KUMPULAN KRYA TULIS

Friday, January 6, 2017

CONTOH-CONTOH/ REVERENSI MATERI KARYA TULIS D3 PELAYARAN

       Berikut adalah contoh karya tulis dari saya yang saya buat sendiri dengan hasil referensi dari beberapa artikel, dan saya tlah ajukan kepada dosen pembimbing di kampus saya tentunya "stimart AMNI semarang" dan telah direvisi-revisi sampek elek selama 1bulan lebih geng  dan akhirnya di nyatakan lulus 9 mei 2016 lega rasanya saat itu bisa lanjut menunaikan kewajiban mengurus modeling yang kampus lain menyebutnya "paket" tebalnya bukan main dan spesial pake tangan nulisnya. selain dari saya sendiri juga materi atau contoh-contoh berikut saya dapatkan dari senior, rekan dan juga adik tingkat.

      langsung saja geng buat taruna yang baru saja turun praktek, prala, ngadet, kudet mau update pusing pusing nyari bahan buat ngurus D3 khususnya engine departmen dulu ya  monggo silahkan di buat reverensi,   insyaAllah nanti saya update lagi buat bahan dengan judul materi lain 

, ya koment koment aja lah ya dibawah. 

  1. CONTOH KARYA TULIS PELUMASAN
  2. CONTOH KARYA TULIS POMPA PEMADAM
  3. CONTOH KARYA TULIS MESIN PENGGERAK UTAMA
  4. CONTOH KARYA TULIS KOMPRESSOR 2 TINGKAT
  5. CONTOH KARYA TULIS INTERCOOLER 
  6. CONTOH KARYA TULIS INJECTOR 
  7. CONTOH KARYA TULIS FRESH WATER GENERATOR 
  8. CONTOH KARYA TULIS FUEL OIL PURIFIER 
  9. CONTOH KARYA TULIS PERAWATAN BOILER DI KAPAL 
  10. MATERI KARYA TULIS PERAWATAN TURBO CHARGER 
  11. contoh : PERAWATAN DAN PENGOPERASIAN DIESEL GENERATOR
     



Untuk menjadi pelaut yang dapat bersaing dalam pelayaran di dunia para pelaut tidak hanya dituntut mempunyai ijazah dan sertifikat pendukungnya  tetapi juga dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang lebih mulai dari bahasa, pengetahuan tentang peraturan-peraturan internasional, hingga skill yang baik dibidangnya,

        maka dari itu pemerintah indonesia dan dibantu oleh lembaga-lembaga swasta bergiat mendirikan pelatihan pelatihan bagi calon-calon pelaut. mulai dari pendidikan dasar pelaut, ketarunaan setingkat smk, ketarunaan setara sekoah tinggi, hingga tingkat pendidikan tertinggi.

       Didalam blog ini kami ingin membagikan sedikit materi materi tentang pelayaran semoga dapat sedikit membantu rekan-rekan taruna dalam mendapatkan materi untuk pembelajaran khususnya setara sekolah tinggi.
      kami menyadari bahwa blog ini masih dalam pengembangan saya harapkan kritik dan saranya dari rekan rekan semua demi kesempurnaanya blog ini
jangan lupa untuk share agar lebih banyak pengunjung...........

 Trimakasih
  

Thursday, January 5, 2017

CONTOH KARYA TULIS PELUMASAN



BAB I
PENDAHULUAN

Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka peningkatan sektor ekonomi banyak dipengaruhi oleh perkembangan dalam bidang pelayaran, maka banyak perusahaan yang menggunakan jasa angkutan laut dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan perusahaan tersebut.
Kapal adalah sarana transportasi laut yang menggunakan mesin diesel sebagai tenaga  penggerak utama. Hal ini dikarenakan mesin diesel lebih mudah dalam perawatan dan lebih cepat pengopoerasiannya. Mengingat hal tersebut, maka mesin diesel perlu mendapatkan perhatian khusus agar bisa digunakan dan bekerja dengan baik untuk menunjang kegiatan-kegiatan di atas kapal.
Salah satu faktor penunjang kelancaran pengoperasian mesin diesel adalah sistem pulumasan yang baik. Tanpa adanya pelumasan pada mesin tersebut akan mengakibatkan kerusakan dengan cepat. Karena pada permukaan bagian mesin induk yang saling bergesekan seperti,metal duduk,metal jalan,crank shaft,cylinder liner,piston akan menimbulkan panas dan akhirnya mesin akan aus.



Dalam sistem pelumasan itu sendiri, minyak lumas perlu dijaga kebersihannya agar kualitas pelumasan sesuai dengan persyaratan. Salah satu usaha yang dilakukan adalah memisahkan minyak lumas dari kotoran-kotoran dan air, hal ini dapat mengurangi proses pelumasan pada bagian-bagian yang dilumasi.
Karena peranan minyak lumas sangat berpengaruh dalam kinerja mesin, maka pemilihan minyak lumas harus diperhatikan demi tercapainya kondisi mesin yang tetap prima untuk memperlancar dalam proses pelayaran.









BAB II
SHIP’S PARTICULAR

A.   BIDANG PERKAPALAN
MV. KARTINI BARUNA

SHIP’S PARTICULARS

1.    GENERAL
Ship Name                               :     MV.KARTINI BARUNA
Owner                                       :     PT. SHIP MANAGEMENT INDONESIA
Call Sign                                  :     P O I H
Port Registry                            :     Jakarta
Builder                                      :     KURASHIKI,JAPAN
Built                                           :     2004
Kind of Vessel                         :     CARGO
Classification                           :     BKI ( Biro Klasifikasi Indonesia )
IMO Number                            :     9291107





PRINCIPAL DIMENSION
Length Over All (LOA)            :     225,00 m
Length Perpendicular (LBP)  :     217,30 m
Breath Moulded (BM)             :     32,26 m
Depth Moulded (DM)              :     19,30m
      Draft                                    :     19,971 m
Light Draft                                :
Gross Tonnage (GT)               :     38,870
Net Tonnage (NT)                   :     25,164
Dead Weight Ton (DWT)       :     6505 MT

Cargo Tank Capacity             :     7500 m3 (12 Tank)
Water Ballast Tank Cap         :     4300 m3. (Permanent Ballast)

Main Engine                            :     Nigata 6M42T ;MCR 3500 PS X 230 RPM ; 1 Unit
Main Generator                       :     Nigata 6NSF-G ;440 V ;250 KW ; 3 Unit
Emergency Generator            :     Yanmar 6CHL-TH ;440 V ; 75 KW ; 1 Unit
Themal Oil Heater                   :     NA
Exhaust Gas Heater               :     NA
Intermediate / Tail Shaft         :     Nakhasima D.330 / 335 X L.5230 / D.380 x L.5662 mm
Propeller Shaft                        :     Nakhasima, Aerofoil 4Blade, D.3200, Pitch 1985 mm
Rudder Stock Blade               :     DIA.425 /225 x L.2830 mm / L.2940 /2455 X H.4000 mm
Cargo Pump Capacity           :     Kvaerner Pump 300 m3/h,Head 90 m,105 kw,3 Unit
Stripping Pump Capacity       :     Kvaerner Pump 50 m3/h,Head 90 m,37 kw, 2 Unit
Ballast Pump Capacity           :     Kvaerner Pump 150 m3/h,Head 25 m,21 kw,2 Unit
Telecomunication                    :     Satcom C, Emision Q1E,FIB Freq.Band 1626,1646 MHZ
Crew Accomodation               :     24 Person
Life Boat                                  :     Cap.32 Person x 2 Unit
Inflatable Life Raft                   :     Cap.20 Person x 4 Unit



