Friday, January 6, 2017
Untuk menjadi pelaut yang dapat bersaing dalam pelayaran di dunia para pelaut tidak hanya dituntut mempunyai ijazah dan sertifikat pendukungnya tetapi juga dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang lebih mulai dari bahasa, pengetahuan tentang peraturan-peraturan internasional, hingga skill yang baik dibidangnya,
maka dari itu pemerintah indonesia dan dibantu oleh lembaga-lembaga swasta bergiat mendirikan pelatihan pelatihan bagi calon-calon pelaut. mulai dari pendidikan dasar pelaut, ketarunaan setingkat smk, ketarunaan setara sekoah tinggi, hingga tingkat pendidikan tertinggi.
Didalam blog ini kami ingin membagikan sedikit materi materi tentang pelayaran semoga dapat sedikit membantu rekan-rekan taruna dalam mendapatkan materi untuk pembelajaran khususnya setara sekolah tinggi.
kami menyadari bahwa blog ini masih dalam pengembangan saya harapkan kritik dan saranya dari rekan rekan semua demi kesempurnaanya blog ini
jangan lupa untuk share agar lebih banyak pengunjung...........
Trimakasih
Label:
home
Thursday, January 5, 2017
CONTOH KARYA TULIS PELUMASAN
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi maka peningkatan sektor ekonomi banyak dipengaruhi oleh perkembangan
dalam bidang pelayaran, maka banyak perusahaan yang menggunakan jasa angkutan
laut dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan perusahaan tersebut.
Kapal adalah sarana transportasi laut yang menggunakan
mesin diesel sebagai tenaga penggerak
utama. Hal ini dikarenakan mesin diesel lebih mudah dalam perawatan dan lebih
cepat pengopoerasiannya. Mengingat hal tersebut, maka mesin diesel perlu
mendapatkan perhatian khusus agar bisa digunakan dan bekerja dengan baik untuk
menunjang kegiatan-kegiatan di atas kapal.
Salah satu faktor penunjang kelancaran pengoperasian
mesin diesel adalah sistem pulumasan yang baik. Tanpa adanya pelumasan pada
mesin tersebut akan mengakibatkan kerusakan dengan cepat. Karena pada permukaan
bagian mesin induk yang saling bergesekan seperti,metal duduk,metal jalan,crank
shaft,cylinder liner,piston akan menimbulkan panas dan akhirnya mesin akan aus.
Dalam sistem pelumasan itu sendiri, minyak lumas perlu
dijaga kebersihannya agar kualitas pelumasan sesuai dengan persyaratan. Salah
satu usaha yang dilakukan adalah memisahkan minyak lumas dari kotoran-kotoran
dan air, hal ini dapat mengurangi proses pelumasan pada bagian-bagian yang
dilumasi.
Karena peranan minyak lumas sangat berpengaruh dalam kinerja
mesin, maka pemilihan minyak lumas harus diperhatikan demi tercapainya kondisi
mesin yang tetap prima untuk memperlancar dalam proses pelayaran.
BAB II
SHIP’S PARTICULAR
A. BIDANG PERKAPALAN
MV. KARTINI BARUNA
SHIP’S PARTICULARS
1.
GENERAL
Ship Name :
MV.KARTINI BARUNA
Owner :
PT. SHIP MANAGEMENT INDONESIA
Call Sign :
P O I H
Port Registry :
Jakarta
Builder :
KURASHIKI,JAPAN
Built :
2004
Kind of Vessel :
CARGO
Classification :
BKI ( Biro Klasifikasi Indonesia )
IMO Number :
9291107
![]() |
PRINCIPAL DIMENSION
Length Over All (LOA) :
225,00 m
Length Perpendicular (LBP) :
217,30 m
Breath Moulded (BM) :
32,26 m
Depth Moulded (DM) :
19,30m
Draft :
19,971 m
Light Draft :
Gross Tonnage (GT) :
38,870
Net Tonnage (NT) :
25,164
Dead Weight Ton (DWT) :
6505 MT
Cargo Tank Capacity :
7500 m3 (12 Tank)
Water Ballast Tank Cap :
4300 m3. (Permanent Ballast)
Main Engine :
Nigata 6M42T ;MCR 3500 PS X 230 RPM ;
1 Unit
Main Generator :
Nigata 6NSF-G ;440 V ;250 KW ; 3 Unit
Emergency Generator :
Yanmar 6CHL-TH ;440 V ; 75 KW ; 1 Unit
Themal Oil Heater :
NA
Exhaust Gas Heater :
NA
Intermediate / Tail Shaft :
Nakhasima D.330 / 335 X L.5230 / D.380
x L.5662 mm
Propeller Shaft :
Nakhasima, Aerofoil 4Blade, D.3200, Pitch
1985 mm
Rudder Stock Blade :
DIA.425 /225 x L.2830 mm / L.2940
/2455 X H.4000 mm
Cargo Pump Capacity :
Kvaerner Pump 300 m3/h,Head 90 m,105
kw,3 Unit
Stripping Pump Capacity :
Kvaerner Pump 50 m3/h,Head 90 m,37 kw,
2 Unit
Ballast Pump Capacity :
Kvaerner Pump 150 m3/h,Head 25 m,21
kw,2 Unit
Telecomunication :
Satcom C, Emision Q1E,FIB Freq.Band
1626,1646 MHZ
Crew Accomodation :
24 Person
Life Boat :
Cap.32 Person x 2 Unit
Inflatable Life Raft :
Cap.20 Person x 4 Unit
B. Daftar Awak Kapal (Crew List)
No
|
NAMA
|
JABATAN
|
01
|
SUHARTO
|
MASTER
|
02
|
KARHARIYANTO
|
C/O
|
03
|
YUDI HANDOKO
|
2/O
|
04
|
PUJO DWI HANDOKO
|
3/O
|
05
|
SUYANTO
|
C/ENG
|
06
|
ANTONIUS SILAEN
|
2/ENG
|
07
|
ANDI BUDI WIDIYANTO
|
3/ENG
|
08
|
ACHMAD FAISAL
|
4/ENG
|
09
|
RUTIMAN
|
ELECTRICIAN
|
10
|
KUSNA WIJAYA
|
BOSUN
|
11
|
MOHAMAD HASIM
|
AB
|
12
|
CAHYA RIZKI PRADITA
|
AB
|
13
|
SETIYONO
|
AB
|
14
|
HERMAN
|
COOK
|
15
|
AMIRUDIN
|
FOREMAN
|
16
|
JOHANES KENDEK
|
OILER
|
17
|
DHANI KURNIAWAN
|
OILER
|
18
|
SISWOYO
|
OILER
|
19
|
RUSDIANTO
|
MESSMAN
|
20
|
ANDRIAN ARIF FIRMANSYAH
|
D/C
|
21
|
ELOK SAPUTRA
|
D/C
|
22
|
MUAMAR AZIZUL ADIB
|
D/C
|
23
|
BAYU KRISTIYANTO
|
E/C
|
24
|
TONI RAGIL
|
E/C
|
C. Organization Structure
![]() |

BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
A.
