pun cukup unik, yaitu melalui salah seorang pemegang saham yang telah memiliki perusahaan bahan bangunan di Cirebon. Pengiriman barangnya yang masih menggunakan sewa kapal pun akhrinya menghasilkan ide kerja sama untuk menyewa kapal sendiri dan akhrinya ide membangun perusahaan pelayaran.atau yang dikenal juga sebagai perusahaan yang bergerak di bidang ekspedisi ini pun berjalan sebagai perusahaan jasa yang melayani pengiriman barang dengan rute Cirebon - Jakarta  -  Tanjung Batu – Selat Panjang – Batam yang terdiri dari 3 orang pemegang saham.
Awal terbentuk perusahaan ini, pekerjaan – pekerjaan atau order – order pengiriman barang hanya dilaksanakan dan dijalankan dengan menggunakan satu buah kapal motor, yaitu kapal sewaan tadi. Kapal motor atau yang disingkat KM ini adalah kapal yang digunakan untuk mengangkut barang. Perlahan – perlahan berjalannya perusahaan yang memiliki kantor cabang di Selat Panjang ini pun semakin berkembang dan berkembang. Memasuki beberapa lama bejalannya perusahaan ini, kapal pertama atau yang disebut Sumber Utama yang tadinya merupakan kapal sewaan pun dimiliki sendiri, dibeli.


3.2 Profil PT. Baruna Nusantara Sanjaya
PT. Baruna Nusantara Sanjaya yang bertempat di Jl. Kalijaga Kompleks Pengambiran Estate blok A/B2 No. 19, Cirebon ini bekerja dalam bidang jasa pelayaran, yang mengirimkan barang – barang untuk Cirebon – Jakarta – Tanjung Batu – Selat Panjang - Batam dan sebaliknya.Untuk mempromosikan jasa nya, mereka hanya menggunakan koran, fax, dan telemarketing sebagai alatnya.
Waktu kerja di perusahaan ini dari pukul 08.00 – 12.00 kemudian 13.00 – 17.00 WIB. Penyeleksian karyawan yang bekerja di PT. Bangka Jaya Line ini hanya dengan mengirimkan CV dan melaksanakan interview, kemudian menjalankan masa percobaan selama tiga bulan.
Yang bekerja dalam bidang marketing ada dua orang, dan mereka memiliki job desk yang sama. Sama hal nya dengan lima orang yang bekerja dalam bidang finance.
3.3 Kapal  PT. Baruna Nusantara Sanjaya
Kapal – kapal yang beroperasional Jakarta – Cirebon – Pontianak – Selat Panjang dan yang sudah ada saat ini ada 3 buah kapal, di antaranya :
3.3.1  KM. Bahari 24
3.3.2  KM. Bahari 21
3.3.3  KM. Bahari 1
3.3.4 KM. Bahari 20