B.   Daftar Awak Kapal (Crew List)
No
NAMA
JABATAN
01
SUHARTO
MASTER
02
KARHARIYANTO
C/O
03
YUDI HANDOKO
2/O
04
PUJO DWI HANDOKO
3/O
05
SUYANTO
C/ENG
06
ANTONIUS SILAEN
2/ENG
07
ANDI BUDI WIDIYANTO
3/ENG
08
ACHMAD FAISAL
4/ENG
09
RUTIMAN
ELECTRICIAN
10
KUSNA WIJAYA
BOSUN
11
MOHAMAD HASIM
AB
12
CAHYA RIZKI PRADITA
AB
13
SETIYONO
AB
14
HERMAN
COOK
15
AMIRUDIN
FOREMAN
16
JOHANES KENDEK
OILER
17
DHANI KURNIAWAN
OILER
18
SISWOYO
OILER
19
RUSDIANTO
MESSMAN
20
ANDRIAN ARIF FIRMANSYAH
D/C
21
ELOK SAPUTRA
D/C
22
MUAMAR AZIZUL ADIB
D/C
23
BAYU KRISTIYANTO
E/C
24
TONI RAGIL
E/C

C.   Organization Structure


 



















 



BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

A.     Sistem Pelumasan Mesin Induk pada MV. KARTINI BARUNA
Pada system transmisi pada kapal sebenarnya adalah suatu system dimana daya yang dikeluarkan dari mesin utama (prime mover) supaya dapat digunakan untuk menggerakkan suatu kapal dengan thrust yang sesuai dengan diharapkan, dan untuk memindahkan daya dari prime mover tersebut maka dibutuhkan suatu system transmisi pada kapal.
Transmission system pada suatu kapal terdiri atas berbagai macam komponen dimana komponen tersebut nantinya akan saling berhubungan satu dengan yang lain, komponen komponen tersebut seperti shafting, coupling atau clutch , gearbox dan bearings. Komponen komponen tersebut memiliki peranan masing masing pada system transmisi pada suatu kapal. Perlakuan pada setiap komponen harus diperhatikan dengan detail supaya transmisi daya yang dihasilkan maksimal dan sesuai dengan kebutuhan.
Pada shafting misalnya, shafting pada main engine kapal berguna untuk mengkonversikan daya rotasi yang dihasilkan dari main engine/prime mover kapal menjadi thrust yang nantinya digunakan untuk menggerakkan suatu kapal. Propeller juga termasuk salah satu komponen penting pada proses shafting ini, dimana nantinya propeller inilah yang digunakan untuk menggerakkan suatu kapal.disini yang harus diperhatikan adalah bagaimana kita mengurangi getaran getaran yang terjadi di poros yang dapat menghilangkan daya yang dihasilkan dari suatu prime mover, bagaimana system pelumasannya dan sebagainya dan untuk mendukung shafting maka diperlukan lah bearings atau bantalan yang menjaga suatu shaft tetap pada porosnya. Sedangkan gearbox disinilah tempat perubahan daya yang dihasilkan oleh suatu prime mover diubah dan disesuaikan dengan putaran propeller yang dibutuhkan agar tidak terjadi kavitasi dan daya dapat dipergunakan secara maksimal untuk menggerakkan kapal.didalam suatu gearbox pada kapal terdapat suatu reduction gear yang digunakan untuk menurunkan putaran dari mesin utama. Perlu diperhatikan desain roda gigi tersebut dan di sesuaikan dengan bentuk propeller Setiap propeller digerakkan dengan sistim roda gigi dengan perbandingan reduksi yang sesuai dengan karakteristik baling-baling. Sistim roda gigi adalah dari reversing reduction gear type. Setiap roda gigi dilengkapi dengan pompa minyak pelumas, thermometer, dan Thrust bearing yang dipasang menyatu dengan rumah roda gigi, berapa rasio ukuran tiap gear yang tepat dan lain sebagainya.pada clutch atau coupling sebenarnya clutch atau coupling ini berfungsi menghubungkan antara gear dengan shaft.
Maka melihat uraian diatas maka perlu kita memahami apa itu daya dan thrust pada kapal terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam masalah system transmisi pada kapal.
Engine banyak ditemui dalam aktifitas kehidupan manusia, secara kumulatif sebagai penghasil daya yang berguna untuk menggerakan kendaraan, peralatan industri, penggerak generator pembangkit energi listrik, sebagai penggerak propeler kapal dan lain-lain. Pada suatu engine dapat menghasilkan daya dan energi maksimal namun tidak semua daya dan energi tersebut nantinya akan digunakan untuk menggerakkan kapal karena terdapat gaya gaya lain yang tedapat pada suatu kapal.
Gaya-gaya ini diteruskan ke poros engkol melalui connecting rod dan melalui main bearing gaya-gaya ini di berikan ke rumah bantalan (engine body). Bearing utama dan journal bearing pada komponen engine bekerja dengan beban yang tinggi. Beban impulsif akibat kompresi dan pembakaran menyebabkan adanya beban kontak yang akan terjadi ketika engine beroperasi. Batang penghubung (shaft) menjadi faktor yang sangat dominan dalam penelitian ini karena berfungsi sebagai alat untuk memindahkan daya indikatur Ni yang dihasilkan dalam cambustion chamber ke poros engkol. Daya ini akan berubah menjadi daya efektif Ne setelah memperhitungkan kerugian mekanis ηm. Teknik yang digunakan untuk mendeteksi kondisi keausan bantalan termasuk pengukuran ketebalan lapisan film, pengukuran kesesumbuan poros, analisis signal getaran, dan lain-lain sudah dilakukan.
-      Daya Efektif (PE) adalah besarnya daya yang dibutuhkan untuk mengatasi gaya hambat dari badan kapal (hull), agar kapal dapat bergerak dengan kecepatan servis sebesar Vs.
P = R xVs
-      Daya Dorong (PT) adalah besarnya daya yang dihasilkan oleh kerja dari alat gerak kapal (propulsor) untuk mendorong badan kapal.
P = TxVa
-      Daya Yang Disalurkan ( PD ) adalah daya yang diserap oleh baling-baling kapal guna menghasilkan Daya Dorong sebesar Pt
P = 2Ï€ Qd n
dimana Q adalah torsi yang disalurkan dari main engine dan n adalah jumlah propeller.
-      Daya Poros (PS) adalah daya yang terukur hingga daerah di depan bantalan tabung poros (stern tube) dari sistem perporosan penggerak kapal. Effisieiensi shaft sekitar 98% dari Daya Rem / Brake Power .