Sistem Pelumasan Mesin Induk pada MV. KARTINI BARUNA
Pada system transmisi pada kapal sebenarnya
adalah suatu system dimana daya yang dikeluarkan
dari mesin utama (prime mover) supaya dapat digunakan untuk menggerakkan suatu
kapal dengan thrust yang sesuai dengan diharapkan, dan untuk memindahkan daya
dari prime mover tersebut maka dibutuhkan suatu system transmisi pada kapal.
Transmission system pada suatu kapal terdiri
atas berbagai macam komponen dimana komponen tersebut nantinya akan saling
berhubungan satu dengan yang lain, komponen komponen tersebut seperti shafting,
coupling atau clutch , gearbox dan bearings. Komponen komponen tersebut
memiliki peranan masing masing pada system transmisi pada suatu kapal.
Perlakuan pada setiap komponen harus diperhatikan dengan detail supaya
transmisi daya yang dihasilkan maksimal dan sesuai dengan kebutuhan.
Pada shafting misalnya, shafting pada main
engine kapal berguna untuk mengkonversikan daya rotasi yang dihasilkan dari
main engine/prime mover kapal menjadi thrust yang nantinya digunakan untuk
menggerakkan suatu kapal. Propeller juga termasuk salah satu komponen penting
pada proses shafting ini, dimana nantinya propeller inilah yang digunakan untuk
menggerakkan suatu kapal.disini yang harus diperhatikan adalah bagaimana kita
mengurangi getaran getaran yang terjadi di poros yang dapat menghilangkan daya
yang dihasilkan dari suatu prime mover, bagaimana system pelumasannya dan
sebagainya dan untuk mendukung shafting maka diperlukan lah bearings atau
bantalan yang menjaga suatu shaft tetap pada porosnya. Sedangkan gearbox
disinilah tempat perubahan daya yang dihasilkan oleh suatu prime mover diubah
dan disesuaikan dengan putaran propeller yang dibutuhkan agar tidak terjadi
kavitasi dan daya dapat dipergunakan secara maksimal untuk menggerakkan
kapal.didalam suatu gearbox pada kapal terdapat suatu reduction gear yang
digunakan untuk menurunkan putaran dari mesin utama. Perlu diperhatikan desain
roda gigi tersebut dan di sesuaikan dengan bentuk propeller Setiap propeller
digerakkan dengan sistim roda gigi dengan perbandingan reduksi yang sesuai
dengan karakteristik baling-baling. Sistim roda gigi adalah dari reversing
reduction gear type. Setiap roda gigi dilengkapi dengan pompa minyak pelumas,
thermometer, dan Thrust bearing yang dipasang menyatu dengan rumah roda gigi,
berapa rasio ukuran tiap gear yang tepat dan lain sebagainya.pada clutch atau
coupling sebenarnya clutch atau coupling ini berfungsi menghubungkan antara
gear dengan shaft.
Maka melihat uraian diatas maka perlu kita
memahami apa itu daya dan thrust pada kapal terlebih dahulu sebelum masuk ke
dalam masalah system transmisi pada kapal.
Engine banyak ditemui dalam aktifitas
kehidupan manusia, secara kumulatif sebagai penghasil daya yang berguna untuk
menggerakan kendaraan, peralatan industri, penggerak generator pembangkit
energi listrik, sebagai penggerak propeler kapal dan lain-lain. Pada suatu
engine dapat menghasilkan daya dan energi maksimal namun tidak semua daya dan
energi tersebut nantinya akan digunakan untuk menggerakkan kapal karena
terdapat gaya gaya lain yang tedapat pada suatu kapal.
Gaya-gaya ini diteruskan ke poros engkol
melalui connecting rod dan melalui main bearing gaya-gaya ini di berikan ke
rumah bantalan (engine body). Bearing utama dan journal bearing pada komponen
engine bekerja dengan beban yang tinggi. Beban impulsif akibat kompresi dan
pembakaran menyebabkan adanya beban kontak yang akan terjadi ketika engine
beroperasi. Batang penghubung (shaft) menjadi faktor yang sangat dominan dalam
penelitian ini karena berfungsi sebagai alat untuk memindahkan daya indikatur
Ni yang dihasilkan dalam cambustion chamber ke poros engkol. Daya ini akan
berubah menjadi daya efektif Ne setelah memperhitungkan kerugian mekanis ηm.
Teknik yang digunakan untuk mendeteksi kondisi keausan bantalan termasuk
pengukuran ketebalan lapisan film, pengukuran kesesumbuan poros, analisis
signal getaran, dan lain-lain sudah dilakukan.
- Daya Efektif (PE) adalah besarnya daya yang dibutuhkan untuk
mengatasi gaya hambat dari badan kapal (hull), agar kapal dapat bergerak dengan
kecepatan servis sebesar Vs.
P = R xVs
- Daya Dorong (PT) adalah besarnya daya yang dihasilkan oleh kerja
dari alat gerak kapal (propulsor) untuk mendorong badan kapal.
P = TxVa
P = TxVa
- Daya Yang Disalurkan ( PD ) adalah daya yang diserap oleh
baling-baling kapal guna menghasilkan Daya Dorong sebesar Pt
P = 2Ï€ Qd n
dimana Q adalah torsi yang disalurkan dari
main engine dan n adalah jumlah propeller.
- Daya Poros (PS) adalah daya yang terukur hingga daerah di depan
bantalan tabung poros (stern tube) dari sistem perporosan penggerak kapal.
Effisieiensi shaft sekitar 98% dari Daya Rem / Brake Power .
Sistim pelumasan minyak
lumas
-
pelumasan menggunakan minyak lumas
-
Bantalan menggunakan babbit methal
-
minyak lumas ditampung dalam tangki dan dialirkan ke tabung
buritan
-
Sistim kekedapan menggunakan seal baik didepan maupun dibelakang dilengkapi
dengan pompa untuk sirkulasi minyak lumas
Salah satu penyebab kesalahan dalam memilih
bahan pelumas untuk permesinan kapal adalah kurangnya pengetahuan dan
keterampilan dalam bahan pelumas, yang dapat berakibat fatal karena dapat
merusak komponen-komponen mesin yang tidak sesuai dengan standar spesifikasi
pabrik pembuat bahan pelumas. Pengetahuan bahan pelumas mutlak harus dimiliki
oleh awak kapal dalam bekerja di atas kapal. disamping itu awak kapal juga
diharuskan mengetahui dan memahami tentang bahan pelumas yang sering digunakan
dalam bidang permesinan di kapal untuk menghindari kesalahan dalam pemilihan
bahan pelumas yang digunakan di kapal.