3.4 Distribusi yang dilakukan perusahaan PT. Baruna Nusantara Sanjaya
Dengan menawarkan jasa pelayaran kepada perusahaan – perusahaan bahan bangunan makanan, minuman. Perusahaan – perusahaan seperti coca – cola, mie sedap, bir, pocari, beras, asbes, semen, dan bahan – bahan bangunan lainnya akan menghubungi perusahaan ini untuk melakukan pengiriman. Sebagai contohnya agen dari perusahaan semen tiga roda atau perusahaan yang lainnya.
Modal yang digunakan perusahaan ini, adalah modal dalam negeri, yaitu modal sendiri. Pemegang – pemegang saham yang terdiri dari enam orang, salah satunya yaitu Bapak Ahwat yang di antaranya merupakan komisaris I, direktur utama, direktur operasional dan direktur – direktur lainnya. Perusahaan yang dibangun dari kerja sama antara enam orang inilah membentuk perusahaan jasa pelayaran ekspedisi PT. Baruna Nusantara Sanjaya.
3.5 Divisi – divisi Yang Ada Dalam Perusahaan PT. Baruna Nusantara Sanjaya
Divisi – divisi yang dibagi dan dibentuk sesuai dengan kegiatan – kegiatan dan pekerjaan – pekerjaan yang dilakukan ini yang bertujuan agar pekerjaan – pekerjaan yang dilakukan atau menjadi tanggung jawab setiap pegawai atau karyawan dapat dikerjakan dengan baik dan penuh tanggung jawab. Divisi yang terstruktur cukup penting untuk perusahaan pelayaran atau ekspedisi seperti ini, karena bagian – bagian atau divisi – divisi yang diperlukan untuk mengatur kelangsungan dan kelancaran tidak dapat dijadikan satu atau dicampur – campur begitu saja.
3.5.1        Divisi – divisi atau bagian – bagian yang terdapat dalam sebuah perusahaan pelayaran :
1     Divisi Marketing
Divisi atau bagian ini bertugas untuk memperkenalkan atau mempromosikan PT. Baruna Nusantara Sanjaya sebagai perusahaan jasa di bidang pelayaran ekspedisi.
2. Divisi Finance
Divisi atau bagian ini bertanggung jawab dalam masalah dan hal – hal yang bersifat finance atau keuangan.
3.   Divisi Pergudangan
Divisi ini bertugas atau bertanggung jawab di lokasi, di gudang dan mengenai barang – barang yang disimpan di gudang.
4.    Divisi Muatan
Divisi atau bagian ini bertanggung jawab untuk barang – barang yang akan di muat ke dalam kapal untuk dikirim ke tempat tujuan.
5.       Divisi Kapal
Divisi atau bagian ini bertanggung jawab di atas kapal. Kejadian – kejadian yang terjadi di kapal.

3.6. Jumah Karyawan – Karyawan Yang Bekerja di PT. BARUNA NUSANTARA SANJAYA
Berlokasi di kantor terdapat sekitar 15 orang, Berlokasi di gudang terdapat kurang lebih 20 orang,Pegawai untuk bongkar muat kurang lebih 50 orang,Awak yang berada dalam satu kapal kurang lebih 16 orang.


3.7   Sistem Penggajian Perusahaan PT. BARUNA NUSANTARA SANJAYA
Menggunakan system penggajian bulanan untuk pegawai tetap, sedangkan untuk system penggajian ABK atau anak buah kapal adalah berdasarkan bulanan namun dihitung per perjalanan juga atau per trip.Selain pegawai – pegawai tetap dan ABK atau anak buah kapal masih terdapat system penggajian untuk Buruh Borongan atau PBM, sistem penggajiannya adalah per ton kubik.









BAB IV
PEMBAHASAN

4.1  Pengoperasian Generator
Berikut ini pedoman khusus pengoperasian mesin generator KM. Bahari 24 :              
4.1.1  Persiapan-Persiapan Sebelum Start
Untuk mesin-mesin yang baru sekali atau baru dioverhaul, hal-hal yang perlu dilakukan adalah :
1.      Memeriksa L.O. mengenai kwantitas, viskositas atau kekentalan.
2.      Memeriksa air pendingin.
3.      Memeriksa tangki bahan bakar dari kotoran air dilakukan penceratan bila perlu.
4.      Memeriksa saringan dan filter bahan bakar dilakukan pembersihan, pencabutan atau penggantian bila perlu.
5.      Memeriksa pot-pot pelumas atau memberi gemuk.
4.1.2  Pemeriksaan Khusus pada Generator
1.     

 
Sebelum start L.O. pada bearing generator diperiksa, ditambah bila perlu, tetapi tidak dibenarkan berlebihan, sebab bila terlalu banyak bisa luber dan akan membasahi lilitan-lilitan kabel listrik, memeriksa bagian dalam (Interior) dari generator (dinamo) apakah ada kotoran-kotoran, abu, uap air dan sebagainya, dapat disemprot dengan angin dari botol angin.
2.      Memeriksa overhead trip selenoide lever yang ditempatkan pada bagian inlet angin bilas, harus dalam keadaan membuka atau pada posisi reset.
3.      Handel utama pada papan penghubung listrik (main switch board) harus dalam keadaan membuka (off).
4.      Field switch harus dalam keadaan off.
5.      Lampu syncron/synkroskope jarum penunjuk dalam keadaan off.
6.      Voltage regulator harus berada pada posisi atau manual position.
7.      Field rheostat berada pada posisi minimum.
8.      Memperhatikan alat-alat kerja dan bagian-bagian lain agar tidak mengganggu atau menghalangi putaran motor.