Sistim pelumasan minyak lumas
-            pelumasan menggunakan minyak lumas
-            Bantalan menggunakan babbit methal
-            minyak lumas ditampung dalam tangki dan dialirkan ke tabung buritan
-            Sistim kekedapan menggunakan seal baik didepan maupun dibelakang dilengkapi dengan pompa untuk sirkulasi minyak lumas
Salah satu penyebab kesalahan dalam memilih bahan pelumas untuk permesinan kapal adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam bahan pelumas, yang dapat berakibat fatal karena dapat merusak komponen-komponen mesin yang tidak sesuai dengan standar spesifikasi pabrik pembuat bahan pelumas. Pengetahuan bahan pelumas mutlak harus dimiliki oleh awak kapal dalam bekerja di atas kapal. disamping itu awak kapal juga diharuskan mengetahui dan memahami tentang bahan pelumas yang sering digunakan dalam bidang permesinan di kapal untuk menghindari kesalahan dalam pemilihan bahan pelumas yang digunakan di kapal.
Sumber utama pelumas adalah minyak bumi yang merupakan campuran beberapa organic, terutama hidrokarbon. Segala macam minyak bumi mengandung paraffin (CnH2n-2), naftena (CnH2n) dan aromatik (CnHn), jumlah susunan tergantung sumber minyaknya. Aromatik mempunyai sifat pelumasan yang baik tetapi tidak tahan oksidasi. Paraffin dan naftena lebih stabil tetapi tidak dapat menggantikan aromatik secara keseluruhan. Karena tipe aromatik tertentu bertindak sebagai penghalang oksidasi dan parafin murni tidak mempunyai sifat pelumasan yang baik.
Perbedaan yang lain yaitu aromatik mempunyai viskositas rendah, naftena mempunyai viskositas sedang, dan paraffin mempunyai viskositas tinggi. Oksidasi minyak mineral umumnya menyebabkan meningkatkan viskositas serta terbentuknya asam dan zat yang tidak dapat larut.
Apabila terjadi oksidasi besar-besaran akan menyebabkan korosi dan bahkan merusak logam yang dilumasi, kemudian oli harus diperbaharui. Daya tahan oksidasi berkurang pada suhu yang tinggi. Dengan minyak pelumas yang baik, oksidasi berkurang pada suhu yang tinggi. Dengan minyak pelumas yang baik, oksidasi masih akan tetap berlangsung perlahan-lahan pada suhu 80 0 C. diatas suhu tersebut kecepatan oksidasi meningkat dengan cepat.
Kecepatan oksidasi tergantung pada suhu udara dan macam bahan bantalan (bearing). Oleh karena itu sangat sulit menentukan suhu operasi maksimum dan bagaimana seringnya minyak pelumas (oli) harus diganti.
Fungsi Pelumas
Fungsi terpenting dari pelumas adalah mencegah logam bergesekan, menghindari keausan, mengurangi hilangnya tenaga, dan mengurangi timbulnya panas. Hal yang diinginkan adalah apabila gesekan logam dicegah atau ditiadakan, disebut hydrodinamik atau penuh film pelumas, disini gesekan metal betul-betul diganti dengan gesekan dalam pelumas yang sangat rendah. Sebaliknya karena tekanan tinggi, kecepatan rendah, pelumas tidak cukup dan sebagainya, film pelumas menjadi sangat tipis, pelumas akan disebut dalam kondisi boundary dan masih menyebabkan gesekan logam.
Disamping itu gesekan juga tergantung dari kehalusan dan keadaan logam, selain kemampuan pelumas. Bahan yang tidak sejenis biasanya kurang menyebabkan kerusakan permukaan dibandingkan bahan yang sejenis. Dalam kenyataan molekul pelumas yang berhubungan langsung dengan logam akan diserap permukaan logam. Kemampuan dan adhesi penyerapan molekul-molekul ini memberikan daya tahan pada logam.
Terlepas dari kemampuan pelumas, pelumas harus tahan lama, tahan panas dan tahan oksidasi. Minyak mineral, tumbuh-tumbuhan dan binatang atau gemuk sebagai pelumas mempunyai kemampuan pelumas tetapi tidak cukup tahan oksidasi.
Viskositas adalah ukuran tahanan mengalir suatu minyak merupakan sifat yang penting dari minyak pelumas. Beberapa pengujian telah dikembangkan untuk menentukan viskositas, antara lain pengujian Saybolt, Redwood, Engler, dan Viscosity Kinematic. Viskositas semua cairan tergantung pada suhu. Bila suhu meningkat maka daya kohesi antar molekul berkurang. Sebagai jenis minyak perubahan viskositasnya sangat drastis dibandingkan yang lainnya. Titik beku suatu minyak adalah suhu dimana minyak berhenti mengalir atau dapat juga disebut titik cair yaitu suhu terendah dimana minyak masih mengalir. Pengetahuan mengenai hal ini penting dalam pemakaian minyak pada suhu yang rendah
Gesekan dan Pelumasan
Gesekan akan terjadi bila dua permukaan bahan yang bersinggungan digerakkan terhadap satu sama lain, gesekan itu menyebabkan keausan, dengan melumas berarti memasukkan bahan pelumas antara dua bagian yang bergerak dengan tujuan untuk mengurangi gesekan dan keausan.
a.      Gesekan Kering
Gesekan kering terjadi bila tidak terdapat bahan pelumas. Jadi antara bagian-bagian yang bergerak terjadi kontak langsung. Perlawanan gesekan adalah akibat dari kaitan berturut-turut dari puncak bagianbagian yang tidak rata. Besarnya koefisien gesek ditentukan oleh jenis permukaan yang saling bergeser, koefisien gesek antara 0,3 sampai 0,5. Gesekan kering tidak diperbolehkan dalam peralatan teknik.
b.      Gesekan Zat Cair dan Pelumasan Penuh
Gesekan zat cair terjadi jika antara permukaan terdapat suatu lapisan bahan pelumas yang demikian tebalnya, sehingga puncak-puncak yang tidak rata itu tidak saling bersinggungan lagi. Jadi dalam hal ini tidak terdapat gesekan kering antara bagian-bagian yang bergerak melainkan suatu gerakan zat cair antara lapisan-lapisan bahan pelumas. Besarnya koefisien gesek ditentukan oleh tebalnya lapisan bahan pelumas dan oleh viskositas. Koefisien itu lebih kecil dari 0,03. pelumasan yang terjadi karena gesekan zat cair dinamakan pelumasan penuh atau pelumasan hidro dinamis. Keuntungan yang terpentingdari pelumasan penuh ialah pengausan yang sangat kecil.Terjadinya pelumasan penuh tergantung dari banyak faktor , yaituviskositas dari bahan pelumas, garis tengah poros, kecepatan putarporos, beban, suhu kerja, cara pemasukan minyak, ruang main antara poros dan bantalan, jenis dan sebagainya.
c.      Gesekan Setengah Kering dan Pelumasan Terbatas
Gesekan setengah kering terjadi jika antara permukaan terdapat lapisan bahan pelumas yang demikian tebalnya, sehingga puncak-puncak yang tidak rata masih dapat bersinggungan. Jadi dalam hal ini terjadi gesekan kering sebagian dan gesekan zat cair sebagian. Besarnya koefisien gesek ditentukan oleh jenis bidang yang bergeser terhadap satu sama lain, tebalnya lapisan bahan pelumas dan viskositas serta daya lumas dari bahan pelumas. Koefisien daya lumas kira-kira 0,1. pelumasan yang terjadi pada gesekan setengah kering dinamakan pelumasan terbatas.