Sumber utama pelumas adalah minyak bumi yang
merupakan campuran beberapa organic, terutama hidrokarbon. Segala macam minyak
bumi mengandung paraffin (CnH2n-2), naftena (CnH2n) dan aromatik (CnHn), jumlah
susunan tergantung sumber minyaknya. Aromatik mempunyai sifat pelumasan yang
baik tetapi tidak tahan oksidasi. Paraffin dan naftena lebih stabil tetapi tidak
dapat menggantikan aromatik secara keseluruhan. Karena tipe aromatik tertentu
bertindak sebagai penghalang oksidasi dan parafin murni tidak mempunyai sifat
pelumasan yang baik.
Perbedaan yang lain yaitu aromatik mempunyai
viskositas rendah, naftena mempunyai viskositas sedang, dan paraffin mempunyai
viskositas tinggi. Oksidasi minyak mineral umumnya menyebabkan meningkatkan
viskositas serta terbentuknya asam dan zat yang tidak dapat larut.
Apabila terjadi oksidasi besar-besaran akan
menyebabkan korosi dan bahkan merusak logam yang dilumasi, kemudian oli harus
diperbaharui. Daya tahan oksidasi berkurang pada suhu yang tinggi. Dengan
minyak pelumas yang baik, oksidasi berkurang pada suhu yang tinggi. Dengan
minyak pelumas yang baik, oksidasi masih akan tetap berlangsung perlahan-lahan
pada suhu 80 0 C. diatas suhu tersebut kecepatan oksidasi meningkat dengan
cepat.
Kecepatan oksidasi tergantung pada suhu udara
dan macam bahan bantalan (bearing). Oleh karena itu sangat sulit menentukan
suhu operasi maksimum dan bagaimana seringnya minyak pelumas (oli) harus
diganti.
Fungsi Pelumas
Fungsi terpenting dari pelumas adalah
mencegah logam bergesekan, menghindari keausan, mengurangi hilangnya tenaga,
dan mengurangi timbulnya panas. Hal yang diinginkan adalah apabila gesekan
logam dicegah atau ditiadakan, disebut hydrodinamik atau penuh film pelumas,
disini gesekan metal betul-betul diganti dengan gesekan dalam pelumas yang
sangat rendah. Sebaliknya karena tekanan tinggi, kecepatan rendah, pelumas
tidak cukup dan sebagainya, film pelumas menjadi sangat tipis, pelumas akan
disebut dalam kondisi boundary dan masih menyebabkan gesekan logam.
Disamping itu gesekan juga tergantung dari
kehalusan dan keadaan logam, selain kemampuan pelumas. Bahan yang tidak sejenis
biasanya kurang menyebabkan kerusakan permukaan dibandingkan bahan yang
sejenis. Dalam kenyataan molekul pelumas yang berhubungan langsung dengan logam
akan diserap permukaan logam. Kemampuan dan adhesi penyerapan molekul-molekul
ini memberikan daya tahan pada logam.
Terlepas dari kemampuan pelumas, pelumas
harus tahan lama, tahan panas dan tahan oksidasi. Minyak mineral,
tumbuh-tumbuhan dan binatang atau gemuk sebagai pelumas mempunyai kemampuan
pelumas tetapi tidak cukup tahan oksidasi.
Viskositas adalah ukuran tahanan mengalir
suatu minyak merupakan sifat yang penting dari minyak pelumas. Beberapa
pengujian telah dikembangkan untuk menentukan viskositas, antara lain pengujian
Saybolt, Redwood, Engler, dan Viscosity Kinematic. Viskositas semua cairan
tergantung pada suhu. Bila suhu meningkat maka daya kohesi antar molekul
berkurang. Sebagai jenis minyak perubahan viskositasnya sangat drastis
dibandingkan yang lainnya. Titik beku suatu minyak adalah suhu dimana minyak
berhenti mengalir atau dapat juga disebut titik cair yaitu suhu terendah dimana
minyak masih mengalir. Pengetahuan mengenai hal ini penting dalam pemakaian
minyak pada suhu yang rendah
Gesekan dan Pelumasan
Gesekan akan terjadi bila dua permukaan bahan
yang bersinggungan digerakkan terhadap satu sama lain, gesekan itu menyebabkan
keausan, dengan melumas berarti memasukkan bahan pelumas antara dua bagian yang
bergerak dengan tujuan untuk mengurangi gesekan dan keausan.
a.
Gesekan Kering
Gesekan kering terjadi
bila tidak terdapat bahan pelumas. Jadi antara bagian-bagian yang bergerak
terjadi kontak langsung. Perlawanan gesekan adalah akibat dari kaitan
berturut-turut dari puncak bagianbagian yang tidak rata. Besarnya koefisien
gesek ditentukan oleh jenis permukaan yang saling bergeser, koefisien gesek
antara 0,3 sampai 0,5. Gesekan kering tidak diperbolehkan dalam peralatan
teknik.
b.
Gesekan Zat Cair dan Pelumasan Penuh
Gesekan zat cair terjadi
jika antara permukaan terdapat suatu lapisan bahan pelumas yang demikian
tebalnya, sehingga puncak-puncak yang tidak rata itu tidak saling bersinggungan
lagi. Jadi dalam hal ini tidak terdapat gesekan kering antara bagian-bagian
yang bergerak melainkan suatu gerakan zat cair antara lapisan-lapisan bahan
pelumas. Besarnya koefisien gesek ditentukan oleh tebalnya lapisan bahan
pelumas dan oleh viskositas. Koefisien itu lebih kecil dari 0,03. pelumasan
yang terjadi karena gesekan zat cair dinamakan pelumasan penuh atau pelumasan
hidro dinamis. Keuntungan yang terpentingdari pelumasan penuh ialah pengausan yang
sangat kecil.Terjadinya pelumasan penuh tergantung dari banyak faktor ,
yaituviskositas dari bahan pelumas, garis tengah poros, kecepatan putarporos,
beban, suhu kerja, cara pemasukan minyak, ruang main antara poros dan bantalan,
jenis dan sebagainya.
c.
Gesekan Setengah Kering dan Pelumasan Terbatas
Gesekan setengah kering
terjadi jika antara permukaan terdapat lapisan bahan pelumas yang demikian
tebalnya, sehingga puncak-puncak yang tidak rata masih dapat bersinggungan.
Jadi dalam hal ini terjadi gesekan kering sebagian dan gesekan zat cair
sebagian. Besarnya koefisien gesek ditentukan oleh jenis bidang yang bergeser terhadap
satu sama lain, tebalnya lapisan bahan pelumas dan viskositas serta daya lumas
dari bahan pelumas. Koefisien daya lumas kira-kira 0,1. pelumasan yang terjadi
pada gesekan setengah kering dinamakan pelumasan terbatas.
Jenis Pelumas
Minyak pelumas yang digunakan dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut.
a.
Minyak tumbuh-tumbuhan
Minyak tumbuh-tumbuhan
diperoleh dengan cara memeras biji atau buah. Pada minyak tumbuh-tumbuhan yang
terpenting dalam teknik ialah minyak lobak (rape oil), minyak biji katun dan
biji risinus.
b.