4.1.3 Cara Mengoperasikan Generator
Adapun prosedur pengoperasian generator adalah sebagai berikut :
1.   Buka valve tangki solar
2.   Sambungkan kabel motor starter battery (ACCU) AC
3.   Tekan tombol start untuk menghidupkan genset
4.   Pindah handle power di panel ke posisi genset untuk memasukkan  power genset panel induk.
4.1.4  Cara Mematikan Generator
1.   Pindah handle power di panel ke posisi OFF untuk memutuskan power genset ke panel induk.
2.   Tekan tombol stop untuk mematikan mesin
3.   Tutup valve tangki solar
4.   Selesai.

4.2  Perawatan Generator
Mengenai perawatan generator arus bolak-balik sama dengan perawatan pada generator arus searah, hanya berhubung dengan bentuk komutator berupa dua ring yang terpisah (slip ring) maka perawatan generator arus bolak-balik lebih mudah dari generator arus searah. Untuk merawat generator harus diperhatikan :
4.2.1        Jangan sampai ada suara-suara lain selama runing dan apabila ada maka harus dicek mungkin ada yang kurang pada posisinya.
4.2.2        Brush (sikat) tidak boleh mengeluarkan percikan api dan kalau ada maka kemungkikan posisi dan bentuk sikat belum sempurna.
4.2.3        Lilitan-lilitan kawat tidak boleh lembab dan apabila lembab maka harus dikeringkan kemudian diisolasi.

4.3  Langkah-langkah Pembongkaran Generator
Selain dari ketiga hal tersebut di atas kita harus mengetahui cara pembongkaran dari pesawat generator. Langkah-langkah pembongkaran dari pesawat generator :
4.3.1        Sabuk penghubung (belt) generator dari tenaga penggeraknya dilepas agar tidak mengganggu langkah-langkah pembongkaran generator.
4.3.2        Empat mur baut pondasi dengan generator dilepas.
4.3.3        Generator digeser agar dapat membuka spie di generator.
4.3.4        Buka carbon brush (sikat).
4.3.5        Membuka rumah kipas, melepas baut pengait.
4.3.6        Melepas kipas dari tempat-tempatnya.
4.3.7        Melepas ball bearing dengan menggunakan penarik khusus (dengan menggunakan penarik berkaki dua atau tiga puller).
4.3.8        Melepas poros atau rotor dari bodynya (fream).
4.3.9        Kemudian kita angkat generator dari tempatnya dibersihkan.
4.3.10    Setelah terbongkar semua kita bersihkan komponen-komponen generator itu dengan menggunakan cairan kimia (electric cleaner) yang cepat kering dengan jalan menggunakan kuas yang lembut.

4.4  Cara Penanggulangan Kerusakan Generator
Bagaimana baiknya perencanaan suatu alat atau sistem, kerusakan pada alat atau sistem itu tidak dapat dihindari sama sekali. Karena suatu alat mempunyai Batas Ukur tertentu, dimana selama itu terjadi proses ketuaan. Dimana sifat-sifat mekanis atau elektrisnya menurun, akhirnya terjadi kerusakan sebelum waktunya. Suatu alat direncanakan berdasarkan syarat-syarat dan kondisi tertentu. Di dalam kondisi yang abnormal suatu alat mungkin menjadi tidak tahan, maka terjadilah kerusakan. Isolasi suatu alat atau sistem direncanakan untuk suatu lingkungan isolasi tertentu, sedangkan tegangan lebih (over voltage) yang mungkin timbul, dapat ditahan oleh isolasi itu. Suatu keadaan abnormal atau gangguan selalu terjadi, tidak dapat dihindarkan lama sekali. Gangguan akan mengakibatkan kerusakan-kerusakan alat atau terputusnya pelayanan, oleh karenanya harus ada usaha untuk mengatasinya.