Jenis Pelumas
Minyak pelumas yang digunakan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut.
a.      Minyak tumbuh-tumbuhan
Minyak tumbuh-tumbuhan diperoleh dengan cara memeras biji atau buah. Pada minyak tumbuh-tumbuhan yang terpenting dalam teknik ialah minyak lobak (rape oil), minyak biji katun dan biji risinus.
b.    Minyak hewan
Minyak hewan diperoleh dengan cara merebus atau memeras tulang belulang atau lemak babi. Minyak hewan yang terpenting untuk keperluan teknik ialah minyak tulang dan minyak ikan. Minyak tersebut masing-masing diperoleh dari kaki hewan dan ikan. Minyak tumbuh-tumbuhan dan minyak hewan keduanya mempunyai daya lumas yang baik, oleh sebab itu minyak tersebut dinamakan minyak berlemak. Keburukan dari minyak itu ialah cepat menjadi tengit yang berarti bahwa minyak menjadi cepat rusak. Minyak tumbuh-tumbuhan dan minyak hewan hampir tidak digunakan secara tersendiri sebagai minyak pelumas. Akan tetapi karena daya lumasnya baik sekali maka ditambahkan pada minyak mineral.


c.    Minyak mineral
Minyak mineral diperoleh dengan cara distilasi (penyulingan) minyak bumi secara bertahap. Minyak mineral lebih murah dari pada minyak tumbuh-tumbuhan atau minyak hewan, akan tetapi lebih tahan lama dari kedua macam minyak tersebut. Hanya saja daya lumas dari minyak mineral tidak sebaik minyak tumbuh-tumbuhan dan minyak hewan.
d.    Minyak kompon
Minyak kompon itu adalah campuran antara minyak mineral dengan sedikit minyak tumbuh-tumbuhan atau minyak hewan. Campuran ini mempunyai daya lumas yang lebih sempurna dari pada minyak mineral.

Bahan Aditif
Bahan tambahan aditif itu ialah zat kimia yang ditambahkan pada minyak dengan tujuan untuk memperbaiki sifat-sifat tertentu dari minyak yang bersangkutan. Berbagai macam bahan tambahan itu diberi nama menurut sifat yang diperbaikinya dalam minyak.
Jenis bahan tambahan adalah sebagai berikut ;
a.    bahan tambahan untuk menurunkan titik beku.
b.    Bahan tambahan untuk meningkatkan indeks viskositas.
c.    Bahan tambahan pemurni dan penyebar.
Aditif ini menjaga supaya bagian-bagian zat arang tetap tinggal melayang layang dan mencegahnya melekat pada logam, dengan demikian pesawat yang bersangkutan tetap dalam kondisi bersih. Aditif antioksidan mengurangi ketuaan minyak, jadi minyak yang diberiaditif antioksidan tidak cepat mengoksida sehingga pengasaman dapat dicegah. Aditif antikorosi memberi lapisan pelindung pada bagian mesin dengan demikian dapat dicegah termakanya oleh asam yang terjadi dalam minyak.
Aditif dapat mencegah dua bagian permukaan logam yang saling bersinggungan berpadu dan juga meningkatkan daya lumas minyak. Minyak yang diberi aditif peningkat nilai tekanan batas, tahan terhadap tekanan tinggi.

Gemuk
Gemuk adalah produk padat agak cair, umumnya tersusun dari minyak dan sabun disamping metode lain membuat gemuk. Kandungan minyak umumnya antara 75-95%. Gemuk lebih tahan karat, tahan oksidasi, tahan udara lembab dan sebagainya. Kita menggunakan gemuk apabila pemakaian oli mengalami kesulitan karena tidak ada penutupnya. Gemuk bantalan mempunyai struktur halus atau butiran, sedangkan gemuk roda gigi ulet dan berserabut. Untuk roda gigi harus mempunyai adhesi yang kuat pada logam sehingga tidak terlempar keluar dari antara gigi-gigi. Gemuk roda gigi pada kotak roda gigi yang tidak tertutup adalah agar cair sehingga gemuk dapat kembali pada posisi semula. Sesuai dengan jenis logam yang digunakan untuk pelumasan, kita membedakan gemuk sebagai berikut ini.
a.      Gemuk sabun kalsium (gemuk kapur)
Gemuk ini tahan air tetapi tidak tahan suhu tinggi, titik tetesnya terletak antara 90 – 1500 C. gemuk sabun kalsium digunakan untuk pelumasan umum terutama untuk bantalan luncur.
b.      Gemuk sabun natrium (gemuk soda)
Gemuk ini tidak tahan air akan tetapi tahan suhu tinggi, titik tetesnya terletak antara 150 – 2300 C. gemuk sabun natrium digunakan untuk pelumasan bantalan peluru dan bantalan golong.
c.      Gemuk sabun aluminium
Gemuk ini tahan air, akan tetapi tidak tahan suhu tinggi, titik tetesnya terletak pada 900 C. Gemuk ini sesuai untuk penggunaan khusus yang memerlukan perlawanan terhadap daya lempar keluar.
d.      Gemuk sabun litium
Gemuk ini tahan air dan tahan suhu tinggi, titik tetesnya terletak pada180 0 C. gemuk sabun litium digunakan sebagai gemuk serba guna yang berarti bahwa gemuk ini dapat digunakan untuk banyak macam keperluan.
e.      Gemuk basa campuran
Gemuk ini mengandung sabun kalsium dan sabun natrium, sifat gemuk ini tentu saja berada diantara sifat sabun kalsium dan sifat sabun natrium. Gemuk basa campuran digunakan sebagai gemuk serbaguna, akan tetapi tidak mungkin ditempat yang ada air. Suhu kerja maksimum kira-kira 400 C, lebih rendah dari pada titik tetes.
Penggunaan Pelumas
Pelumas dapat digunakan untuk beberapa keperluan antara lain sebagai berikut.
a.      Minyak lumas mesin
Tersedia dalam dua kualitas yaitu bermutu rendah dan tinggi. Bermutu rendah diperuntukkan untuk bagian-bagian yang dapat dilumas dari tempat minyak lumas. Kualitas yang lebih tinggi diperuntukan untuk system sirkulasi (pelumasan bantalan, roda gigi transmisi beban ringan) dimana oli harus berfungsi dalam jangka waktu yang lama, bermutu dan tahan oksidasi. Viskositas yang diberikan untuk bantalan tergantung beberapa factor yaitu; beban, suhu, kecepatan, diameter poros dan system pelumasan.
b.      Pelumasan transmisi roda gigi lurus dan roda gigi cacing
Minyak lumas mineral murni tidak tahan lama untuk pelumas padabeban berat dan beban hentakan transmisi roda gigi dan minyak lumas. Untuk system roda gigi, beban ringan yang terbuka diperlukan minyak lumas yang adhesi dengan logam dan tidak terlempar dari roda gigi. Untuk roda gigi beban berat terbuka, campuran yang mengandung aspal ulet sering digunakan pada suhu yang tinggi.
c.      Minyak lumas motor
Minyak lumas motor bensin mengandung pembersih untuk mencegah mengendapnya kotoran padat dengan menjaganya tetap dalam kondisi bersih.
d.      Minyak lumas silinder uap
Minyak lumas silinder uap harus mempunyai titik nyala yang tinggi dan tidak mengandung bahan yang mudah menguap pada uap panas. Minyak mengandung gemuk tertentu diperbolehkan beremulsi dengan cairan yang bersifat pelumas yang baik, adhesi pada logam cukup baik.
e.      Minyak lumas hidrolik
Dengan alasan keselamatan cairan hidrolik tidak mudah menyala, dan mempunyai kekentalan yang rendah, apalagi untuk system hidrolik yang bekerja di dekat api.