Minyak hewan
Minyak hewan diperoleh
dengan cara merebus atau memeras tulang belulang atau lemak babi. Minyak hewan
yang terpenting untuk keperluan teknik ialah minyak tulang dan minyak ikan.
Minyak tersebut masing-masing diperoleh dari kaki hewan dan ikan. Minyak tumbuh-tumbuhan
dan minyak hewan keduanya mempunyai daya lumas yang baik, oleh sebab itu minyak
tersebut dinamakan minyak berlemak. Keburukan dari minyak itu ialah cepat
menjadi tengit yang berarti bahwa minyak menjadi cepat rusak. Minyak
tumbuh-tumbuhan dan minyak hewan hampir tidak digunakan secara tersendiri
sebagai minyak pelumas. Akan tetapi karena daya lumasnya baik sekali maka ditambahkan
pada minyak mineral.
c.
Minyak mineral
Minyak mineral diperoleh
dengan cara distilasi (penyulingan) minyak bumi secara bertahap. Minyak mineral
lebih murah dari pada minyak tumbuh-tumbuhan atau minyak hewan, akan tetapi
lebih tahan lama dari kedua macam minyak tersebut. Hanya saja daya lumas dari minyak
mineral tidak sebaik minyak tumbuh-tumbuhan dan minyak hewan.
d.
Minyak kompon
Minyak kompon itu adalah
campuran antara minyak mineral dengan sedikit minyak tumbuh-tumbuhan atau
minyak hewan. Campuran ini mempunyai daya lumas yang lebih sempurna dari pada
minyak mineral.
Bahan Aditif
Bahan tambahan aditif itu
ialah zat kimia yang ditambahkan pada minyak dengan tujuan untuk memperbaiki
sifat-sifat tertentu dari minyak yang bersangkutan. Berbagai macam bahan
tambahan itu diberi nama menurut sifat yang diperbaikinya dalam minyak.
Jenis bahan tambahan
adalah sebagai berikut ;
a. bahan tambahan untuk menurunkan titik beku.
b. Bahan tambahan untuk meningkatkan indeks viskositas.
c. Bahan tambahan pemurni dan penyebar.
Aditif ini menjaga supaya
bagian-bagian zat arang tetap tinggal melayang layang dan mencegahnya melekat
pada logam, dengan demikian pesawat yang bersangkutan tetap dalam kondisi
bersih. Aditif antioksidan mengurangi ketuaan minyak, jadi minyak yang
diberiaditif antioksidan tidak cepat mengoksida sehingga pengasaman dapat dicegah.
Aditif antikorosi memberi lapisan pelindung pada bagian mesin dengan demikian
dapat dicegah termakanya oleh asam yang terjadi dalam minyak.
Aditif dapat mencegah dua
bagian permukaan logam yang saling bersinggungan berpadu dan juga meningkatkan
daya lumas minyak. Minyak yang diberi aditif peningkat nilai tekanan batas,
tahan terhadap tekanan tinggi.
Gemuk
Gemuk adalah produk padat
agak cair, umumnya tersusun dari minyak dan sabun disamping metode lain membuat
gemuk. Kandungan minyak umumnya antara 75-95%. Gemuk lebih tahan karat, tahan
oksidasi, tahan udara lembab dan sebagainya. Kita menggunakan gemuk apabila pemakaian
oli mengalami kesulitan karena tidak ada penutupnya. Gemuk bantalan mempunyai
struktur halus atau butiran, sedangkan gemuk roda gigi ulet dan berserabut.
Untuk roda gigi harus mempunyai adhesi yang kuat pada logam sehingga tidak
terlempar keluar dari antara gigi-gigi. Gemuk roda gigi pada kotak roda gigi
yang tidak tertutup adalah agar cair sehingga gemuk dapat kembali pada posisi
semula. Sesuai dengan jenis logam yang digunakan untuk pelumasan, kita membedakan
gemuk sebagai berikut ini.
a.
Gemuk sabun kalsium (gemuk kapur)
Gemuk ini tahan air tetapi
tidak tahan suhu tinggi, titik tetesnya terletak antara 90 – 1500 C. gemuk
sabun kalsium digunakan untuk pelumasan umum terutama untuk bantalan luncur.
b.
Gemuk sabun natrium (gemuk soda)
Gemuk ini tidak tahan air
akan tetapi tahan suhu tinggi, titik tetesnya terletak antara 150 – 2300 C.
gemuk sabun natrium digunakan untuk pelumasan bantalan peluru dan bantalan
golong.
c.
Gemuk sabun aluminium
Gemuk ini tahan air, akan
tetapi tidak tahan suhu tinggi, titik tetesnya terletak pada 900 C. Gemuk ini
sesuai untuk penggunaan khusus yang memerlukan perlawanan terhadap daya lempar
keluar.
d.
Gemuk sabun litium
Gemuk ini tahan air dan
tahan suhu tinggi, titik tetesnya terletak pada180 0 C. gemuk sabun litium
digunakan sebagai gemuk serba guna yang berarti bahwa gemuk ini dapat digunakan
untuk banyak macam keperluan.
e.
Gemuk basa campuran
Gemuk ini mengandung sabun
kalsium dan sabun natrium, sifat gemuk ini tentu saja berada diantara sifat
sabun kalsium dan sifat sabun natrium. Gemuk basa campuran digunakan sebagai
gemuk serbaguna, akan tetapi tidak mungkin ditempat yang ada air. Suhu kerja maksimum
kira-kira 400 C, lebih rendah dari pada titik tetes.
Penggunaan
Pelumas
Pelumas dapat digunakan
untuk beberapa keperluan antara lain sebagai berikut.
a.
Minyak lumas mesin
Tersedia dalam dua
kualitas yaitu bermutu rendah dan tinggi. Bermutu rendah diperuntukkan untuk
bagian-bagian yang dapat dilumas dari tempat minyak lumas. Kualitas yang lebih
tinggi diperuntukan untuk system sirkulasi (pelumasan bantalan, roda gigi
transmisi beban ringan) dimana oli harus berfungsi dalam jangka waktu yang
lama, bermutu dan tahan oksidasi. Viskositas yang diberikan untuk bantalan tergantung
beberapa factor yaitu; beban, suhu, kecepatan, diameter poros dan system
pelumasan.
b.
Pelumasan transmisi roda gigi lurus dan roda gigi cacing
Minyak lumas mineral murni
tidak tahan lama untuk pelumas padabeban berat dan beban hentakan transmisi
roda gigi dan minyak lumas. Untuk system roda gigi, beban ringan yang terbuka
diperlukan minyak lumas yang adhesi dengan logam dan tidak terlempar dari roda
gigi. Untuk roda gigi beban berat terbuka, campuran yang mengandung aspal ulet
sering digunakan pada suhu yang tinggi.
c.