4.5  Jenis Gangguan pada Generator dan Penyebabnya
4.5.1        Beban lebih
Beban lebih mengakibatkan pemanasan yang berlebihan yang dapat membahayakan isolasi pada suatu pesawat, jika hal ini terus berlangsung maka dapat menyebabkan kebakaran. Misalnya mesin produksi yang membutuhkan tenaga listrik 110 volt tapi karena adanya tegangan lebih mesin ini tidak dapat berfungsi lagi karena mengalami kebakaran.
4.5.2        Gangguan Stabilitas
Suatu generator yang tersambung pada suatu sistem, rotornya berputar sinkron, artinya berputar serempak dengan putaran medan magnetnya. Kecepatan putar medan magnet itu tergantung pada frekuensi sistem itu, karena bersambung pada suatu sistem, maka putaran dari medan magnnit itu juga serempak.
Karena suatu sebab, misalnya terjadi perubahan beban yang mendadak dapat terjadi ayunan (percepatan dan perlambatan dari kecepatan sinkronnya) pada motornya pada rotornya suatu saat sebagian generator menjadi motor. Sebagian lagi menjadi generator, pada saat lain menjadi sebaliknya. Jika ayunan itu terlalu besar generator dapat lepas dari sinkron maka dapat terjadi gangguan stabilitas. Dalam keadaan lepas sinkron terjadi kejutan-kejutan elektris dan mekanis yang besar yang membahayakan balk generator itu maupun sistemnya. Oleh karena itu generator harus segera diputuskan hubungannya dari sistem. Yang dapat menyebabkan gangguan stabilitas antara lain:
1.      Terjadinya perubahan beban yang mendadak.
2.      Hilangnya sebagian dari beban atau bertambahnya beban mendadak.
3.      Tejadinya hubungan singkat.
4.      Terbukanya salah satu saluran.

4.6  Gangguan Hubungan Singkat
Konduktor pembawa arus listrik dari suatu peralatan-peralatan, atau sistem selalu diisolir terhadap tanah atau terhadap konduktor lainnya, oleh bahan isolasi. Bahan isolasi itu dapat berupa bahan padat, cair (minyak) atau gas (udara) atau dapat juga terdiri dari campuran bahan-bahan padat, cair atau gas.
Contoh :
1.    Lilitan generator atau motor diisolir terhadap besi oleh bahan padat (kertas, mika).
2.      Kabel, berisolasi bahan padat (kertas) yang bercampur bahan cair kental.
3.      Trafo berisolasi bahan cair (minyak) dan bahan padat (kertas, kayu).
4.      Konduktor pembawa arus yang terbuka seperti misalnya Butt net dan sebagainya, berisolasikan udara dan bahan padat (isolator porselin).
5.      Bushing, mungkin berisolasikan bahan padat (porselinnya), bahan cair (minyak di dalamnya) dan udara (antara konduktor di ujungnya terdapat tanah).
Bahan isolasi itu baik yang padat, cair ataupun gas, dapat menjadi tembus, sehingga terjadi pelepasan listrik yang segera diikuti arus hubungan singkat. Jika pelepasan listrik itu terjadi karena tembusannya isolasi bahan padat maka dapat dikatakan terjadilah tembusan (break down), jebolnya isolasi bahan padat selalu meninggalkan bekas kerusakan yang permanen (tidak bisa sembuh sendiri) gangguan demikian juga disebut gangguan permanen. Jika pelepasan listrik itu terjadi karena jebolnya isolasi udara, maka dapat dikatakan terjadilah loncatan yang tidak lain adalah loncatan muatan listrik. Yang segera diikuti dengan arus hubungan singkat yang membentuk busur listrik. Jika arus berhenti, busur menjadi padam, maka udara menjadi isolasi seperti semula. Jadi loncatan listrik di udara tidak menyebabkan kerusakan permanen. Gangguan demikian disebut gangguan temperary.