Bahan pelumas untuk mesin kapal dapat diartikan sebagai berikut :
a.      Bahan pelumas berasal dari minyak bumi yang merupakan campuran beberapa organic, terutama hidrokarbon.
b.      Fungsi pelumas adalah mencegah logam bergesekan, menghindari keausan, mengurangi hilangnya tenaga, dan mengurangi timbulnya panas.
c.      Viskositas adalah ukuran tahanan mengalir suatu minyak merupakan sifat yang penting dari minyak pelumas.
d.      Pengujian untuk menentukan viskositas minyak pelumas adalah pengujian Saybolt, Redwood, Engler, dan Viscosity Kinematic.
e.      Gesekan kering terjadi bila tidak terdapat bahan pelumas pada permukaan logam atau metal.
f.       Besarnya koefisien gesek ditentukan oleh tebalnya lapisan bahan pelumas dan oleh viskositas.
g.      Minyak pelumas yang digunakan dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu minyak tumbuh-tumbuhan, minyak hewan, minyak mineral, dan minyak kompon.
h.      Bahan tambahan aditif adalah zat kimia yang ditambahkan pada minyak pelumas dengan tujuan untuk memperbaiki sifat-sifat tertentu dari minyak yang bersangkutan.
i.       Gemuk adalah produk padat agak cair, dengan kandungan minyak umumnya antara 75-95%.
j.        Gemuk lebih tahan karat, tahan oksidasi, tahan udara lembab dan sebagainya.

Minyak pelumas pada suatu sistem permesinan berfungsi untuk memperkecil gesekan-gesekan pada permukaan komponen-komponen yang bergerak dan bersinggungan. Selain itu minyak pelumas juga berfungsi sebagai fluida pendinginan pada beberapa motor. Karena dalam hal ini motor diesel yang digunakan termasuk dalam jenis motor dengan kapasitas pelumasan yang besar, maka system pelumasan untuk bagian-bagian atau mekanis motor dibantu dengan pompa pelumas. Sistem ini digunakan untuk mendinginkan dan melumasi engine bearing dan mendinginkan piston. 
Pada marine engine lubrication oil system dipengaruhi oleh beberapa kondisi operasi kapal seperti trim, roll and pitching serta list. Acuan regulasi untuk sistem pelumas sama dengan system bahan bakar yaitu section 11 rules volume 3.
Dimana hal-hal yang harus diperhatikan antara lain :
-      Jika diperlukan pompa dengan self priming harus dipakai (section 11 H.1.3)
-      Filter pelumas diletakkan pada discharge pompa (section 11 H.2.3.1)
-      Filter utama aliran harus disediakan system control untuk memonitor perbedaan tekanan (section 11.H.2.3.1)
-      Pompa utama dan independent stand by harus disediakan (section 11 H.2.3.5)
Lubrication oil system (sistem pelumasan mesin) didesain untuk menjamin keandalan pelumasan pada over range speed dan selama engine berhenti, dan menjamin perpindahan panas yang berlangsung. Tangki gravitasi minyak lumas dilengkapi dengan overflow pipe menuju drain tank. Lubrication oil filter dirancang di dalam pressure lines pada pompa, ukuran dan kemampuan pompa disesuaikan dengan keperluan engine. Filter harus dapat dibersihkan tanpa menghentikan mesin. Untuk itu dapat digunakan filter dupleks atau automatic back flushing filter. Mesin dengan output lebih dari 150 kw dimana supplai pelumas dari engine sump tank dilengkapi dengan simpleks filter dengan alarm pressure dirancang dibelakang filter dan filter dapat dibersihkan selama operasi, untuk keperluan ini sebuah shutt off valve by-pass dengan manual operasi.
Suatu sistem pelumasan mesin yang ideal harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
-            Memelihara film minyak yang baik pada dinding silinder sehingga mencegah keausan berlebihan pada lapisan silinder, torak dan cincin torak.
-            Mencegah pelekatan cincin torak.
-            Merapatkan kompressi dalam silinder.
-            Tidak meninggalkan endapan carbon pada mahkota dan bagian atas dari torak dan dalam lubang buang serta lubang bilas.
-            Tidak melapiskan lak pada permukaan torak atau silinder.
-            Mencegah keausan bantalan
-            Mencuci bagian dalam mesin
-            Tidak membentuk lumpur, menyumbat saluran minyak, tapisan dan saringan, atau meninggalkan endapan dalam pendingin minyak
-            Dapat digunakan dengan sembarang jenis saringan
-            Hemat dalam penggunaan.
-            Memungkinkan selang waktu yang relatif lama antara penggantian.
-            Memiliki sifat yang bagus pada start dingin.