Minyak lumas motor
Minyak lumas motor bensin
mengandung pembersih untuk mencegah mengendapnya kotoran padat dengan menjaganya
tetap dalam kondisi bersih.
d.
Minyak lumas silinder uap
Minyak lumas silinder uap
harus mempunyai titik nyala yang tinggi dan tidak mengandung bahan yang mudah
menguap pada uap panas. Minyak mengandung gemuk tertentu diperbolehkan
beremulsi dengan cairan yang bersifat pelumas yang baik, adhesi pada logam
cukup baik.
e.
Minyak lumas hidrolik
Dengan alasan keselamatan
cairan hidrolik tidak mudah menyala, dan mempunyai kekentalan yang rendah,
apalagi untuk system hidrolik yang bekerja di dekat api.
Bahan pelumas untuk mesin kapal dapat diartikan sebagai berikut :
a.
Bahan pelumas berasal dari minyak bumi yang merupakan campuran
beberapa organic, terutama hidrokarbon.
b.
Fungsi pelumas adalah mencegah logam bergesekan, menghindari keausan,
mengurangi hilangnya tenaga, dan mengurangi timbulnya panas.
c.
Viskositas adalah ukuran tahanan mengalir suatu minyak merupakan sifat
yang penting dari minyak pelumas.
d.
Pengujian untuk menentukan viskositas minyak pelumas adalah pengujian
Saybolt, Redwood, Engler, dan Viscosity Kinematic.
e.
Gesekan kering terjadi bila tidak terdapat bahan pelumas pada permukaan
logam atau metal.
f.
Besarnya koefisien gesek ditentukan oleh tebalnya lapisan bahan
pelumas dan oleh viskositas.
g.
Minyak pelumas yang digunakan dibedakan menjadi beberapa jenis,
yaitu minyak tumbuh-tumbuhan, minyak hewan, minyak mineral, dan minyak kompon.
h.
Bahan tambahan aditif adalah zat kimia yang ditambahkan pada
minyak pelumas dengan tujuan untuk memperbaiki sifat-sifat tertentu dari minyak
yang bersangkutan.
i.
Gemuk adalah produk padat agak cair, dengan kandungan minyak
umumnya antara 75-95%.
j.
Gemuk lebih tahan karat, tahan oksidasi, tahan udara lembab dan
sebagainya.
Minyak pelumas pada suatu sistem permesinan
berfungsi untuk memperkecil gesekan-gesekan pada permukaan komponen-komponen
yang bergerak dan bersinggungan. Selain itu minyak
pelumas juga berfungsi sebagai fluida pendinginan pada beberapa motor. Karena
dalam hal ini motor diesel yang digunakan termasuk dalam jenis motor dengan kapasitas
pelumasan yang besar, maka system pelumasan untuk bagian-bagian atau mekanis
motor dibantu dengan pompa pelumas. Sistem ini digunakan untuk mendinginkan dan
melumasi engine bearing dan mendinginkan piston.
Pada marine engine
lubrication oil system dipengaruhi oleh beberapa kondisi operasi kapal seperti
trim, roll and pitching serta list. Acuan regulasi untuk sistem pelumas sama
dengan system bahan bakar yaitu section 11 rules volume 3.
Dimana hal-hal yang harus diperhatikan antara
lain :
- Jika diperlukan pompa dengan self priming harus dipakai (section 11
H.1.3)
- Filter pelumas diletakkan pada discharge pompa (section 11 H.2.3.1)
- Filter utama aliran harus disediakan system
control untuk memonitor perbedaan tekanan (section 11.H.2.3.1)
- Pompa utama dan independent stand by harus disediakan (section 11
H.2.3.5)
Lubrication
oil system (sistem pelumasan mesin) didesain untuk menjamin keandalan pelumasan
pada over range speed dan selama engine berhenti, dan menjamin
perpindahan panas yang berlangsung. Tangki gravitasi minyak lumas dilengkapi
dengan overflow pipe menuju drain tank. Lubrication oil filter dirancang di dalam pressure lines pada pompa, ukuran dan kemampuan pompa disesuaikan
dengan keperluan engine. Filter harus dapat dibersihkan tanpa menghentikan
mesin. Untuk itu dapat digunakan filter dupleks atau automatic back flushing filter. Mesin dengan output lebih dari 150
kw dimana supplai pelumas dari engine
sump tank dilengkapi dengan simpleks filter dengan alarm pressure dirancang dibelakang filter dan filter dapat
dibersihkan selama operasi, untuk keperluan ini sebuah shutt off valve by-pass dengan manual operasi.
Suatu sistem
pelumasan mesin yang ideal harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
-
Memelihara film minyak yang baik pada dinding
silinder sehingga mencegah keausan berlebihan pada lapisan silinder, torak dan
cincin torak.
-
Mencegah pelekatan cincin torak.
-
Merapatkan kompressi dalam silinder.
-
Tidak meninggalkan endapan carbon pada
mahkota dan bagian atas dari torak dan dalam lubang buang serta lubang bilas.
-
Tidak melapiskan lak pada permukaan torak
atau silinder.
-
Mencegah keausan bantalan
-
Mencuci bagian dalam mesin
-
Tidak membentuk lumpur, menyumbat saluran
minyak, tapisan dan saringan, atau meninggalkan endapan dalam pendingin minyak
-
Dapat digunakan dengan sembarang jenis
saringan
-
Hemat dalam penggunaan.
-
Memungkinkan selang waktu yang relatif lama
antara penggantian.
-
Memiliki sifat yang bagus pada start dingin.
Prinsip Kerja
Minyak pelumas dihisap dari lub. oil sump tank
oleh pompa bertipe screw atau sentrifugal melalui suction filter dan dialirkan
menuju main diesel engine melalui second filter dan lub. oil cooler. Temperatur oil keluar dari cooler secara otomatis dikontrol pada
level konstan yang ditentukan untuk memperoleh viskositas yang sesuai dengan
yang diinginkan pada inlet main diesel
engine. Kemudian lubcrating oil
dialirkan ke main engine bearing dan
juga dialirkan kembali ke lubricating oil
sump tank.
Perawatan pelumasan yang tepat pada semua
bagian yang bergerak merupakan masalah yang penting sekali dari sebuah mesin.
Fungsi dari pelumasan adalah untuk menurunkan atau mengurangi terjadinya
keausan antara bagian-bagian yang saling bergesekan, sehingga dapat
meningkatkan output tenaga dan service life dari mesin. Bila mesin pelumasannya
kurang baik, maka dapat mengakibatkan keausan dan kerusakan pada mesin
Fungsi lain dari minyak pelumas adalah bahan
pendingin, menyerap panas dari bantalan-bantalan, silinder dan bagian-bagian
lainnya. Selain itu juga lapisan film minyak pelumas pada dinding silinder
(cylinder liner) juga harus berfungsi sebagai sebuah seal, sehingga dapat
mencegah keluarnya gas-gas pembakaran melewati pegas torak yang akhirnya menentukan sekali terhadap kerja mesin maupun
service life dari mesin tersebut.