4.6.1 Sebab-sebab terjadinya gangguan permanen
1.      Karena terjadinya tegangan lebih (oleh petir, switching surge dan sebagainya) yang melebihi kekuatan isolasi itu.
2.      Karena kerusakan mekanis pada isolasi itu. Karena terjadinya proses memburuknya isolasi itu sendiri. Misalnya karena kelembaban, pemanasan, atau karena proses ketuaan biasa.
3.      Karena kesalahan operasi.
Kesalahan operasi ini kebanyakan disebabkan karena human error / kelalain dari operator.

4.6.1        Akibat Gangguan
Seperti yang dijelaskan di atas, dengan adanya gangguan-gangguan maka akan menimbulkan beberapa aki bat diantaranya :
1.      Kerusakan alat
Kerusakan pada alat yang terganggu itu sendiri. Misalnya break down pada isolasi lilitan generator. Arus gangguan yang besar dan tidak segera terputus, selain dapat membakar isolasi lilitan dapat juga menyebabkan terbakarnya isolasi antara laminasi stator. Sehingga dapat menyebabkan hubungan singkat antara laminasi stator. Jika dibiarkan terus, maka ini akan menimbulkan pemanasan setempat, yang akan menjadi terbakarnya kawat pada stator. Isolasi lilitan yang terbakar, dapat dengan mudah diperbaiki dengan mengganti bagian lilitan yang terbakar dengan lilitan yang baru. Tetapi memperbaiki laminasi yang terbakar adalah sukar dan mahal.
2.      Kerusakan yang dilalui oleh arus lebih :
a.    Trafo yang dilalui oleh arus hubung singkat yang besar, dapat tergeser letak lilitan kumparannya, yang selanjutnya dapat menyebabkan hubungan singkat.
b.   Kabel yang dilalui arus gangguan yang besar dan tidak dapat segera terputus, dapat terjadi padas yang berlebihan. Panas ini dapat menyebabkan pemuaian bila pemanasan ini tidak dapat, mendingin tidak dapat kembali seperti semula. Maka terjadi rongga di dalam isolasi dengan mantel atau konduktornya dalam rongga ini akan terjadi korona bila kabel bertegangan. Korona ini lama kelamamaan menyebabkan kerusakan pada isolasi di sekitarnya, akhirnya terjadi break down ini mungkin setelah terjadi beberapa hari, atau setelah beberapa bulan, jadi tidak seketika. Tetapi karena pemanasan dan pemuaian ini terjadi di seluruh panjang yang dilalui arus tegangan tadi, maka juga kabel sepanjang itu harus diganti.
4.7      Terputusnya Pelayanan / Service Interruption
Setiap gangguan biasanya menyebabkan terbukanya sakelar tenaga memisahkan bagian sistem yang terganggu (hubungan singkat atau beban lebih). Maka terjadilah pemutusan pelayanan sebagian sistem. Jika gangguan itu bersifat sementara maka. Setelah sakelar tenaga yang bersangkutan terbuka, arus gangguan itu siap untuk disambung kembali. Jadi pemutusan pelayanan hanya berlangsung sebentar. Tetapi jika gangguan tersebut bersifat permanen, maka alert di bagian sistem yang rusak perlu diganti atau diperbaiki dulu sebelum dapat bekerja kembali. Gangguan tersebut berlangsung lama.

4.8      Usaha-Usaha Mengurangi Gangguan dan Akibat-Akibatnya
4.8.1        Mengurangi terjadinya gangguan misalnya :
1.      Memasang kawat tanah / earth line pada saluran transmisi untuk mengurangi gangguan petir.
2.      Memasang lightning arrester untuk mencegah terjadinya tembusan (break down) pada alat-alat akibat sambaran petir.
3.      Operasi dan perawatan yang baik.
4.8.2        Menghindari tegangan arus hubungan singkat dengan jalan :
1.      Menghindarkan kapasitas pembangkitan yang melebihi batas (over load).
2.      Memasang impedansi atau tahanan pembatas, arus (reaktor, tahanan).
4.8.3        Memisahkan bagian sistem yang terganggu dengan jalan :
1.      Protective relaying
Yaitu instalasi diberi pengaman dengan menggunakan media atau alat relay. Alat ini dapat beroperasi secara otomatis.
2.      Pengaman lebur (fuses)
Yaitu dengan jalan menggunakan suatu filamen penghubung yang mudah putus atau terbakar bila terjadi tegangan lebih atau terjadi konsleting.
4.8.4        Mengurangi kerugian akibat terpisahnya bagian sistem yang terganggu dengan jalan :
1.      Saluran double
Yaitu kabel saluran kita buat double agar bila terjadi gangguan pada salah satu saluran kita bisa cepat menanganinya dengan jalan memindahkan salura ke kabel yang satunya.
2.      Automatic Reclosing
Yaitu suatu sistem pengaman yang secara otomatis dapat memutuskan atau menutup saluran yang terganggu.

