Prinsip Kerja
Minyak pelumas dihisap dari lub. oil sump tank oleh pompa bertipe screw atau sentrifugal melalui suction filter dan dialirkan menuju main diesel engine melalui second filter dan lub. oil cooler. Temperatur oil keluar dari cooler secara otomatis dikontrol pada level konstan yang ditentukan untuk memperoleh viskositas yang sesuai dengan yang diinginkan pada inlet main diesel engine. Kemudian lubcrating oil dialirkan ke main engine bearing dan juga dialirkan kembali ke lubricating oil sump tank.
Perawatan pelumasan yang tepat pada semua bagian yang bergerak merupakan masalah yang penting sekali dari sebuah mesin. Fungsi dari pelumasan adalah untuk menurunkan atau mengurangi terjadinya keausan antara bagian-bagian yang saling bergesekan, sehingga dapat meningkatkan output tenaga dan service life dari mesin. Bila mesin pelumasannya kurang baik, maka dapat mengakibatkan keausan dan kerusakan pada mesin
Fungsi lain dari minyak pelumas adalah bahan pendingin, menyerap panas dari bantalan-bantalan, silinder dan bagian-bagian lainnya. Selain itu juga lapisan film minyak pelumas pada dinding silinder (cylinder liner) juga harus berfungsi sebagai sebuah seal, sehingga dapat mencegah keluarnya gas-gas pembakaran melewati pegas torak yang akhirnya  menentukan sekali terhadap kerja mesin maupun service life dari mesin tersebut.
Seperti kita ketahui bersama fungsi dari suatu sistem pelumasan adalah untuk menyediakan minyak pelumas yang cukup dan  bersih ke dalam mesin untuk melumasi secara efektif dan cukup terhadap semua bagian yang saling bergesekan dan bergerak yang terjadi di dalam mesin itu sendiri.
Sistem pelumasan ini terdiri dari dua jenis yang biasa digunakan pada motor bakar, yaitu sistem pelumasan karter basah yang pada umumnya digunakan pada mesin-mesin yang berukuran kecil dan sistem pelumasan karter kering yang banyak digunakan pada mesin-mesin stasioner yang berukuran besar. Sistem pelumasan yang dipakai di MV. KARTINI BARUNA adalah jenis pelumasan karter kering, seperti terlihat pada gambar 1.











Gambar 1. Sistem Pelumasan Mesin Induk pada MV. KARTINI BARUNA

Dalam sistem pelumasan sump kering terdapat dua buah tangki pelumas, yaitu tangki edar / sump tank dan karter / crankcase. Tangki edar ditempatkan di luar mesin induk. sebuah pompa minyak lumas dari jenis roda gigi menghisap minyak lumas dari dalam tangki edar, sebelum minyak lumas melewati pompa, terlebih dahulu melewati katup dan filter dari jenis elemen. Setelah dihisap oleh pompa, kemudian minyak lumas ditekan menuju sebuah pendingin sebelum dialirkan ke dalam mesin induk. Di dalam mesin induk minyak lumas ditekan oleh sebuah pompa yang menyatu dengan mesin itu menuju ke semua bagian-bagian yang perlu dilumasi. Setelah itu minyak lumas turun ke dalam karter dan akhirnya kembali menuju tangki edar melewati sebuah pipa. Siklus minyak lumas tersebut berlangsung selama mesin beroperasi.
Pada kondisi lingkungan tertentu dimana suhu air laut sangat dingin, ketika mesin tidak dijalankan, minyak lumas tidak disimpan di dalam tangki edar, melainkan dihisap ke dalam LO. Setting Tank.                   Hal ini untuk mencegah terjadinya pembekuan pada minyak lumas.

B.    Pompa Minyak Lumas
Pompa merupakan sebuah komponen yang digunakan untuk memindahkan minyak lumas dalam sistem pelumasan. Jenis pompa yang biasa digunakan adalah pompa roda gigi dan pompa jenis trikoida (pompa bintang), tetapi pompa dari jenis roda gigi yang paling banyak digunakan. Pompa ini digunakan untuk pelumasan awal / priming dan sebagai pompa sirkulasi minyak di dalam mesin.
Pompa untuk pelumasan awal dioperasikan secara manual dan terpisah dari mesin induk. Pompa ini disebut sebagai pompa transfer karena mampu menghisap atau memindahkan minyak dari tangki edar ke dalam karter. Setelah minyak lumas mengalami siklus dan kembali ke dalam tangki edar, pompa tersebut dimatikan dan secara otomatis peranan pompa ini digantikan oleh pompa sirkulasi yang terdapat pada mesin induk.
1.      Perawatan Pompa Minyak Lumas
Mengingat peranan pompa ini sangat penting dalam sistem pelumasan, maka perawatan sangat diperlukan untuk menjaga agar pompa dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan. Berikut ini adalah pekerjaan yang harus diperhatikan dalam merawat pompa minyak lumas :
a.     Periksa permukaan gigi-giginya terhadap keausan, gejala kavitasi dan kerusakan lainnya.
b.     Periksa permukaan bagian mesin yang bergesekan seperti metal duduk,metal jalan,crankshaft,piston,terhadap gejala kemacetan.
c.      Periksa apakah porosnya sudah aus. Dalam hal ini digunakan serat minyak pelumas, pada umumnya keausan terbesar terdapat pada bagian porosnya yang dikenai sekat tersebut.
d.     Periksa permukaan kontak poros dengan bantalannya. Dalam hal ini dipergunakan bantalan peluru, periksalah bantalannya.
e.     Apabila menggunakan paking, gantilah pakingnya dengan paking yang baru dengan tebal dan dari jenis yang sama, ukurlah dengan teliti.
f.       Periksalah permukaan dalam rumah pompa terhadap kemungkinan korosi, keausan dan kerusakan lainnya.
g.     Periksa katup pengatur tekanan minyak lumas terhadap kelainan yang mungkin terjadi pada dudukan katup-katup, jalan katup dan pegas katup.
2.      Batas Pemakaian Komponen-Komponen Pompa Minyak Lumas
a.     Perbaiki atau ganti roda gigi apabila terdapat kerusakan berat.
b.     Perbaiki atau ganti poros apabila mengalami kerusakan berat.
c.      Bantalan yang sudah longgar atau rusak harus diganti.
d.     Sekat minyak yang rusak harus diganti.
3.      Pengawasan yang Harus Diberikan Terhadap Pompa Minyak Lumas
a.     Pada waktu pembongkaran, periksalah kekokohan baut dan murnya.
b.     Berilah tanda pada gigi yang berpasangan untuk menghindari kesalahan dalam pemasangan.
c.      Perhatikan apakah katup pengatur tekanan minyak bekerja sesuai dengan tekanan yang diminta, tanpa kebocoran dan hal lain yang tidak normal.