Seperti kita ketahui bersama fungsi dari
suatu sistem pelumasan adalah untuk menyediakan minyak pelumas yang cukup dan bersih ke dalam mesin untuk melumasi secara efektif
dan cukup terhadap semua bagian yang saling bergesekan dan bergerak yang
terjadi di dalam mesin itu sendiri.
Sistem pelumasan ini terdiri dari dua jenis
yang biasa digunakan pada motor bakar, yaitu sistem pelumasan karter basah yang
pada umumnya digunakan pada mesin-mesin yang berukuran kecil dan sistem
pelumasan karter kering yang banyak digunakan pada mesin-mesin stasioner yang berukuran
besar. Sistem pelumasan yang dipakai di MV. KARTINI BARUNA adalah jenis
pelumasan karter kering, seperti terlihat pada gambar 1.

Gambar 1. Sistem Pelumasan Mesin Induk pada MV. KARTINI BARUNA
Dalam sistem pelumasan sump kering terdapat
dua buah tangki pelumas, yaitu tangki edar / sump tank dan karter / crankcase.
Tangki edar ditempatkan di luar mesin induk. sebuah pompa minyak lumas dari
jenis roda gigi menghisap minyak lumas dari dalam tangki edar, sebelum minyak
lumas melewati pompa, terlebih dahulu melewati katup dan filter dari jenis
elemen. Setelah dihisap oleh pompa, kemudian minyak lumas ditekan menuju sebuah
pendingin sebelum dialirkan ke dalam mesin induk. Di dalam mesin induk minyak
lumas ditekan oleh sebuah pompa yang menyatu dengan mesin itu menuju ke semua
bagian-bagian yang perlu dilumasi. Setelah itu minyak lumas turun ke dalam karter
dan akhirnya kembali menuju tangki edar melewati sebuah pipa. Siklus minyak
lumas tersebut berlangsung selama mesin beroperasi.
Pada kondisi lingkungan tertentu dimana suhu
air laut sangat dingin, ketika mesin tidak dijalankan, minyak lumas tidak
disimpan di dalam tangki edar, melainkan dihisap ke dalam LO. Setting Tank. Hal ini untuk mencegah terjadinya pembekuan
pada minyak lumas.
B.
Pompa Minyak Lumas
Pompa merupakan sebuah komponen yang
digunakan untuk memindahkan minyak lumas dalam sistem pelumasan. Jenis pompa
yang biasa digunakan adalah pompa roda gigi dan pompa jenis trikoida (pompa
bintang), tetapi pompa dari jenis roda gigi yang paling banyak digunakan. Pompa
ini digunakan untuk pelumasan awal / priming dan sebagai pompa sirkulasi minyak
di dalam mesin.
Pompa untuk pelumasan awal dioperasikan
secara manual dan terpisah dari mesin induk. Pompa ini disebut sebagai pompa
transfer karena mampu menghisap atau memindahkan minyak dari tangki edar ke
dalam karter. Setelah minyak lumas mengalami siklus dan kembali ke dalam tangki
edar, pompa tersebut dimatikan dan secara otomatis peranan pompa ini digantikan
oleh pompa sirkulasi yang terdapat pada mesin induk.
1. Perawatan Pompa Minyak Lumas
Mengingat peranan pompa ini sangat penting
dalam sistem pelumasan, maka perawatan sangat diperlukan untuk menjaga agar
pompa dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan. Berikut ini adalah pekerjaan
yang harus diperhatikan dalam merawat pompa minyak lumas :
a. Periksa permukaan gigi-giginya terhadap keausan, gejala kavitasi dan
kerusakan lainnya.
b. Periksa permukaan bagian mesin yang bergesekan seperti metal duduk,metal
jalan,crankshaft,piston,terhadap gejala kemacetan.
c. Periksa apakah porosnya sudah aus. Dalam hal ini digunakan serat minyak
pelumas, pada umumnya keausan terbesar terdapat pada bagian porosnya yang
dikenai sekat tersebut.
d. Periksa permukaan kontak poros dengan bantalannya. Dalam hal ini
dipergunakan bantalan peluru, periksalah bantalannya.
e. Apabila menggunakan paking, gantilah pakingnya dengan paking yang baru
dengan tebal dan dari jenis yang sama, ukurlah dengan teliti.
f. Periksalah permukaan dalam rumah pompa terhadap kemungkinan korosi, keausan
dan kerusakan lainnya.
g. Periksa katup pengatur tekanan minyak lumas terhadap kelainan yang mungkin
terjadi pada dudukan katup-katup, jalan katup dan pegas katup.
2. Batas Pemakaian Komponen-Komponen Pompa Minyak Lumas
a. Perbaiki atau ganti roda gigi apabila terdapat kerusakan berat.
b. Perbaiki atau ganti poros apabila mengalami kerusakan berat.
c. Bantalan yang sudah longgar atau rusak harus diganti.
d. Sekat minyak yang rusak harus diganti.
3. Pengawasan yang Harus Diberikan Terhadap Pompa Minyak Lumas
a. Pada waktu pembongkaran, periksalah kekokohan baut dan murnya.
b. Berilah tanda pada gigi yang berpasangan untuk menghindari kesalahan dalam
pemasangan.
c. Perhatikan apakah katup pengatur tekanan minyak bekerja sesuai dengan
tekanan yang diminta, tanpa kebocoran dan hal lain yang tidak normal.

(a) tampak
depan (b) tampak samping

(c) gambar detail
Gambar 2. Pompa minyak lumas jenis roda gigi
Keterangan :
001. Casing
002. Side Cover
003. Side Cover
101. Drive Shaft
102. Driven Shaft
103. Drive Gear
104. Driven Gear
105. Key
106. Key
107. Key
110. Gear Set Ring
201/1. Bearing Metal
201/2. Bearing Metal
301. Coupling
302. Coupling
304. Coupling Ring
305. Coupling Bolt & Nut
380. Oil Pan
501. Gland Packing
502. Teflon Ring
|
504. Gland
523. O – Ring
701. Safety V. Box
702. Safety V. Cover
704. Safety Valve
706. Safety V. Seat
707. Safety V. Spring
712. Spring Carrier
713. Adjust Screw
714. O – Ring
717. Safety V. Cap
718. Lock Nut
900. Gasket
970. Gasket
971. Gasket
|

Gambar 3. Pompa minyak lumas jenis trikoida
C.
Pendingin Minyak Lumas
Fungsi dari pendingin ini adalah untuk
mendinginkan minyak lumas yang keluar dari mesin setelah melumasi dan menyerap
panas dari dalam mesin. Konstruksi dari pendingin ini adalah berbentuk silinder
dan di dalamnya terdapat banyak sekali pipa-pipa dari bahan material tembaga.