Description: D:\amni\GAMBAR\Injector-Pump-for-cummis.jpg

Gambar. Injektor Diesel Generator



4.9  Fungsi Fuel injector
            Injector berfungsi sebagai pensuplai bahan bakar dalam system pembakaran mesin diesel , jumlah injector pada suatu mesin sama dengan jumlah silinder motor diesel tersebut.
Peran injector sangat lah penting karena apa bila salah satu dari komponen injector mengalami gangguan akan mengakibatkan kurangnya tekanan bahan bakar , hal ini akan menyebabkan mesin tidak stabil dan tenaga mesin akan berkurang, maka sebaiknya diadakan perawatan pada injector tersebut
 Procedure pengetesan pengetesan untuk mengetahui kelayakan pakai dari injector menggunakan alat yaitu injector test ada 4 tahap ;
1.      Test valve opening pressure dengan nilai specifikasi 4300kpa
2.      Test leak down rate
3.      Test spray patern atau pola penyemprotan
4.      Test external leak
            Hal hal yg perlu di perhatikan saat pengetesan injector :
a.       Standart untuk pengetesan injector pada diesel generator di kapal taruna praktek yaitu 220 bar
b.      Sedangkan untuk M/E standard nya yaitu 320 bar
c.       Apa bila hasil pengetesan di bawah standar yang ditentukan maka ada perbaikan pada injector atau lakukan penggantian injector yang baru.



















Description: C:\Users\syahrul\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\ring.jpg

Gambar . Ring Piston
4.10  Pengertian Dan Jenis Ring Piston
Ring piston adalah alat yang berbentuk bulat melinkar berupa cincin dimana fungsinya untuk membanntu piston melaksanakan proses kerja motor , yaitu sebagai penyumbat untuk mencegah agar tidak terjadi kebocoran di anatara samping piston dengan dinding silinder.

Berikut ini terdapat dua jenis ring piston:
1.         Compression ring dengan tanda angka 1 , atau disebut juga ring kompresi yang berfungsi untuk menyekat pada bagian bawah ruang pembakaran dengan cara untuk mencegah agar tidak terdapat gas bocor melalui piston.
2.         Oil ring dengan tanda angka 2 , atau disebut dengan ring oli yang berfungsi untuk mengatur oli film yang terdapat pada dinding silinder ketika piston bergerak naik turun , sehingga meminimal kan keausan yg terdapat pada liner , piston dan ring.
4.10.1 Pengukuran Gap dan Ring Piston
Langkah pengukuran sebagai berikut :
1.      Ambillah ring yang akan digunakan tetapi belum dipasang pada pistonnya
2.      Masukan ring tersebut ke dalam silinder secara merata
3.      Tekan sedikit dengan menggunakan kepala piston dimasukkan ke dalam silinder
4.      Keluarkan pistonnya dari dalam silinder
5.      Ukurlah gap ring piston dengan cara memasukkan voeler diantara pertemuan kedua ujung ring disebut sebagai gap ring
















Description: C:\Users\syahrul\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\klep.jpg


Gambar. penyetelan pada valve
4.11  Penyetelan dan Pemeriksaan Valve
Akibat dari gerakan naik dan turun nya piston di dalam silinder mesin mengakibatkan komponen-uh mengalami getaran dan keausan hal ini menyebab kan celah katup dapat memperkecil atau memperbesar ,
Jadi pada waktu tertentu celah katup harus di stel ulang , memeriksa celah katup menggunakan alat peraba yaitu feller gauge yang mana ukuran kelonggaran katup untuk masing-masing motor sudah ditentukan pabrik.