                                   



                           (a) tampak depan               (b) tampak samping
 














(c) gambar detail
Gambar 2. Pompa minyak lumas jenis roda gigi
Keterangan :
001.     Casing
002.     Side Cover
003.     Side Cover
101.     Drive Shaft
102.     Driven Shaft
103.     Drive Gear
104.     Driven Gear
105.     Key
106.     Key
107.     Key
110.     Gear Set Ring
201/1.  Bearing Metal
201/2.  Bearing Metal
301.     Coupling
302.     Coupling
304.     Coupling Ring
305.     Coupling Bolt & Nut
380.     Oil Pan
501.     Gland Packing
502.     Teflon Ring
504.     Gland
523.     O – Ring
701.     Safety V. Box
702.     Safety V. Cover
704.     Safety Valve
706.     Safety V. Seat
707.     Safety V. Spring
712.     Spring Carrier
713.     Adjust Screw
714.     O – Ring
717.     Safety V. Cap
718.     Lock Nut
900.     Gasket
970.     Gasket
971.     Gasket








Gambar 3. Pompa minyak lumas jenis trikoida

C.    Pendingin Minyak Lumas
Fungsi dari pendingin ini adalah untuk mendinginkan minyak lumas yang keluar dari mesin setelah melumasi dan menyerap panas dari dalam mesin. Konstruksi dari pendingin ini adalah berbentuk silinder dan di dalamnya terdapat banyak sekali pipa-pipa dari bahan material tembaga. Material tembaga dipilih karena mudah dalam menyerap / menghantarkan panas dan tidak mudah berkarat.
Media pendingin yang digunakan adalah air laut yang dialirkan ke dalam pipa tembaga tadi, sedangkan minyak lumas mengalir di luar pipa. Air laut yang sudah mendinginkan minyak lumas langsung dibuang ke laut, sedangkan minyak lumas yang sudah dingin masuk kembali ke dalam mesin melalui pompa sirkulasi. Sistem pendinginan dengan cara ini disebut pendinginan terbuka. Suhu minyak lumas yang diperbolehkan masuk ke dalam mesin induk setelah mendapatkan pendinginan adalah 50°C - 55°C.






Gambar 4. Pendingin minyak lumas

1.      Perawatan pada Minyak Lumas
Perawatan atau pemeliharaan dari pendingin minyak lumas ini tidaklah serumit dari perawatan pada pompa minyak lumas, karena perawatan khusus dan berkala yang harus dilakukan pada pendingin ini hanya pada pipa tembaga tempat air laut mengalir dari sumbatan lumpur dan kebocoran.
Untuk menghilangkan sumbatan lumpur di dalam pipa cukup dibersihkan dengan udara tekan dari kompresor atau disogok dengan menggunakan rotan. Material besi tidak boleh digunakan apabila akan dibersihkan dengan cara disogok, karena resikonya terlalu besar terhadap kebocoran yang akan terjadi apabila tidak hati-hati.
Untuk menjaga pendingin minyak lumas agar tidak mengalami gangguan, maka periode tertentu perlu diadakan perawatan terhadap bagian-bagiannya. Hal ini dimaksudkan agar pendingin tersebut benar-benar siap pakai serta dapat berfungsi dengan baik. Perawatan dan pemeriksaan ini dilakukan sesuai dengan jam kerja dari pendingin itu sendiri, pengerjaan tersebut diantaranya :
a.     Buka tutup dari pendingin dan bersihkan pipa-pipa dengan cara disogok dengan menggunakan rotan
b.     Memasang zink anode pada tutup pendingin dan afexior sebagai perlindungan terhadap korosi.
c.      Penggantian zink anode bila telah rusak.
2.      Pemeriksaan pada Pipa Pendingin Minyak Lumas
a.     Periksa pipa-pipa terhadap kemungkinan adanya kebocoran atau kerusakan.
b.     Periksa plat sekat aliran air dingin dari kemungkinan kebocoran.
c.      Pengetesan terhadap kebocoran
3.      Perbaikan pada Pendingin Minyak Lumas
Apabila diketahui ada pipa pendingin yang bocor, maka harus segera diambil tindakan perbaikan secepatnya yaitu dengan cara menyumbat saluran masuk dan keluar dari pipa pendingin agar minyak pelumas tidak tercemar dengan air pendingin karena perbedaan tekanan. Berikut adalah cara memeriksa kebocoran yang terjadi dan cara mengatasinya.
a.     Cara memeriksa kebocoran :
1)     Jalankan pompa minyak lumas.
2)     Pompa air laut pendingin dalam keadaan stop.
3)     Buka cerat dibagian air, bila terdapat minyak yang keluar dari cerat ini, berarti ada pipa pendingin yang bocor.
b.     Cara memperbaiki :
1)     Jalankan pompa minyak lumas, beberapa saat kemudian stop. Pompa air laut tetap dalam keadaan stop.
2)     Buka kedua tutup pendingin.
3)     Periksa dari pipa / sambungan mana terdapat kebocoran.
4)     Roll pipa / tambal dengan menggunakan lem baja (Devcon)

D.    Saringan Minyak Lumas
Minyak lumas yang keluar dari mesin dalam keadaan panas dan kemungkinan mengandung kotoran besi atau lainnya. Oleh karena itu, untuk membersihkan minyak pelumas dari kotoran-kotoran padat tersebut digunakan sebuah saringan / filter. Saringan ini hanya bisa memisahkan minyak lumas dari kotoran-kotoran padat saja, sedangkan air tidak bisa.
Jenis saringan minyak lumas yang digunakan di MV. KARTINI BARUNA adalah jenis elemen. Saringan ini dibersihkan dari kotoran-kotoran setiap 50 jam kerja dengan cara dicuci menggunakan oil dispersant yang dicampur dengan air atau bisa juga dibersihkan dengan menggunakan minyak ringan atau minyak cuci. Selain dari elemen yang harus dibersihkan, rumah saringannya pun harus dicuci, sementara itu periksalah keadaan dari elemen dan minyak pelumasnya. Apabila terlihat adanya kotoran, serbuk logam berwarna putih atau warna tembaga, maka hal itu menunjukkan terjadinya keausan pada bantalan-bantalannya. Kalau diperkirakan sudah parah, maka segeralah lakukan perbaikan.










Gambar 5. Saringan Minyak Lumas
E.     Purifier Minyak Lumas
Purifier merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan minyak pelumas dari kotoran padat dan air. Purifier ini bekerja secara sentrifugal, prinsip kerjanya adalah berdasarkan dari perbedaan berat jenis antara minyak lumas, air dan kotoran padat.
Minyak lumas yang berada dalam sump tank dihisap oleh pompa, lalu masuk ke pemanas, untuk dipanaskan. Pemanas disini dipergunakan apabila memasuki daerah pelayaran yang bersuhu rendah. Karena MV. KARTINI BARUNA hanya bertugas pada daerah beriklim tropis, maka pemanas tidak dipergunakan. Temperatur minyak lumas dari sump tank kira-kira 50°C sudah bisa dibersihkan oleh purifier MV. KARTINI BARUNA memakai minyak pelumas SAE 40.
Spesifikasi purifier yang digunakan di MV. KARTINI BARUNA adalah sebagai berikut :
Westfalia Separator ( S.E.A ) pte.
Model               :    OSC 4-02-006/4CP
Capacity           :    600 liter/hour
Revolution        :    2900 rpm
K.W                   :    6.0KW
a.      Perawatan Purifier Minyak Lumas
Perawatan Purifier ini dilakukan menurut jam kerja yang telah ditentukan oleh pabrik pembuatnya.
Pekerjaan yang perlu mendapat perhatian adalah :
1)     Bersihkan bowl / mangkuk dan piringan-piringannya.
2)     Bersihkan lubang saluran keluar kotoran.
3)     Bersihkan lubang pengatur air pada bowl / mangkuk dari kotoran yang menyumbat.
b.      Pemeriksaan Purifier
1)     Periksa kanvas kopling antara motor listrik dengan poros Purifier.
2)     Periksa karet / seal pada bowl.
3)     Periksa pipa saluran Purifier dari kebocoran-kebocoran.
4)     Periksa oil seal dari pompa.
c.      Perbaikan Purifier
1)     Pipa-pipa saluran yang bocor segera diperbaiki.
2)     Periksa dan kencangkan baut-baut pondasi.
3)     Penggantian terhadap paking yang rusak.




