Material tembaga dipilih karena mudah dalam menyerap / menghantarkan panas dan
tidak mudah berkarat.
Media pendingin yang digunakan adalah air
laut yang dialirkan ke dalam pipa tembaga tadi, sedangkan minyak lumas mengalir
di luar pipa. Air laut yang sudah mendinginkan minyak lumas langsung dibuang ke
laut, sedangkan minyak lumas yang sudah dingin masuk kembali ke dalam mesin
melalui pompa sirkulasi. Sistem pendinginan dengan cara ini disebut pendinginan
terbuka. Suhu minyak lumas yang diperbolehkan masuk ke dalam mesin induk
setelah mendapatkan pendinginan adalah 50°C - 55°C.

Gambar 4. Pendingin minyak lumas
1. Perawatan pada Minyak Lumas
Perawatan atau pemeliharaan dari pendingin
minyak lumas ini tidaklah serumit dari perawatan pada pompa minyak lumas,
karena perawatan khusus dan berkala yang harus dilakukan pada pendingin ini
hanya pada pipa tembaga tempat air laut mengalir dari sumbatan lumpur dan
kebocoran.
Untuk menghilangkan
sumbatan lumpur di dalam pipa cukup dibersihkan dengan udara tekan dari
kompresor atau disogok dengan menggunakan rotan. Material besi tidak boleh
digunakan apabila akan dibersihkan dengan cara disogok, karena resikonya
terlalu besar terhadap kebocoran yang akan terjadi apabila tidak hati-hati.
Untuk menjaga pendingin minyak lumas agar
tidak mengalami gangguan, maka periode tertentu perlu diadakan perawatan
terhadap bagian-bagiannya. Hal ini dimaksudkan agar pendingin tersebut
benar-benar siap pakai serta dapat berfungsi dengan baik. Perawatan dan
pemeriksaan ini dilakukan sesuai dengan jam kerja dari pendingin itu sendiri,
pengerjaan tersebut diantaranya :
a. Buka tutup dari pendingin dan bersihkan pipa-pipa dengan cara disogok
dengan menggunakan rotan
b. Memasang zink anode pada tutup pendingin dan afexior sebagai perlindungan
terhadap korosi.
c. Penggantian zink anode bila telah rusak.
2. Pemeriksaan pada Pipa Pendingin Minyak Lumas
a. Periksa pipa-pipa terhadap kemungkinan adanya kebocoran atau kerusakan.
b. Periksa plat sekat aliran air dingin dari kemungkinan kebocoran.
c. Pengetesan terhadap kebocoran
3. Perbaikan pada Pendingin Minyak Lumas
Apabila diketahui ada pipa pendingin yang
bocor, maka harus segera diambil tindakan perbaikan secepatnya yaitu dengan
cara menyumbat saluran masuk dan keluar dari pipa pendingin agar minyak pelumas
tidak tercemar dengan air pendingin karena perbedaan tekanan. Berikut adalah
cara memeriksa kebocoran yang terjadi dan cara mengatasinya.
a. Cara memeriksa kebocoran :
1) Jalankan pompa minyak lumas.
2) Pompa air laut pendingin dalam keadaan stop.
3) Buka cerat dibagian air, bila terdapat minyak yang keluar dari cerat ini,
berarti ada pipa pendingin yang bocor.
b. Cara memperbaiki :
1) Jalankan pompa minyak lumas, beberapa saat kemudian stop. Pompa air laut
tetap dalam keadaan stop.
2) Buka kedua tutup pendingin.
3) Periksa dari pipa / sambungan mana terdapat kebocoran.
4) Roll pipa / tambal dengan menggunakan lem baja (Devcon)
D.
Saringan Minyak Lumas
Minyak lumas yang keluar dari mesin dalam
keadaan panas dan kemungkinan mengandung kotoran besi atau lainnya. Oleh karena
itu, untuk membersihkan minyak pelumas dari kotoran-kotoran padat tersebut
digunakan sebuah saringan / filter. Saringan ini hanya bisa memisahkan minyak lumas
dari kotoran-kotoran padat saja, sedangkan air tidak bisa.
Jenis saringan minyak lumas yang digunakan di
MV. KARTINI BARUNA adalah jenis elemen. Saringan ini dibersihkan dari
kotoran-kotoran setiap 50 jam kerja dengan cara dicuci menggunakan oil dispersant
yang dicampur dengan air atau bisa juga dibersihkan dengan menggunakan minyak
ringan atau minyak cuci. Selain dari elemen yang harus dibersihkan, rumah
saringannya pun harus dicuci, sementara itu periksalah keadaan dari elemen dan
minyak pelumasnya. Apabila terlihat adanya kotoran, serbuk logam berwarna putih
atau warna tembaga, maka hal itu menunjukkan terjadinya keausan pada
bantalan-bantalannya. Kalau diperkirakan sudah parah, maka segeralah lakukan
perbaikan.

Gambar 5. Saringan Minyak Lumas
E.
Purifier Minyak Lumas
Purifier merupakan alat yang digunakan untuk
memisahkan minyak pelumas dari kotoran padat dan air. Purifier ini bekerja
secara sentrifugal, prinsip kerjanya adalah berdasarkan dari perbedaan berat
jenis antara minyak lumas, air dan kotoran padat.
Minyak lumas yang berada dalam sump tank
dihisap oleh pompa, lalu masuk ke pemanas, untuk dipanaskan. Pemanas disini
dipergunakan apabila memasuki daerah pelayaran yang bersuhu rendah. Karena MV.
KARTINI BARUNA hanya bertugas pada daerah beriklim tropis, maka pemanas tidak
dipergunakan. Temperatur minyak lumas dari sump tank kira-kira 50°C sudah bisa dibersihkan
oleh purifier MV. KARTINI BARUNA memakai minyak pelumas SAE 40.
Spesifikasi purifier yang digunakan di MV.
KARTINI BARUNA adalah sebagai berikut :
Westfalia
Separator ( S.E.A ) pte.
Model : OSC 4-02-006/4CP
Capacity : 600 liter/hour
Revolution : 2900 rpm
K.W : 6.0KW
a. Perawatan Purifier Minyak Lumas
Perawatan Purifier ini dilakukan menurut jam
kerja yang telah ditentukan oleh pabrik pembuatnya.
Pekerjaan
yang perlu mendapat perhatian adalah :
1) Bersihkan bowl / mangkuk dan piringan-piringannya.
2) Bersihkan lubang saluran keluar kotoran.
3) Bersihkan lubang pengatur air pada bowl / mangkuk dari kotoran yang
menyumbat.
b. Pemeriksaan Purifier
1) Periksa kanvas kopling antara motor listrik dengan poros Purifier.
2) Periksa karet / seal pada bowl.
3) Periksa pipa saluran Purifier dari kebocoran-kebocoran.
4) Periksa oil seal dari pompa.
c. Perbaikan Purifier
1) Pipa-pipa saluran yang bocor segera diperbaiki.