1. Pemeriksaan Valve Hisap dan Buang
a. Katup harus disimpan dengan baik diatur menurutan urutannya atau sesuai  pemasangan sebelumnya
b. Periksa kerapatan pada kepala katup (valve/)
c. Periksa batang valve, adakan penggantian apa bila batang valve bengkok atau tidak center
d. Bersihkan arang yang melekat pada kepala valve
e. Lakukan penyekuran pada valve yang bertujuan untuk kerapatan valve tersebut
2. Penyetelan Valve Hisap dan Buang
Caranya ada lah sebagai berikut :
a. siapkan alat ukur feller gauge
b. siapkan obeng min dan kunci ring
c. buka cover silinder head
d. kemudian cari top sesuai firing order
e. kendorkan mur pengikat
f. stel baut penyetel dan sisipkan feeler gauge diantara celah katup       buang atau isap sesuai dengan ukuran 0,25 mm untuk katup hisap dan 0,35 mm untuk katup buang
g. tahan baut penyetel dengan obeng min agar kedudukan penyetelan tidak berubah dan keraskan kembali mur pengikat.











Gambar generator
Keterangan :
1.      Shaft                                                               
2.      Bearing cover
3.      Bearing metal
4.      Fan spiker
5.      Fan
6.      Fan guide
7.      Cover
8.      Cover
9.      Stator frame
10.  Rotor coil
11.  Rotor spider
12.  Rotor core
13.  Stator core
14.  Exciteraternal box
15.  Stator flange
16.  Stator coil
17.  Damper winding
18.  Protective resistor
19.  Rectifier flange
20.  Rectifier element
21.  Exciter housing
22.  Field core
23.  Field coil
24.  Armatur coil
25.  Armatur core
26.  Thermometer
27.  Insulation sleeve
28.  Bearing metal
29.  Oil ring
30.  Oil gauge
31.  Bearing cover
32.  Space heater



















Gambar. Diesel Generator



Keterangan :
1.      Fly Whell
2.      Crank Case
3.      F.W Pump
4.      Governor
5.      Push rod
6.      Valve indikator
7.      Head cover
8.      Cylinder head
9.      piston

















Description: D:\amni\GAMBAR\filter oil.jpg



Gambar. Oil Filter




Description: D:\amni\GAMBAR\fuel-filter.JPG

















 
BAB V
PENUTUP

5.1  Kesimpulan
Setelah diuraikan panjang lebar dalam karya tulis ini dari bab I sampai dengan bab V penulis dapat dapat menarik kesimpulan antara lain :
  1. Keberadaan generator sangat diperlukan pada KM. Bahari 24 untuk pembangkit tenaga listrik guna menggerakkan atau mengoperasikan mesin-mesin yang ada.
  2. Perawatan generator sangat diperlukan supaya tidak terjadi kerusakan yang parah.
  3. Pengecekan generator akan sangat bermanfaat bagi kelancaran kapal.
  4. Pemasangan alat-alat pendukung, (misal : kawat tanah, lighting errester, impedansi, dan lain-lain) pada generator dapat menanggulangi gangguan pada generator.
  5. Penggunaan saluran double sangat diperlukan pada generator agar bila terjadi gangguan pada salah satu saluran, maka kita bisa cepat menanganinya dengan memindahkan saluran ke kabel satunya.



 
 
5.2  Saran-saran
Selama penulis melaksanakan praktek di KM. Bahari 24, penulis mendapati banyak kekurangan-kekurangan dalam generator, misalnya :
  1. Untuk mengatasi generator yang tidak dapat dioperasikan, maka generator harus mendapatkan perawatan yang khusus (misalnya lilitan-lilitan kawat yang lembab harus dikeringkan) agar pesawat-pesawat lainnya (kompresor, pompa-pompa) dapat bekerja secara optimal.
  2. Untuk mencegah terjadinya kebakaran pada, dynamo (karena konsleting0 maka sambungan kawat pada dinamo harus diisolir dengan bahan isolasi yang tahan terhadap panas supaya perputaran rotor (armature) tidak tersendat-sendat.
Apabila generator dalam keadaan baik dan normal, maka kerja mesin-mesin lain ikut lancar dan pelayaranpun berjalan lancar.





