Gambar 6. L/O Purifier Sparator

F.     Pemilihan Minyak Lumas
Pemilihan minyak lumas haruslah berdasarkan buku petunjuk yang diberikan oleh pembuat minyak lumas tersebut, juga disesuaikan dengan putaran dan beban kerja dari mesin induk. Pengontrolan pemakaian dan pemilihan dimulai dari penerimaan berapa jumlah dan sifat-sifatnya. Data-data ini dijadikan pedoman sebagai pemilihan dan pemakaian yang akurat. Pada pelaksanaan pemakaian minyak lumas untuk mesin induk kapal haruslah dikontrol, sejauh mana dan berapa banyak pemakaian yang sebenarnya. Jika terjadi penyimpangan, perlu diteliti dan diperiksa secepat mungkin.
Pemilihan dan jumlah pemakaian minyak lumas dimasukkan dalam jurnal pemakaian minyak lumas (Oli Record Book) sebagai pedoman untuk pemesanan pada periode berikutnya. Dengan adanya pemakaian dan tindakan-tindakan perbaikan apabila terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan ketentuan.
Jenis-jenis minyak lumas dapat digolongkan berdasarkan bahan dasar (Base On), bentuk maupun tujuan penggunaan bahan pelumas. Hal ini pun tergantung dari beban kerja yang terjadi di dalam mesin. Pemilihan minyak lumas harus disesuaikan dengan kondisi dan beban kerja mesin agar pemakaian tidak merugi.
Untuk memenuhi persyaratan tersebut di atas, maka minyak pelumas digolongkan menjadi beberapa jenis, sesuai dengan berat tugasnya masing-masing. Menurut American Petroleum Industries (API). Minyak lumas dengan klasifikasi DG menunjukkan kebolehannya melayani beban biasa, DM untuk beban sedang dan DS untuk beban berat. Sedangkan kekentalan minyak lumas yang dianjurkan dipakai untuk berbagai temperatur lingkungan ditunjukkan pada tabel berikut ini.



Tabel nilai SAE untuk kekentalan minyak lumas
SAE viscocity number
Maximum CCS viscocity


Max. borderline pumping temperature 0°C
Vk. 100 cst
,°C
Vd (Poise)
Min.
Max.
0 W
-30
32,5
35
3,8
-
5 W
-25
35
30
3,8
-
10 W
-20
35
25
4,1
-
15 W
-15
35
20
5,6
-
20 W
-10
45
15
5,6
-
25 W
-5
60
10
9,3
-
20
-
-
-
5,6
<9,3
30
-
-
-
9,3
<12,5
40
-
-
-
12,5
<16,3
50
-
-
-
16,3
<21,9
60
-
-
-
21,9
<26,1


Tabel Minyak Lumas yang Direkomendasikan
 






















Tabel Karakteristik Minyak Lumas

Nama
Spesifikasi
No. SAE
Grafitasi Spesifik
Minyak Lumas
Pada 60 F
A
Minyak mobil, ringan
10
0,8894
B
Minyak mobil, sepanjang tahun (all year)
20
0,9036
C
Minyak mobil, menengah
20
0,9254
D
Minyak diesel, menengah
30
0,925
E
Minyak mobil, berat
40
0,9275
F
minyak diesel, berat
40
0,9285
G
Minyak pesawat terbang, 100
60
0,8927
H
Minyak transmisi, stok jernih (bright)
110
0,9328
minyak silinder diesel








BAB IV
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Dari laporan  tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa:
1.      Sistem pelumasan yang dipakai pada MV. KARTINI BARUNA adalah sistem pelumasan sump kering.
2.      Jenis pompa minyak lumas yang digunakan di MV. KARTINI BARUNA adalah pompa roda gigi dan pompa jenis trikoida
3.      Jenis pendingin minyak lumas yang digunakan pada MV. KARTINI BARUNA  adalah jenis tabung (tube) dengan media air laut sebagai pendinginnya.
4.      Jenis saringan minyak lumas yang digunakan di MV. KARTINI BARUNA  adalah jenis elemen.
5.      Purifier minyak lumas yang digunakan di MV. KARTINI BARUNA adalah Westfalia Separator AG,OSC4-02-006/4CP
6.      Pemilihan minyak pelumas berdasarkan kegunaan dan SAE dari minyak lumas tersebut.





B.     Saran
1.      Sebelum menjalankan mesin induk lakukan pemeriksaan terhadap jumlah minyak lumas pada tanki pengumpul / sump tank.
2.      Segera lakukan penambahan apabila minyak lumas berkurang serta cari penyebabnya.
3.      Lakukan pemeriksaan terhadap kondisi minyak lumas yang bercampur kotoran dan air.
4.      Lakukan penggantian minyak lumas bila diperlukan atau pada periode yang ditentukan.
5.      Bersihkan filter minyak lumas sesuai periode yang ditentukan.
6.      Lakukan perawatan pada pompa minyak lumas serta purifier secara rutin.
7.      Gunakan minyak lumas sesuai dengan putaran dan beban kerja dari mesin.


DAFTAR PUSTAKA
Arismunandar, W dan Kuichi Tsuda, 1983, Motor Diesel Putaran Tinggi, Paramudya Paramita, Jakarta.

Karyanto E, 1986, Teknik Perbaikan, Penyetelan, Pemeliharaan, Trouble Shooting Motor Diesel, Pedoman Ilmu Jaya, Jakarta.

PRIAMBODO IR.BAMBANG,1995,Operasi Dan Pemeliharaan Mesin Diesel,JAKARTA,PENERBIT ERLANGGA

Suharto, 1991, Manajemen Perawatan Mesin, Rimeka Cipta, Jakarta.

Sujanto, 1982, Pesawat kapal 1, Jakarta.

V.L Maleev, M.E. Dr.A.M dan Priambodo B, 1986, Operasi dan Pemeliharaan Mesin Diesel, Erlangga, Jakarta.

Yanmar Diesel, 1980. Buku Petunjuk Mesin Diesel Yanmar, PT. Yanmar Indonesia, Jakarta.

Sumber dari internet :

http://www.maritimeworld.web.id/2011/02/sistem-pelumasan-padaq-kapal.html