2) Periksa dan kencangkan baut-baut pondasi.
3) Penggantian terhadap paking yang rusak.

Gambar 6. L/O Purifier Sparator
F.
Pemilihan Minyak Lumas
Pemilihan minyak lumas haruslah berdasarkan
buku petunjuk yang diberikan oleh pembuat minyak lumas tersebut, juga
disesuaikan dengan putaran dan beban kerja dari mesin induk. Pengontrolan
pemakaian dan pemilihan dimulai dari penerimaan berapa jumlah dan
sifat-sifatnya. Data-data ini dijadikan pedoman sebagai pemilihan dan pemakaian
yang akurat. Pada pelaksanaan pemakaian minyak lumas untuk mesin induk kapal
haruslah dikontrol, sejauh mana dan berapa banyak pemakaian yang sebenarnya.
Jika terjadi penyimpangan, perlu diteliti dan diperiksa secepat mungkin.
Pemilihan dan jumlah pemakaian minyak lumas
dimasukkan dalam jurnal pemakaian minyak lumas (Oli Record Book) sebagai
pedoman untuk pemesanan pada periode berikutnya. Dengan adanya pemakaian dan
tindakan-tindakan perbaikan apabila terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan
ketentuan.
Jenis-jenis minyak lumas dapat digolongkan
berdasarkan bahan dasar (Base On), bentuk maupun tujuan penggunaan bahan
pelumas. Hal ini pun tergantung dari beban kerja yang terjadi di dalam mesin.
Pemilihan minyak lumas harus disesuaikan dengan kondisi dan beban kerja mesin
agar pemakaian tidak merugi.
Untuk memenuhi persyaratan tersebut di atas,
maka minyak pelumas digolongkan menjadi beberapa jenis, sesuai dengan berat
tugasnya masing-masing. Menurut American Petroleum Industries (API). Minyak
lumas dengan klasifikasi DG menunjukkan kebolehannya melayani beban biasa, DM
untuk beban sedang dan DS untuk beban berat. Sedangkan kekentalan minyak lumas
yang dianjurkan dipakai untuk berbagai temperatur lingkungan ditunjukkan pada
tabel berikut ini.
Tabel nilai SAE untuk kekentalan minyak lumas
SAE viscocity number
|
Maximum CCS viscocity
|
Max. borderline pumping
temperature 0°C
|
Vk. 100 cst
|
||
,°C
|
Vd (Poise)
|
Min.
|
Max.
|
||
0 W
|
-30
|
32,5
|
35
|
3,8
|
-
|
5 W
|
-25
|
35
|
30
|
3,8
|
-
|
10 W
|
-20
|
35
|
25
|
4,1
|
-
|
15 W
|
-15
|
35
|
20
|
5,6
|
-
|
20 W
|
-10
|
45
|
15
|
5,6
|
-
|
25 W
|
-5
|
60
|
10
|
9,3
|
-
|
20
|
-
|
-
|
-
|
5,6
|
<9,3
|
30
|
-
|
-
|
-
|
9,3
|
<12,5
|
40
|
-
|
-
|
-
|
12,5
|
<16,3
|
50
|
-
|
-
|
-
|
16,3
|
<21,9
|
60
|
-
|
-
|
-
|
21,9
|
<26,1
|
Tabel Minyak
Lumas yang Direkomendasikan

Tabel Karakteristik Minyak Lumas
|
|||
Nama
|
Spesifikasi
|
No. SAE
|
Grafitasi Spesifik
|
Minyak Lumas
|
Pada 60 F
|
||
A
|
Minyak mobil, ringan
|
10
|
0,8894
|
B
|
Minyak mobil, sepanjang tahun
(all year)
|
20
|
0,9036
|
C
|
Minyak mobil, menengah
|
20
|
0,9254
|
D
|
Minyak diesel, menengah
|
30
|
0,925
|
E
|
Minyak mobil, berat
|
40
|
0,9275
|
F
|
minyak diesel, berat
|
40
|
0,9285
|
G
|
Minyak pesawat terbang, 100
|
60
|
0,8927
|
H
|
Minyak transmisi, stok jernih
(bright)
|
110
|
0,9328
|
minyak silinder diesel
|
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari laporan tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa:
1. Sistem pelumasan yang dipakai pada MV. KARTINI BARUNA adalah sistem
pelumasan sump kering.
2. Jenis pompa minyak lumas yang digunakan di MV. KARTINI BARUNA adalah pompa
roda gigi dan pompa jenis trikoida
3. Jenis pendingin minyak lumas yang digunakan pada MV.
KARTINI BARUNA adalah
jenis tabung (tube) dengan media air laut sebagai pendinginnya.
4. Jenis saringan minyak lumas yang digunakan di MV. KARTINI BARUNA adalah jenis elemen.
5. Purifier minyak lumas yang digunakan di MV. KARTINI BARUNA adalah Westfalia
Separator AG,OSC4-02-006/4CP
6. Pemilihan minyak pelumas berdasarkan kegunaan dan SAE dari minyak lumas
tersebut.
B. Saran
1.
Sebelum menjalankan mesin induk
lakukan pemeriksaan terhadap jumlah minyak lumas pada tanki pengumpul / sump
tank.
2.
Segera lakukan penambahan apabila
minyak lumas berkurang serta cari penyebabnya.
3.
Lakukan pemeriksaan terhadap
kondisi minyak lumas yang bercampur kotoran dan air.
4.
Lakukan penggantian minyak lumas
bila diperlukan atau pada periode yang ditentukan.
5.
Bersihkan filter minyak lumas
sesuai periode yang ditentukan.
6.
Lakukan perawatan pada pompa
minyak lumas serta purifier secara rutin.
7.
Gunakan minyak lumas sesuai
dengan putaran dan beban kerja dari mesin.
DAFTAR PUSTAKA
Arismunandar, W dan Kuichi Tsuda, 1983, Motor Diesel Putaran Tinggi,
Paramudya Paramita, Jakarta.
Karyanto E, 1986, Teknik Perbaikan, Penyetelan, Pemeliharaan, Trouble
Shooting Motor Diesel, Pedoman Ilmu Jaya, Jakarta.
PRIAMBODO
IR.BAMBANG,1995,Operasi Dan Pemeliharaan
Mesin Diesel,JAKARTA,PENERBIT ERLANGGA
Suharto, 1991, Manajemen Perawatan Mesin, Rimeka Cipta, Jakarta.
Sujanto, 1982, Pesawat kapal 1, Jakarta.
V.L Maleev, M.E. Dr.A.M dan Priambodo B, 1986, Operasi dan Pemeliharaan
Mesin Diesel, Erlangga, Jakarta.
Yanmar Diesel, 1980. Buku Petunjuk Mesin Diesel Yanmar, PT. Yanmar
Indonesia, Jakarta.
Sumber dari internet :

Subscribe to:
Posts (Atom)