DAFTAR PUSTAKA

1.      Gunawan Hanafi, Dr, Mesin dan Rangkaian Listrik, ITB, Bandung, 1993.

2.      Kamyoto, E, Motor Bakar, Tim BPLP, Semarang, 1979

3.      Lawrence. H. Van vlack, Ilmu Teknologi dan Bahan Logam, Erlangga, Jakarta, 1993

4.      Mochammad Idris, Listrik (Arus Searah) Generator dan Motor, BPLP Semarang, 1991.

5.      Sumadi, Drs. MA, Mesin Kelistrikan dan Bahab-bahan Otomotif, Depdikbud, Jakarta, 1979

6.      Sumanto, Drs, MA, Mesin Sinkron, Andi Offset Yogyakarta, 1992
















DAFTAR ISI
                                                                                                                        Hal
HALAMAN JUDUL .........................................................................................        i
HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................        ii
HALAMAN PENGUJI.......................................................................................       iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .....................................................................       iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................       v
DAFTAR ISI .....................................................................................................       vi
BAB I        PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah .............................................................       1
1.2  Pembatasan Masalah ..................................................................       2
1.3  Tujuan Penulisan .........................................................................       2
1.4  Kegunaan Penulisan ....................................................................       3
1.5  Metode Pengumpulan Data .........................................................       3
1.6  Sistematika Penulisan ..................................................................       4
BAB II       LANDASAN TEORI
2.1  Konstruksi Generator AC ...........................................................       6
2.2  Fungsi Masing-masing Bagian atau Komponen dari Generator Arus Bolak-balik (AC)   ................................................................................................... 8
2.3  Sumber Penghasil Tenaga Listrik .................................................     15
2.4 Alat Ukur Generator ...................................................................     16
BAB III      TINJAUAN UMUM
3.1  Sejarah berdirinya PT. Baruna Nusantara Sanjaya .......................     18
3.2  Profil PT. Baruna Nusantara Sanjaya ..........................................     19
3.3  Kapal PT. Baruna Nusantara Sanjaya .........................................
3.4  Distribusi yang dilakukan perusahaan PT. Baruna Nusantara Sanjaya    
3.5  Divisi-divisi yang ada dalam perusahaan PT. Baruna Nusantara Sanjaya
3.6  Jumlah karyawan-karyawan yang bekerja di PT. Baruna Nusantara Sanjaya     
3.7  Sistem pengajian perusahaan PT. Baruna Nusantara Sanjaya........     20
BAB IV     PEMBAHASAN
                  4.1 Pengoperasian Generator.............................................................     22
4.2  Perawatan Generator...................................................................     24
4.3 Langkah-Langkah Pembongkaran................................................     25
4.4 Cara Penangggulangan Kerusakan Generator...............................     25
                  4.5 Jenis Gangguan pada Generator dan penyebabnya .......................     26
                  4.6 Gangguan Hubungan Singkat .......................................................     29
                  4.7 Terputusnya Pelayanan/Service interuption ..................................     29            4.8 Usaha-Usaha Mengurangi Gangguan dan Akibat-Akibatnya ......................................................
4.9 Fungsi Fuel Injector.....................................................................
4.10 Pengertian dan Jenis Ring Piston.................................................
4.11 Penyetelan dan Pemeriksaan Valve............................................ 31
BAB V       PENUTUP
5.1  Kesimpulan ................................................................................     33
5.2 Saran-Saran ...............................................................................     34
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

1 comment:

  1. Menjual berbagai macam jenis Chemical untuk cooling tower chiller dan waste water treatment oli mesin hidrolik dll untuk info lebih lanjut tentang produk ini bisa menghubungi saya di email tommy.transcal@gmail.com
    WA 0813-1084-9918
    Terima kasih

    ReplyDelete